Oleh : Rizka Hany (@hotarukika)
Kejujuran seringkali menyakitkan tapi kepura-puraan perlahan membunuh.
Kau…
Jika memang benar dirimu hanyalah pura-pura, tentu hatiku sudah benar-benar mati sekarang. Dengan harapan yang kau lambungkan tinggi sejak lama namun tetiba kau hempaskan begitu saja. Sakitnya luar biasa.
Kepura-puraan hati dan pikiranmu menuju padaku. Apa maksud dibalik itu? Menertawakan aku di balik punggungku? Jika dulu kau jujur padaku, aku akan menahan hatiku agar tidak terus berjalan menujumu. Aku akan menahan pikiranku menyusun skenario hidup bersamamu. Tapi kau pura-pura. Dan aku dengan dungunya percaya.
Kau sembunyikan kejujuran dan masalah lalu membungkusnya dengan kertas kado manis. Apa yang kau harapkan? Agar aku tidak lagi menangis? Apakah kau tahu, bahwa hatiku sekarang mati dengan tragis?
Lalu, kau mengakui segala kepura-puraan. Membuat segala yang kau lontarkan sebelumnya semacam tipuan belaka. Tak ada lagi yang bisa aku percaya. Tapi hingga tarikan nafasku kini, aku masih berharap kepura-puraanmu hanyalah pura-pura. Harapan yang aku amankan di sudut hatiku terdalam.
Kini, akulah yang hidup dalam dunia pura-pura. Berjalan penuh semangat namun tanpa tujuan. Tersenyum begitu bahagia menahan tangisan dengan membekap hati yang menjerit perih. Aku sudah gila. Hanya karena satu kata pura-pura. Tapi kegilaan itu nyata.
Tapi, apakah kau tahu? Hanya Tuhan yang memahami, bahwa segala kepura-puraanku itu hanya pura-pura. Seperti milikmu. Ya, aku harap begitu.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
Tulisan indah itu kenapa harus muncul saat patah hati ya? Masih ga habis pikir sampai sekarang :|
BalasHapusah, kayaknya engga juga... kalau lagi bahagia juga pasti tulisannya indah. tapi biasanya ada sedikit rasa iri ama yang baca jadi sekilas aja gitu kerasa indahnya. kalo baca cerita sedih, ada rasa empati di dalamnya jadi ngena di hati... apalagi kalo senasib, beuh gue banget gitu ;p
BalasHapusitu sih teori suka-suka. suka-suka banget! hehe...
Tulisan patah hati ngena soalnya kita semua pernah ngalamin. Mau lagi jatuh cinta juga, kalau baca tulisan galau pasti manggut-manggut juga. Iya, kalau lagi jatuh cinta, tulisannya indah tapi ga semua orang mau baca karna ya itu... Sirik bin iri :))
BalasHapus