Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 26 Desember 2010

..DIAH PHITA LOKA..

Oleh : Adyta Purbaya (@dheaadyta)



Nama nya DIAH PHITA LOKA. dan sekarang, dia nyaris berusia empat puluh lima tahun.

Dia seorang ibu rumah tangga. ITU SAJA! tanpa pekerjaan sampingan tambahan lainnya. Dia hanya seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang putri.

meskipun dia pernah bermimpi lebih, bermimpi menjadi wanita karier, bermimpi menjadi banker. Tapi sekarang dia hanya lah menjadi seorang ibu rumah tangga.

Lahir dan dibesarkan di Belinyu, Bangka. Dari keluarga sederhana. Dia dididik untuk jadi anak yang mandiri, tidak suka berfoya-foya, dan selalu menghargai apa yang dia punya.

Dia selalu menceritakan kepada ketiga puteri nya, bagaimana dulu rasanya harus bangun pagi setiap hari dan membantu ibundanya menyiapkan segala kebutuhan – termasuk mengurus keempat adiknya. Dia adalah sulung dari lima bersaudara.

Dia selalu menceritakan kepada ketiga puterinya, bagaimana rasanya tidak punya uang untuk membeli apa yang dia inginkan – karena dia bukan berasal dari keluarga yang mampu. Dia selalu menceritakan, bagaimana untuk membeli barang yang diimpikan, maka dia harus bekerja membantu ibundanya berjualan kue (dan sebagainya) lalu kemudian menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya cukup untuk membeli barang yang diinginkan itu.

Dia selalu mengingatkan kepada ketiga puterinya, bagaimana harus bersyukur atas segala apa yang dimiliki. Atas nikmat pendidikan, kesehatan, materi yang berkecukupan, ayah yang baik dan tidak pernah marah. Karena dulu, dia bahkan tidak bisa membeli semua buku kuliah yang dibutuhkan – dia hanya mampu membeli sepertiga dari yang dibutuhkan. Tapi nyatanya dia tetap pintar ;)

Dia memang seorang ibu yang cerewet. Selalu memarahi ketiga puteri nya untuk ini dan itu, bahkan untuk kesalahan kecil sekalipun. Itu tanda sayang yang bisa dia berikan kepada puteri-puteri nya. Dia hanya takut sesuatu yang buruk terjadi kepada tiga buah hatinya.

Dia adalah ibu yang sangat detail mengurusi semua keperluan ketiga puterinya, semua baju, semua buku, semua benda yang ketiga puterinya inginkan, segala hal.

Dia bukan seorang ibu yang protektif. Dia bahkan tidak pernah berkata TIDAK untuk setiap kegiatan baik yang akan diikutkan oleh ketiga puterinya. Dia bahkan akan menjadi supporter utama saat salah satu dari ketiga puterinya mengikuti kegiatan.

Dia bukan seorang ibu yang pelit, meskipun dia selalu meminta detail penggunaan atas uang yang diminta puterinya. Dia hanya mengajarkan kepada ketiga puteri nya untuk tidak boros dan menghambur-hanmburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu.

Dia tidak pernah meminta ketiga puterinya membantu dia dalam mengurus semua keperluan rumah, seperti mencuci piring, menyapu atau mengepel, dan sebagainya. Tidak pernah sama sekali! dia mengerjakan semua itu sendiri. Dia hanya menuntut ketiga puterinya untuk belajar dengan baik, dan menghasilkan prestasi yang baik. itu saja sudah cukup untuk menebus semua kelelahan mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Dia seorang ibu yang baik.

Dia mengingatkan, mengajarkan, dan menanamkan hal-hal baik bagi ketiga puterinya.

Dia membuat puteri sulung nya berhasil meraih prestasi membanggakan selama masa SMA. Olimpiade akuntansi, olimpiade Ekonomi, juara kelas, anggota Pramuka, jurnalis kota, lulus SNM-PTN. Dia bahkan menangis haru ketika akhirnya gadis sulungnya berhasil menerbitkan sebuah novel karya sendiri.

Dia membimbing gadis tengah nya untuk selalu berada dalam koor yang benar. Dia selalu mengingatkan gadis tengah nya untuk mencontoh apa yang sudah anak sulung nya lakukan. Dia tidak pernah melarang semua kegiatan porsitif yang dilakukan gadis tengah nya, dia bahkan orang pertama dirumah yang menyetujui ide gila si gadis tengah untuk ikut berkemah di daerah yang sangat jauh.

Dia mengajarkan dan menanamkan hal-hal baik kepada si bungsu. Memarahi si bungsu ketika tidak bisa menyelesaikan PR matematika nya. MEmbentak ketika si bungsu membawa pulang raport mid semester dengan tiga nilai mata pelajaran yang tidak lulus SKBM. Tapi dia juga yang memeluk ketika si bungsu menangis, memarahi teman-teman yang mengganggu si bungsu. Dia lah yang selalu menuruti semua kehendak si bungsu tanpa pengecualian.

Dia yang selalu tidak pernah lelah mendoakan ketiga puteri nya dalam setiap doa seusai shalatnya.

Dia-lah yang selalu berbisik di telinga saya “Kamu bisa, nak…”

Namanya DIAH PHITA LOKA.

dan dia adalah ibu saya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!