Oleh: giovaniharyadi
Alia.
Gue suka pada dia.
Tinggi, putih, cantik dan pintar. Sayangnya dia sahabat gue dari smp. Kita saling berbagi dan berpikir sejak mengikuti lomba pidato di kelas dua.
Termasuk untuk pindah dari smp swasta penuh fasilitas ke sma negeri. Kita bosan dengan pamer kemapanan teman-teman. Alia dan Gue bukannya iri, kita termasuk yang mempunyai orang tua mapan. Kedua orang tua kami adalah pengacara sukses dengan bayaran per jam yang sangat tinggi.
Kita hanya ingin mencoba hidup yang berbeda dan lebih berbaur. Karena itu pindah dari kelompok elit yang telah menjadi bagian dari kami selama 12 tahun. 10 untuk alia karena 2 tahun pertama sekolah dasar alia di perancis.
Tetapi belakangan ini Gue malah jatuh cinta. Kita memang lebih sering ngobrol sejak sma. Semakin dekat sehingga Gue sedikit menyalahgunakan kedekatan ini.
Misalkan Gue bertanya tentang mau kemana dia week end ini. Jika dia jalan-jalan ke mall, maka Gue ikutan. Sekedar melihat dia dari jauh. Melihat dia tertawa atau sekedar mengikat rambut saja sudah cukup. Walaupun di sekolah Gue dapat lebih puas melihat dia, ada perasaan berbeda memandangi dia dari jauh.
Malah Gue sengaja nongkrong di depan tempat les bahasa prancis sore hari. Sama, hanya untuk sekedar melihat dia. Tentu saja dari kejauhan.
Keesokannya, Gue kembali menjadi teman biasa dia di sekolah. Begitu seterusnya.
Ternyata melihat dari kejauhan tidak cukup. Akhirnya Gue membuat akun email baru dan mulai mengirimkan email. Mengapa email? Karena teknologi push mail blackberry Alia dan lebih aman untuk tidak ketahuan.
Satu, dua email sapaan tidak digubris. Akhirnya Gue mencoba lebih personal lagi, tentang les prancis dia, tentang prestasi dia di sekolah atau tentang anjing pudel. Alia sangat suka anjing jenis itu.
Tidak digubris juga.
Akhirnya Gue sempat menyerah dan mencoba berhubungan normal kembali. Sampai suatu ketika ibunya Alia terkena kanker paru-paru.
Gue berusaha semaksimal mungkin mendukung Alia. Sekedar memberi semangat, mengantar dia ke rumah sakit sampai menemani dia semalaman di rumah sakit. Sebagai gue pribadi atau sebagai Gue yang satunya lagi.
Untung saja nyokap Alia membaik apalagi setelah berobat dari Guangzou. Dan setelahnya, untuk pertama kali dia membalas email gelap dari Gue.
Pendek saja, "terima kasih."
Seminggu setelah nyokapnya kembali ke rumah, Alia mengajak Gue nonton dan makan.
"Hitung-hitung makasih ke lu, juga udah lama Gue ngga nonton." Kira-kira begitu alasannya.
Setelah nonton akting Jhonny Deep yang oke di The Tourist, sekitar jam 9 malam kami sekedar menikmati kopi di starbuck.
Ngobrol macam-macam. Lalu alia melihat blackberrynya, mengerutkan dahi sebentar lalu kembali menatap Gue.
"Eh lu tau kan Gue suka ikut writing seassion, yang dari twitter itu."
Gue hanya mengangguk.
"tema malam ini secret admirer. Hmm lu pernah punya atau ngerasa punya ngga?"
Gue menggeleng, "kagaklah al, kalopun ada Gue keknya ngga peduli." Gue jadi ingat sama peran Gue yang satu lagi dan mendadak balik bertanya, "Lu gmna?"
"Eh Gue? Ada satu keknya."
Mendengar pengakuan Alia gue jadi tersenyum sendiri. Ternyata ada orang lain yang tidak terlalu pintar jadi secret admirer nya alia. Dia ketahuan dan Gue tidak.
"Haha, hmmm berarti lu tau siapa fans gelap lu al?"
Alia mengangguk.
"Siapa al?"
"Elu." Jawab Alia pendek.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
menohok. ending yang keren! :D
BalasHapus