Oleh: Rofianisa
mungkin saya terlalu muda untuk jatuh cinta.
atau mungkin kerut di dahinya tidak sesuai dengan tubuh saya yang belum mekar sepenuhnya.
maka ketika saya meniup angka 10 di atas tart jeruk buatan mama, ia datang terlambat dan tergesa; di tangannya tergenggam kado yang dibungkus dengan seadanya.
sembari mencium keningku cepat (agar tak ada yang curiga) ia berkata;
“selamat ulang tahun, Lolita. semoga bahagia terus menyertaimu selamanya.”
“hingga uban menyatukan kita, papa Sam?” ah, aku terlalu cepat dewasa.
“ya, cantik. hingga uban membiarkan Tuhan mempersilahkan kita bercinta hingga akhir masa.” bisiknya pelan, menyerahkan kado lalu berpamitan.
mengecup kedua pipi mama.
*
sejak saat itu aku menunggu. berpura-pura menjadi anak tirinya yang lugu.
tapi umurku baru mengjinjak dua puluh ketika ia harus bertemu Tuhan.
*
kita bercinta di surga saja, papa. tunggu aku ya?
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!