Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 04 November 2010

HUJAN,jangan marah yaa..

"Hujan,Jangan Marah yaa.."


oleh : 'Qalbi

@qalbinur

 

Angin pun berhembus kencang di kala aktifitas para manusia bekerja.dia melihat dari atas.mencoba mengamati sepertinya.

Yaa,disana dia mengarah pandangan di arah jantung kota Negara yang dikatakan Zamrud Khatulistiwa itu,aku sendiri sepertinya sudah lupa dengan kata kata itu.tertegun serius saat  dia menemukan anak yang katanya mereka adalah makhuk sempurna,makhluk berfikir,segala sesuatu yang di agungkan oleh aku dan teman-temanku.Ya, aku dibedakannya karena mereka mempunyai fikiran dan aku tidak.

Tapi mengapa ku lihat tak seperti yang diagungkan ayahku bahwa mereka makhluk yang berbudi.fikirku mungkin itu dulu.Karena setelah ku tengok di bawah sana ku lihat.seorang pemuda berkemeja rapih ala orang kantoran membuang botol munum ke sembarang tempat.apakah itu seperti terlihat makhluk yang berfikir.

Aku pun bertemu kumpulan awan.ku sapa mereka,mereka pun balik tersenyum kepadaku.seperti biasa aku selalu membawa mereka jalan jalan ke atas langit sana untuk bertemu dengan awan lainnya.dan ternyata kumpulan awan itu pun juga memerhatikan apa yang aku perhatikan setibanya aku bertemu mereka.

***

Semua

Harapanku sirna,geramku sudah pada batasnya.aku akan berbicara kepada awan hitam,aku akan berbicara dengan angin.karena aku tahuu kelemahan kota ini.tak perlu ada  Perang Dunia ke III rasanya untuk memporak porandakan kota itu.cukuplah hujan.

Ya cukup di beri sedikit saja hujan kecil yang tak berhenti 6 jam.aku yakin semua gerak kehidupan di kota itu mati seketika.seperti rutinitas yang sering aku lakukan 5 tahun sekali jika aku sudah benar benar muak akan tingkah laku manusia selalu diagungkan itu.aku rasa ada benarnya pertanyaan iblis kalau seperti ini.mengapa mereka di buat klo KAU tahu akan merusak apa yang kamu buat.ku lihat tak ubahnya tak perlu

Yaa seperti,lelaki berkemeja rapih kantor itu.tampak pintar jika diraba raba kasat mata wajahnya rasanya tapi tak tergambarkan jelas lewat prilakunya yang membuang begitu saja bekas botol minumnya di jalanan.

***

 

Hidup ini pasti akan lebih indah jika kita saling memberi satu sama lain.saling memberi manfaat seperti tanaman buah akan memberi buahnya kepada siapa saja yang merawatnya.begitu juga aku dan teman-temanku di alam ini.tak adil rasanya jika semua itu harus ditanggung sendiri oleh alam,oleh semua  teman-temanku.sedangkan kau hanya tahu bagaimana enaknya manfaatku dan teman-temanku tanpa mau merawat,

aku pun semakin tinggi menari nari diatas sana terbawa angin.itu biasa menurutku.itu fitrah memang fitrahku dibawa angin ke pucuk pertemuannya dengan lautan awan yang lain.

Ternyata aku tidak  melihat pemuda itu sendiri,prilaku yang tak baik itu.semua memasang muka murka yang seolah olah akan ingin mereka balasan agar mereka  semua yang dibawah aku akan memberi hujan yang lebat kepadanya agar mereka  berfikir dan sedikit peka atas keberadaanku.

Aku memang tak mau diakui.tapi bukankah hal itu sudah jadi pengetahuan umum bagimu untuk selalu menghormatiku.merawatku jika perlu.

Tapi rasanya itu adalah sebuah khayalan tingkat tinggiku pada era ini.dimana semua berbondong bondong lebih memilih mengaih sebuah rezeki untuk mereka hidup atau sekedar cadangan nasi untuk sehari kedepan,atau sebulan atau malah setahun untuk menyambung hidup.oh tidak .aku lupa mereka itu pada dasarnya tak pernah puas dan tak pernah mau tahu?

apalagi ditambah barang yang selalu dipegang tangannya itu.sering ku lihat mereka suka asing sendiri.di pojok-pojokan halte,di jalan dimana mana tapi anehnya sama saja jika di tempat keramaian mereka tampak asik sendiri dengan jempol tangan kiri kanannya selalu bergerak.

seolah olah..mhh apa ya bahasa kerennya untuk menggambarkan fenomena itu…

pikirkan sajalah.pokoknya yang aku lihat mereka seperti jadi tak butuh satu sama lain,asik sendiri seperti hilang keramahan bukankah mereka disebut makhluk social..?

Semua terdiam melihat kejadian itu.hingga dari jauh aku melihat segerombolan awan hitam datang padaku dan teman-temanku dan kulihat mereka semua memasang muka yang geram.aku yakin itu akibat mereka melihat pemuda tadi. akhirnya awan hitam dan putih itu menubrukan diri.hingga muncul percik percikan yang dahsyat.ditambah dengan bunyi yang sangat menggelegar di sekitarku.

"Ohh.."

"Lihatlah lagi kebawah disana om awan..."

Dilihatnya lagi keadaan dibawah sana.Dilihatnya anak kecil sedang berjalan malas di dekat trotoar bekas tempat pemuda berkemeja itu membuang botol minuman  tadi.Ya,dia semakin mendekati botol itu.dia berdiri sejenak disana.dan kemudian mengadahkan kedua tangannya ke udara.apa yang diperbuat anak kecil itu,aku pun jadi menerka-nerka

Anak kecil itu tampak seperti menghayati irama irama hidup yang sedang berjalan ini.mencoba memahami pesan  alam yang berterbangan di udara.padahal panas hari ini benar benar sangat menyengat dan itu memang tanda tanda kemarahan teman- temanku walau kadang itu natural adanya.tapi memang tak sepanas biasanya.

Akhirnya pemuda kecil itu merauk sisa sampah botol yang sepertinya mengganggu pandangan matanya.

Aku dan teman temanku pun terdiam,tepatnya terhenyak.pasti semua mempunyai fikiran sendiri tentang itu.semua jadi memandangku serius.

Lalu aku beranikan diri untuk berkata: "Awan Jangan Marah yaa.."

Mereka pun makin menatapku tajam.aku sempat mengira ngira kalau aku salah mengelontarkan kata kata.tiba tiba mereka tersenyum kepadaku.seolah dari rona matanya mereka ingin berkata :

"Selama masih ada yang seperti itu di bawah sana.walau aku tak berharap banyak  tentang itu.tapi selama masih ada anak kecil itu yang mau sedikit menyisahkan sekantong kecil untuk peka terhadap keadaan sekitarnya ,keadaan alamnya.kemurkaan ini cukup teredakan.. tapi aku tak tau ini bisa bertahan berapa lama"

Lalu hujan pun turun membasahi daratan kota jantung itu.tak terlalu lama.hanya sekedarnya..

Dan anak kecil itu pun tersenyum sambil menatap ke atas langit luas.lalu berkata :

"Hujan Jangan Marah Yaa…"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!