Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
Tampilkan postingan dengan label Favorite Quotation. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Favorite Quotation. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 September 2010

Harmoni

Oleh Petjinta Kajoemanis
http://cinnamome37.blogspot.com/2010/09/harmoni.html


Love is like playing the piano.
first you must learn to play by the rule,
then you must forget the rules and play from your heart.


dimulai dengan tangga nada, jemari ini mulai mengenal tutstuts hitam putih. dan telinga ini mulai mengenal jarak suara satu dan setengah laras. membosankan, tapi harus terlewati. sama seperti mengenalmu, aku mengenal lekuk rupamu. matamu, hidungmu, bibirmu. lalu aku mulai mengenal suaramu. juga perilakumu. senang, sedih, marah, kecewa.


setelah itu, dikenalkannya terts. nada berjarak dua dan satusetengah. dan daripadanya beranaklah percampuran nada. dari tiga nada, hingga lima nada. dari yang terdengar kaku hingga yang terdengar miring. bersamanya aku mengenalmu dari tiga hingga lima sisi. bahkan lebih. bagaimana kamu memadukan antara benak dan hatimu. harmonis.


kemudian, mari kita berbicara irama. kecepatan langkah kita melalui tapak, memungut dan menyusun tiap potong mozaik sepanjang perjalanan. dari largo hingga vivace. dari berlambatlambat menikmati pemandangan. hingga berlari menggapai mimpi. dari andante, jalanjalan santai menyusuri sungai dan melihat ricik alirnya. hingga allegro, tergesagesa mengejar kereta yang membawa kita pada petualangan lain.


lalu setelah aku mengenal setiap jarak, setiap tuts, dan suaranya, aku bisa bercerita. dengan bahasa klasik, bahasa pop, bahasa jazz. aku bisa melupakan sejenak aturan ini itu yang membosankan, untuk bermainmain dalam bahasamu. kalbuku bisa melontarkan begitu saja nyanyian dalam balutan segala emosi.


kini kita bernyanyi bersama dalam sebuah lagu. berbeda nada, tapi selaras. padu dalam tawa dan tangis. sepadan dalam suka dan sedih. kaya rasa. warnawarni seperti bianglala. seperti ketika kita bermain di atas nada mayor dan minor. di atas panggung putih dan hitam.


dan ingatkah kamu pada batasan ini itu di awal pertemuan kita?


aku?


tidak.

Surat dari Anak Robot

Oleh Petjinta Kajoemanis
http://cinnamome37.blogspot.com/2010/03/surat-dari-anak-robot.html
'Children must be taught how to think, not what to think.'
-Margaret Mead



Untuk para orang tua yang melahirkan robot-robot.


Kalian dulu berkata, jangan banyak bertanya. Ya adalah ya, tidak adalah tidak. Dan tidak ada penjelasan mengapa. 

Kalian dulu berkata, ayah adalah orang untuk didengar, bunda adalah orang untuk dituruti, dan kami terlalu kecil untuk mengerti. Lalu kami mulai tertular robot-robot mainan, yang hanya mengikut. 

Kalian dulu berkata, nanti kamu akan tahu pada saatnya, tidak ada gunanya untuk mengetahui segalanya. Lihat saja apa yang bisa terlihat. Dengar saja apa yang bisa terdengar. 

Ya, kami akan tahu pada saatnya nanti, tapi tak bisakah kalian berbagi? 

Kalian selalu menganggap pikiran-pikiran muda ini hanya untuk dibentuk. Tak ada kesadaran bahwa pikiran-pikiran muda ini berlari lebih cepat dari pikiran-pikiranmu. Ada jiwa-jiwa yang lebih tua dari jiwa-jiwamu.

Kalian meninggalkan kami, dengan kebingungan dan kekecewaan. Dan bersama mereka kami menarik diri, mencari tempat sendiri bagi pikiran dan jiwa kami. 

Kalian berkata mengenai hak. Hak milik orang yang merasa tua dan bisa berucap apa yang mereka mau. Dan entah kemana hak yang haus ingin tahu ini menguap.

Atas nama ego, pikiran-pikiran tua kalian bercerita tentang kebijakan, tentang pengetahuan, tentang segalanya. Tidak mau disalahkan mereka tidak tahu apa-apa. Tapi ucap hanya ucap, kalian tidak pernah mengatakan yang sama untuk diri sendiri. 

...

Kalian dulu berkata, semua orang sama saja. Hanya mahluk-mahluk siang berpayung matahari, bertudung rembulan di malam hari.

Pada satu hari kemudian kami tahu karena semesta berkisah tentang bijak. Berdiam  membuat matahari mengantarkan kehausan. Bergerak membawa kita berjalan mencari air yang sejuk.

Semesta yang berkata. Semesta yang mengajar. Bukan kalian.

Jadi di sinilah kami. Berdiri di jalan masing-masing, dengan langkah masing-masing. Dengan  takut, sakit, derita , dan berjuta keraguan yang terpupuk. Karena kalian tidak menganggap kita adalah pikiran dan jiwa yang hidup.




Salam,

Anak robot.

