Oleh Laily Maharani (@maharaniezy)
maharaniezy.tumblr.com
Sepi. Banget. Gelap. Dingin. Aku pulang. Mengendap-endap.
Rambut bau rokok. Baju sedikit acak. Parfum campur keringat.
Mengerling sedikit. Ada kaca. Aku terperangah.
Tampangku terlalu binal. Full-eye mascara. Wonderlash.
Lipstick red-light. Like snow-white. Kontras.
Full foundation. Beige. Blush on. Fairy-pixie series.
Eye-shadow. Pretty up colour. Plus blue contact lense.
Kamisol melorot sedikit. Kendur. Habis ditarik om-om.
Di tengah keramaian. Pesta meriah diskotik. Bareng teman-teman.
Biarpun bukan teman sebenarnya. Mereka cuma pengusir sepi.
Alat anti-galau. Bukan best-friend. Yang penting senang.
Mendekat ke cermin. Itu bukan aku. Itu orang lain. Tentu saja.
Aku sedang menjadi orang lain. Cuma diperlukan sedikit make-up remover.
Untuk kembali. Untuk menjadi aku lagi.
Nafasku mengembun. Iya di cermin.
Bau tequilla. Keras sekali. Tapi aku tidak mabuk.
Aku cuma senang-senang.
Dari belakang ada bayangan. Oh cuma ibu. Seperti biasa.
Dia menatapku prihatin. Atau geleng-geleng kepala. Kadang berdecak.
Dia pikir aku peduli. Kita sudah lama tidak cocok.
Buat apa masih tinggal bareng.
Hey bu ! Dunia kita berbeda. Aku terlalu modern.
Terlalu congkak. Terlalu sibuk dalam glamour.
Aku sudah terlalu rusak. Bahkan untuk menjadi anakmu !
Tapi tampaknya kau tidak peduli.
Ini bukan perang. Ini cuma perselisihan.
Ibu-anak beda dunia. Yang pura-pura saling tidak peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!