Oleh: Rofianisa
http://blabbermouthdisease.tumblr.com/
Writing Session sesi Pararel
Malam menjelang Ramadhan. Dania menghapus make-up yang sesorean ini ia kenakan, lalu mengambil air wudhu dan bergegas ke masjid komplek di dekat taman. Dengan hati patah ia berhati-hati melangkah menuruni undakan teras yang basah. Satu jam yang lalu langit seperti tumpah, membuat hatinya semakin yang gundah.
Tadi sore ia baru putus dengan pacarnya. Pria yang telah ia persembahkan kesuciannya...
...
Rama meletakkan gitarnya diatas meja ketika mendengar adzan di kejauhan sana. Ah, Isya telah tiba. Ia melangkah ke lemari sembari melepas kemeja, menggantinya dengan koko sutra pemberian ibunda dari seberang tanah Jawa. Di balik kaca ia melihat bayangan dirinya, sendirian, balik menatapnya dengan bangga.
Biro konsultan arsitek miliknya baru saja memenangkan sayembara.
...
Langit gelap tanpa bintang, jalanan senyap berdebu. Hatinya kelabu. Ingin rasanya mengadu. Kepada tiang lampu di tengah median ia melipur lara. Mengais asa, mengemis tawa. Tapi Tuhan seperti mati rasa. Benarkah?
Sebuah doa patut dicoba. Dilangkahkan kaki pincangnya menuju bangunan bulat bermenara.
...
Hampa, duka, lara, kecewa.
Rindu, bahagia, haru, bangga.
Semua tumpah ruah di bawah kubah nan megah. Umat berserah, meminta berkah.
Seorang wanita menangis terisak. Dihibur pak tua yang tampak bijak.
Seorang pria muda bersila bertafakur, mulutnya tak henti mengucap syukur.
Seorang pengemis bau bersujud lama di atas karpet biru. Nafasnya satu-satu.
Dan Tuhan mereka dengan sederhana mengajarkan berbagai macam rasa di dalam satu irama. Dalam satu senyawa waktu, bersama. Dengan entah siapa.
Dan Tuhan menerima taubat dan memberkati puji bagi mereka yang tulus meminta kepadaNya.
…
Selamat menunaikan ibadah puasa, semua.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
bagus! Sederhana tapi mengena banget. Sampe merinding nih bacanya
BalasHapussimpel, tapi bagus. susunan bahasanya juga oke :)
BalasHapusKata pertama di benak saya, INDAH!. Tidak mudah untuk menggambarkan sesuatu yang bersifat paralel, namun penulis telah berhasil dengan kesederhanaan penulisannya menyampaikan arti paralel dalam konteks religius.
BalasHapusParalel sendiri memiliki arti sejajar. Penulis berusaha menyampaikan makna terdalam hubungan Sang Pencipta dengan umatNya. Dimana umatNya adalah sejajar semua di mataNya. Semua manusia dengan keadaannya diterima dirumah Tuhan sama dan sejajar. Tidak ada yang lebih baik maupun lebih jelek. Pencerahan yang indah di awal bulan Ramadhan. Walaupun saya bukan umat Muslim, namun saya menikmati keindahan bulan Ramadhan,
halo terimakasih yaa. :)
BalasHapussetuju banget sama komen2 di atas ... simple, yet meaningful! :) :) aku gak tau harus komen apa ... hehehe... i love this story! ;) ;)
BalasHapusAAAAAAAAAAA. SAYA SUKA BANGEEEEEET.
BalasHapuskarakterisasinya yang cuma dua paragraf per tokoh entah gimana berhasil mengungkapkan lebih dari apa yang biasanya diceritakan dalam puluhan baris <3.
dan yang bikin saya lebih kagum adalah penggunaan rima yang luar biasa. pas banget kata-katanya. makin indah rasanya <3.
padahal biasanya saya nggak begitu suka sama fiksi berima (mengingatkan kenangan buruk akan pelajaran bahasa indonesia orz), tapi saya suka semua yang ada disini. sampesampe saya nggak tau mau pilih fave line yang mana. semuanya bagus sih ;P.
oh dan kisah ini memiliki apa yang biasanya nggak ada di cerita-cerita lain: moral yang dalam. salut sama author.
uhh saya nggak bisa berhenti ngulangngulang baca ini.
bagus banget...
BalasHapusmomen-nya pas!
salam kenal :)
haloo icha samalm kenal juga, kamu anak itb yaa? :)
BalasHapushuhu, baru baca lagi..
BalasHapusiya rofi-eh-apa anisa? :)
Great!!
BalasHapus