Oleh: Yolanda Ryan Armindya (@yolanryan)
Siapakah aku yang berani mencintaimu diam-diam?
Hanya seorang gadis yang hampir dewasa pikirmu
Hampir katamu? Memang seperti apa kriteria dewasamu?
Atau mungkin lebih tepatnya, seperti apa cinta yang dewasa menurutmu?
Akhir-akhir ini kita jarang berjumpa, ya tentu saja bukan dalam arti sebenarnya karena aku hanya dapat melihatmu dari layar kaca.
ah, jika kalian berpikir dia selebritis maka hentikan saja niat kalian membaca tulisanku ini karena bukan, dia bukan aktor, penyanyi, ataupun pencari sensasi di infotainment.
Dia bukan pula sutradara, anak band, atau presenter..mungkin untuk yang terakhir tadi kusebutkan itu hampir mendekati profesinya, presenter ya presenter berita maksudku.
Aku gila? Tidak, aku setengah gila? Mungkin saja, atau aku tergila-gila? Belum sampai taraf itu sepertinya. Yang kutahu semua berita yang ia bacakan adalah mengenai problematika di negeri yang gila ini.
Siapakah aku yang berani mencintaimu diam-diam?
Hanya seorang dari beribu gadis followermu di twitter?
Beribu gadis? Wah sepertinya aku memang harus berpikir sejuta kali lebih banyak
Berpikir untuk mengetahui dan menemukan cinta yang dewasa versimu
Hari ini kau mengenakan setelan jas necis seperti biasa, dengan dasi biru langit itu kau nampak cerah secerah langit musim panas yang diimpikan penduduk negeri gila ini karena beberapa hari ini langit tampak muram, entah kenapa, mungkin kau tahu, dia hanya sedang bertengkar dengan matahari.
Ah ya aku sudah menemukan suatu kemajuan dari perasaanku ini terhadapmu, senyummu yang membuat aku dapat menemukan cinta lagi, pada akhirnya.
Cinta?
Apa cinta yang membuatku selalu ingin tahu kau sedang apa di jam berapa saja?
Apa cinta yang memberanikan diriku untuk melangkah masuk ke sebuah kedai minuman mewah itu?
Apa cinta yang membawaku kepada segelintir kicauanmu yang pada akhirnya membuatku tahu sedikit banyak tentang pribadimu?
Dan apa cinta juga yang menunjukkanku seorang wanita cantik penyuka selai stroberi yang ternyata adalah bagian dari hidupmu masa kini?
Mungkin Plato bangga sekali dengan diriku ini karena aku mengidap cinta platonis yang sama sekali disentuh pun tidak bisa. Aku, si pencinta utama bahkan ditolak sebelum kuutarakan sebuah sajak. Jangankan sajak, kicauan pun aku tidak lagi bisa. Dirimu yang tidak lagi kosong sungguh berbanding terbalik denganku yang saat ini kosong. Siapa lagi yang akan mengisinya? Akupun tak tahu. Yang aku tahu, aku harus segera menghentikan kicauan-kicauan tentangmu dan membiarkan diriku beristirahat sejenak, walau dengan luka tertinggal. Ya, suasana hatiku ini kunamakan Rest In Pain.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
sekarang bila kau sudah tidak bertanya lagi
BalasHapuskukatakan padamu aku adalah aku
jadikan aku seperti yang kau mau
datangi aku dari jalan yang kau mau..
bila kau mau, aku adalah
waaah aku ditemani oleh "buku", terimakasih :)
BalasHapus