Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 12 Agustus 2010

"Negeri Penenun Hujan"

Oleh: Irna Rianty
Inspired by the song "Penenun Hujan" by Frau
http://irnagranger.blogspot.com/2010/01/negeri-penenun-hujan-langit-hari-itu.html
Langit hari itu terlihat tak begitu bersahabat.. awan hitam bergelayut sendu seakan ingin menumpahkan semua tetes air mata yang dibendungnya selama ini, layaknya seorang gadis yang tak mampu lagi menahan segala emosi.. tapi di tengah kemurungan alam yang menyelimuti.. 2 bocah itu malah terlihat sangat menikmatinya… tak ada kebimbangan.. tak ada ketakutan.. tak ada kekhawatiran yang terpancar dari kedua bola mata mereka.. bahkan si gadis kecil menari lincah tanpa beban layaknya seorang peri yang menarikan tarian hujan… dan si anak lelaki menatap dengan penuh kekaguman seperti seorang penggemar yang memperhatikan sang idola.. tak lama kemudian tetes-tetes hujan mulai berjatuhan.. alih2 mencari tempat berteduh, si anak perempuan malah menarik tangan bocah lelaki itu dan mengajaknya untuk menari bersama.. walau tariannya lebih terlihat seperti gerakan zombie yang tak beraturan.. tapi mereka sangat menikmatinya hingga terdengar derai tawa yang ceria…

Kejadian itu sudah bertahun2 lamanya, saat mereka tak pernah punya rasa takut atau apapun yang mampu membawa kegundahan di hati.. saat yang mereka tau hanyalah kebahagiaan tanpa konsekwensi apa2.. tapi sekarang semua berubah saat mereka mulai beranjak dewasa.. tak banyak kebahagiaan yang mampu dirasakan, karna sebagian besarnya sudah ditempati oleh rasa takut dan kekhawatiran.. mereka sudah memasuki dunia dimana tak banyak waktu yang tersedia untuk melakukan kesenangan pribadi.. walau demikian, masih ada 1 rasa yang masih tersisa dari dunia kanak2 mereka.. mereka masih saling menyayangi tanpa tau apa alasannya.. tanpa ada sebab nyata yang membuat semua itu tetap bertahan.. tanpa ada paksaan atau tekanan.. kasih sayang tulus yang selalu terjaga, tanpa ada penjaga.. tapi sayangnya jalan yang terbentang tidaklah seindah pelangi yang muncul ketika hujan mulai mereda.. melainkan bagai hutan yang dilingkupi kabut yang mengacaukan penglihatan sehingga kita tak tahu harus menempuh jalan yang mana…

Kisah mereka tidaklah seindah dongeng Cinderella.. atau Beauty & the Beast yang berakhir bahagia.. tapi lebih seperti pengalaman hidup si putri duyung yang berakhir menjadi buih… hanya saja.. putri duyung berasal dari kerajaan bawah laut.. sedangkan pemeran wanita dalam cerita ini bukanlah siapa2, bahkan tidak jelas kedua orang tuanya… banyak yang mengatakan bahwa gadis ini adalah titipan peri… dan tidak sedikit juga orang2 yang menghujat bahwa ia adalah titisan iblis yang berencana ingin merebut kekuasaan sang raja.. tapi si gadis selalu terlihat tak peduli pada pendapat masyarakat.. dia seperti memiliki dunianya sendiri dan hanya Ia yang mengerti.. dia tidak banyak bicara, tapi ketika menari dia seakan bercerita.. menumpahkan semua emosinya pada dunia tanpa perlu mengucapkan sepatah kata…

