Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 18 November 2010

Interpretasi Kosong - Pure Saturday

Oleh: Aditya Kusuma (@aditstorsi)


Coba untuk ulangi apa yang terjadi
Harap 'kan datang lagi
Semua yang pernah terlalui
Bersama alam menempuh malam
Walau tak pernah ada kesempatan
Terjebak dalam jerat mengikat
Namun tekad nyatakan bebas
Temukan diri di dalam dunia
Tak terkira...
Semua mati dan menghilang
Terlalu pagi temukan arti
Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa
Temukan diri di dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang

Tuh lagu dari Pure Saturday, judulnya 'Kosong'. Ugh, tuh lagu udah lama banget rilisnya. Kira-kira tahun 1996. Tapi sampai sekarang tuh lagu masih, bisa dibilang, anthem buat saya. Arti liriknya.................ah, baca sendiri aja. Entepretasi masing-masing orang ‘kan beda-beda. Buat saya, entah kenapa, saya pernah (sedang) berada dalam kondisi seperti yang ada di lirik itu. Ketika saya ingin menjadi atau meraih apa yang saya inginkan, ada hal yang membelenggu untuk tetap berdiri di tempat atau bahkan sampai harus mundur. Tapi susah untuk menjadi munafik, terutama pada diri sendiri.
Terjebak dalam jerat mengikat/Namun tekad nyatakan bebas.

Apa yang saya jalani adalah tanggung jawab dan akibat dari apa yang saya lakukan atau yang terjadi di masa lalu. "kita di sini adalah hasil perbuatan kita di masa lalu", kira2 seperti itu sepotong dialog dari film RUANG, ngena banget buat saya. Kondisi ini mengharuskan saya untuk berada di dunia ini., entah ketika sedang senang atau hati yang tercabik-cabik.
Jalan panjang semakin lapang/Hanya dahan kering yang terpanggang/Tak ada teman telah terpencar/Namun waktu terus berputar/Peduli apa terjadi/Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan/Di dalam tangis atau tawa

Kesendirian sepertinya sudah menjadi resistensi buat saya walupun sesekali pedihnya berhasrat menggugurkan air mata saya yang selama ini membeku. Memang sudah menjadi default di setiap insan manusia, sedih melihat orang lain yang sedang bahagia. Well, sulit memang bagi kita untuk tidak "susah melihat orang senang, senang melihat orang susah." tapi saya tahu, it's not the end of the world. Soldier don't give, kata-kata yang tertulis di laptop. Setiap membuka menu start itu, saya seperti diingatkan oleh saya sendiri untuk selalu dont give up. Saya hanya tidak ingin mati sebelum saya meninggal...
Temukan diri di dalam dunia tak terkira/Tak berarti tak akan pasti/Terlalu gelap...pergilah pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!