Lebih Baik Bukan Berarti Sempurna

Oleh : Khoirunnisa aulia Noor  Haryopranoto
(ullydancoretan.blogspot.com)
@auliaully

Pernah suatu kali, aku menulis pendapatku tentang cinta. Ya, aku memang belum pernah mengerti cinta. Ini hanya pendapatku. Aku menulis apa yang aku lihat saat itu. Dari perilaku kakakku yang menjadi rajin belajar memasak, dari tanteku yang jadi suka dengan perfume, dari sepupuku yang kini peduli akan penampilan, dan dari semua orang yang tiba-tiba berubah menjadi dia yang sempurna dan itu karena mereka mengenal satu perasaan yang berada di lembah perasaan. Tempat dengan nama yang sangat aneh tapi, disanalah tinggal semua perasaan yang ada di seluruh dunia. Masing masing perasaan punya nama seperti gembira, kebanggan, bijaksana ,kesedihan, kesombongan, amarah. Walaupun mereka sifatnya berbeda mereka hidup dengan tenang. Tapi, didalam lembah, rumah yang berada di ujung, tinggallah perasaan yang paling bagus, yaitu CINTA. Dia sungguh sangat baik sekali. Kalau perasaan yang lain mulai mendekat dengan dia, perasaan itu mulai berubah. Mereka tau kalau diantara mereka ,cinta adalah yang terbaik.Disisi lembah yang lain , di tempat yang jauh terletak sebuah istana.Disana juga tinggal sebuah perasaan.Hanya dia yang tak mempunyai kebaikan sama sekali.Dia adalah KEBENCIAN. Kebencian sangatlah buruk  sifatnya. Oleh karena itu, dia tidak memiliki teman. Saat dia terbangun dengan perasaan jelek, dia akan menghancurkan tempat yang indah. Suatu hari dia memiliki ide. Dia menyiapkan ramuan aneh untuk menghancurkan semua tempat yang indah. Asap dari rumahnya mulai memenuhi semua tempat, begitu juga dengan lembah. Asap itu lama lama berubah menjadi petir yang sangat dahsyat dan tidak pernah ada sebelumnnya. Ketika lembah merasakan kilat, hujan dan angin ,semua perasaan berlarian menyelamatkan diri. Egois adalah yang pertama berlari ke dalam rumahnya untuk berlindung. Gembira tertawa lega karena sampai di rumahnya tepat waktu. Kesedihan, keputus asaan dan keangkuhan semuanya berhasil sampai dirumah masing masing tepat waktu. kecuali  CINTA.. Dia khawatir menolong teman perasaan yang lain yang berada di belakang. Lalu sesuatu yang mengerikan terjadi. Ketika petir, hujan, dan angin telah reda. perasaan sudah dapat membuka jendela perlahan lahan. Tetapi ketika mereka keluar, mereka merasakan ada sesuatu yang berbeda di udara, yang belum pernah mereka rasakan. Hingga akhirnya mereka melihat bahwa CINTA tak bergerak sama  sekali di tengah jalan. Setelah mereka melihat itu. KESEDIHAN mulai menangis dengan dahsyat, KEANGKUHAN tidak terima dengan mengatakan itu bohong, dan GEMBIRA untuk pertama kali tidak tertawa. Karena itu semua perasaan mulai bertengkar dan saling menyalahkan satu sama lain. Tiba tiba sosok misterius datang menghampiri mayat CINTA. Ia menyentuh cinta dengan tenang, lalu perlahan lahan cinta pun terbangun. Semua perasaan teriak gembira karena cinta hidup.Sosok misterius itu adalah WAKTU. Akhirnya cinta dan waktu pun hidup bersama. Ah, terlalu panjang aku menjelaskan tentang cinta. Tapi inilah yang aku tau dari hasil pengamatanku. Cinta membuat orang sempurna, love make someone perfect.

Namun, ternyata aku salah. Aku salah setelah seseorang menegurku lewat komentar yang sengaja tidak ia kirim langsung ke blog ku, namun ia mengirimnya lewat sms kepadaku. Ini isi smsnya.

“maaf mengganggu malam mu wahai bidadari cantik, aku hanya ingin memberi sedikit komentar terhadap essay singkatmu di blog pribadi mu. Love not make someone perfect, but its make someone better than ever”

aku membalas sms itu “makasih sal, bias kasih bukti?” dan tau balasnya apa?
“suatu saat kamu bakal tau ly”

Dan itu benar, mungkin mulai dari malam itulah aku mengenal cinta. Aku terperangkap pada bayangan jurang yang mungkin telah disiapkan oleh isal.

Pernah suatu hari, aku pamer ke Isal karena mendapat nilai sempurna dalam ulangan fisika.
“Sal!” sapaku sedikit mengkagetkan isal yg sedang memesan makanan, sambil menunjukan kertas bertulisan angka 100 dengan angka merah.

“wah, hebat, ini baru cewe aku”

“jadi kemaren-kemaren aku siapa kamu??hahahaha ini kan berkat kamu juga udah ngajarin aku Sal”

“this why I said that love make someone better than ever, right?”

“tapi ini nilai sempurna sal, bukan nilai yg lebih baik dari sebelumnya” sela ku

“berapa nilai kamu sebelum kenal aku?” Tanya Isal sambil mendekatkan sendok berisi bubur ke mulutku.

“ga mau, kenyang.” Tolak ku sebelum menjawab pertanyaanya “mmm 90 Sal, kenapa”

“kapan sembuh dong kalo gamau makan, Ly” jawab Isal sedikit kesal lalu beranjak mengambil minum. “dan apa yang lebih baik dari 90 menurutmu?” serunya sembari mengambil 2 botol minuman kemas.

Itu, satu diantara sekian bukti yang Isal berikan padaku.

“kau adalah wanita yang hamper sempurna sebelum mengenal cinta, dank au jadi lebih baik saat mengenal cinta. Dan apa yang lebih baik dari 99% menurutmu” itu yang Isal selalu katakana padaku. Ia membuatku seakan sempurna di matanya dan di mata orang lain, padahal aku hanya menjadi diriku yang lebih baik.