“Freya.. lihat ga awan itu..?? dia seolah takut mendekat kalo kamu mulai bersedih.. jadi senyum donk karna aku akan tetap disini..”
“Tristan.. kamu itu bukan tawanan yang harus terpenjara selamanya.. kamu adalah sebuah bintang yang bebas untuk memutuskan apapun.. kau berhak untuk tetap berada diatas sana dan dikagumi oleh orang2.. maka jangan pernah terburu2 untuk memutuskan menjadi sebuah bintang jatuh dan akan terlupakan selamanya… karna setelah itu kamu ga akan bisa lagi merangkak keatas… kesempatan itu hanya datang sekali, maka berhati2lah…”
“Ga ada sedikitpun keraguan untuk jadi bintang jatuh Freya… karna ketika jatuh, ia akan memiliki cahaya yang sangat indah.. walau berlalu cepat.. orang2 akan tetap mengenangnya…
“kamu bahkan ga kenal aku yang sebenarnya..”
“ga perlu tau DNA mu untuk jatuh cinta sama kamu Feyaaaa….”
”Terserah.. Aku cuma mau mengingatkan aja.. kadang2 saat kita tau sebuah rahasia yang disembunyikan selama ini, keadaan tiba2 jadi ga sama lagi...”
”oke.. sekarang coba sebutkan kemungkinan terburuknya..”
”kalau aku ternyata titisan iblis yang ingin merebut kerajaanmu..”
”Aku rela koq jadi tawanan iblis, kalau kamu yang jadi iblisnya...”
”Hmm.. kalau aku peri yang jahat..”
”Maka aku akan sangat bahagia bisa ketemu peri.. dengar2 ada emas ya di ujung pelangi.. siapa tau kita bisa jalan2 kesana...” kata Tristan dengan tawa yang tak mampu ditahannya...
”Ah sudahlah.. ga ada guna juga ngomong sama kamu...”
”makanya mending diam aja... jangan terlalu banyak bicara hal2 yang ga penting..” ucap Tristan sambil nyengir... dan Freya pun cuma cemberut aja melihat tingkah lelakinya ini...
”Rasanya pengen punya mesin waktu..” kata Freya....
”mau kembali ke masa anak2..?? sambut Tristan saat ia melihat hujan yang mulai berjatuhan dari langit.. Freya senyum sambil berkata.. ” Aku udah menunggunya sejak lamaaa...”

Mereka berlari bebas tanpa beban bagai memasuki dimensi ruang dan waktu yang berbeda.. pancaran bola mata itu kembali lagi bercahaya seperti berada pada beberapa tahun sebelumnya...
Ketika matahari kembali membuka mata untuk menyapa bumi.. hujan pun sepertinya ketakutan hingga beranjak pergi tak bersisa.. kecuali ada beberapa yang sempat mampir di pucuk2 pepohonan yang akhirnya pasrah tak mampu bangkit lagi karena ditahan oleh tumbuhan yang mendambakan kehadirannya...Freya buru2 kembali berlindung dibawah pohon besar itu seakan menghindar dari sesuatu yang mematikan..
Saat guratan jingga mulai terlihat di ufuk sana.. maka mereka pun beranjak dari tempat tersebut dan memutuskan lebih baik pulang saja.. keadaan mereka terlalu kacau untuk melanjutkan kebersamaan ini...

”Jangan pernah pergi kemana2.. tetaplah disampingku.. menemani hari2ku..” kata Tristan tiba2 sambil mengenggam erat tangan Freya..
Freya hanya tersenyum sambil menengadah keatas seolah menembus langit.. ”jangan khawatir.. Aku akan selalu bersama mu saat hujan turun..” ucapnya...

Mereka sampai di depan sebuah rumah sederhana yang agak terpencil dengan rumah penduduk lain.. kata orang2, rumah itu dulunya tak ada.. dia seakan2 muncul dari ketiadaan bersama dengan kehadiran Freya yang misterius di daerah tersebut...

Banyak orang2 yang menjauhi Freya karna berita yang bermunculan, tapi tidak Tristan.. alih2 menjauhi, dia malah mendekati dan mengajak anak ini bicara.. awalnya ada penolakan dari Freya karena ia tak terbiasa dengan orang baru.. tapi akhirnya mereka berteman dengan cara yang sangat sederhana.. dari segi manapun keduanya terlihat berbeda.. Tristan yang rapi dan keturunan Raja selalu mengandalkan logika.. berbicara sopan.. terlihat cerdas dan mampu menyedot semua perhatian.. dan Freya yang berantakan.. hidup seorang diri tanpa jelas siapa orangtuanya.. selalu mengandalkan dunia fantasi dan imajinasi... tapi perbedaan itu seolah melebur bersama ketertarikan mereka terhadap hujan... hujan adalah satu2nya hal yang menghubungkan keduanya... maka mereka pun tak butuh apa2 lagi...

Tapi sayangnya kebersamaan itu harus terusik karna masyakat yang mulai berisik.. mereka membicarakan Tristan yang tak bisa menjaga nama baik kerajaan karna bergaul dengan seorang gadis yang tidak jelas asal usulnya... sehingga Tristan pun berada dibawah tekanan dan dipaksa untuk bicara pada orang2 bahwa semua pemberitaan itu tidak benar... dan dalam waktu dekat ini dia akan menikah dengan seorang putri dari negeri seberang... tapi tanpa disangka2, di tengah keramaian itu ada seorang gadis mungil berkerudung hitam yang menatap Tristan lurus tepat ke matanya.. Tristan kehilangan kata2nya dan langsung menyudahi pidato yang lebih terkesan seperti basa-basi itu... Dia pun langsung menyusul Freya yang seperti biasa terduduk manis dibawah pohon favoritnya...

”Freya... semua itu ga benar... Aku cuma berusaha meredam desas desus yang ga penting...”
”Ga apa2 koq.. itu yang seharusnya kamu lakukan sejak dulu.. thanks ya udah bikin aku sadar..”
”Freya.. jangan macam2.. kamu udah janji ga akan meninggalkan aku..”
”Tenang aja.. Aku ga akan kemana2.. kan Aku udah pernah bilang kalau kita akan bersama saat hujan turun...” kata Freya sambil berlari kecil menyongsong sinar sang mentari.. tiba2 tubuhnya bercahaya indah bagaikan peri... dan dia pun menarikan sebuah tarian yang tak pernah dilihat Tristan selama ini.. Tristan menyusul Freya dengan khawatir.. ”Freya, kamu kenapa..???” katanya dengan nada bingung...
”Tristan.. udah saatnya Aku pergi.. Aku adalah peri hujan yang akan menguap menjadi awan ketika terkena cahaya matahari..” ucapnya sambil terus menari... ”itulah sebabnya Aku slalu berlindung dibalik kerudung itu..” sambil menjuk seonggok kain yang tergeletak tak berdaya dibawah pohon yang selama ini menjadi tempat berlindungnya.....
”Freya.. Aku sama sekali ga mengerti..”
”Aku adalah peri hujan yang ditugaskan untuk mengontrol cuaca di negeri ini.. tanpa disangka2 hubungan kita malah jadi sangat dekat dan itu benar2 di luar prediksiku... seharusnya itu ga boleh terjadi..”
”Dengar Freya.. Aku ga peduli kamu ini apa.. peri atau bahkan iblis pun ga masalah.. jadi tolong jangan pergi...”
”Tristan sayang... Aku akan menguap bersama sinar matahari.. mesti ya perkataan ini harus diulang2 supaya kamu ngerti..”
”jadi menjauhlah...” bentak Tristan sambil menarik tangan Freya ke arah pohon besar itu.. ”Jangan coba2 menari ditengah terik matahari lagi.. Aku ga peduli seberapa indahnya cahaya mu...”
”tenang ajaaa.. ga akan ada yang kedua kali koq..”
”baguslah kalau begitu..”
”karna sebentar lagi tubuhku akan menghilang berganti awan yang akan menjadi hujan..” Freya melanjutkan ucapannya...
”Kamu udah janji ga akan pernah meninggalkan aku..” isak Tristan sambil memeluk tubuh Freya..
”jangan ada air mata.. hanya akan membuat pandangan mu kabur.. jadi lebih baik tatap Aku dengan jelas supaya kau bisa mengingat ku dengan sempurna...”
”Freya pleaseeeee.....”
”Ga ada gunanya memohon, Tristan.. ini udah takdir... Aku salah.. kamu bukan bintang biasa yang akan terlupakan begitu jatuh ke bumi.. kamu adalah matahari yang ga boleh tenggelam selamanya.. karna bila itu terjadi, maka bumi akan membeku kedinginan dan akhirnya mati.. rakyat membutuhkanmu...”
”Aku ga pernah minta dilahirkan sebagai pangeran... aku benci keadaan ini...”
”Hanya orang gila yang menganggap Aku menyukainya..” kata freya.. ”jangan egois Tristan.. kamu ga dilahirkan sebagai seseorang yang berhak memikirkan diri sendiri... kamu dilahirkan untuk memikirkan nasib orang banyak... tenanglaaah... orang2 akan melupakanku bersama waktu tanpa mengingat apapun..”
”Tapi Aku sama sekali ga ingin melupakan mu..” ucap Tristan..
”Kamu akan selalu mengingatku bila tetap menyukai hujan.. dan kita akan bersama saat hujan turun.. tidakkah itu cukup..?? dan jangan paksa aku mengulang kata2 ini untuk kesekian kalinya...”
"ga ada yang lebih cukup dibandingkan dengan kehadiran mu yang nyata di depan ku...”
”tapi kadang2 ada saatnya kita harus puas pada takdir yang sudah ditetapkan..”
”Aku benci kalau kamu udah mulai sok bijak kayak gini...”
”Dan aku mencintai semua kebodohan yang tersembunyi dibalik wajah cerdas itu..” kata Freya sambil tertawa renyah diantara desah nafasnya yang mulai melemah...

Tak lama setelahnya awan mendung datang menyapa bagai malaikat maut yang siap menjemput.. ”Jangan pergi..” isak Tristan... Freya hanya tersenyum.. ”Aku datang bersama hujan.. juga pergi bersama hujan.. dan kita terhubung saat hujan turun....” mereka berdua terdiam, tak mampu berkata2 lagi.. yang terdengar hanya desah nafas Freya.. isak tangis Tristan.. dan suara hujan yang menjadi melodi sendu mengiringi kepergian Freya.. lama kelamaan desah nafas itu semakin pelan.. hingga akhirnya yang terdengar hanya isak tangis Tristan dan suara hujan yang tetap setia menemani...

Entah berapa lama Tristan tak sadarkan diri... yang jelas saat ia terbangun.. langit sudah berubah gelap dan berhiaskan jutaan bintang yang berkelap kelip dengan gembira... akhirnya Tristan memutuskan untuk pulang.. ketika Ia melewati rumah tempat Freya dulu berada.. ternyata rumah itu sudah menghilang bersama pemiliknya.. sakit yang dirasakan Tristan pun semakin dalam ketika dia sama sekali tak menemukan tanda2 keberadaan Freya.. sulit meyakinkan diri apakah gadis itu nyata atau cuma sekedar khayalan belaka...

Keesokan harinya, Tristan mencoba untuk bertanya tentang Freya pada setiap orang yang ia jumpai.. tapi jawaban mereka selalu sama.. tak ada satupun yang mengenal atau pernah mendengar nama gadis ini... Tristan bingung dan merasa berada diambang batas kewarasan.. hingga akhirnya hujan pun turun hari itu... dia ingat Freya pernah berkata bahwa mereka akan selalu bersama saat hujan turun... Tristan tersenyum yakin bahwa Freya benar-benar pernah ada untuknya.. tak peduli bila semua orang melupakan gadis itu.. yang pasti dia selalu mampu mengingat setiap detail keberadaannya....

Dan anehnya, setelah kepergian Freya.. hujan selalu menyirami daerah tsb... walau kadang2 hanya mampir beberapa menit, tapi rintik hujan selalu menyapa seolah2 teman lama yang tak ingin pergi berpisah.. hingga akhirnya orang2 menyebutnya sebagai Negeri Penenun Hujan....


*iseng2an... & inspired by Frau - mesin penenun hujan (love this song...) ;p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!