Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 12 November 2010

Our Thoughts (Pikiran Kami)

Oleh: Annunaki
"Jujur saja, semua berubah."

Itu yang selalu dikatakan Ryan. Baik di kampus, di mall, di dalam mobil atau di ruang tamu, bersantai dengan sekaleng bir sementara menyaksikan New York Knicks dibantai habis-habisan. Aku sering bertanya-tanya tentang hal yang sama: apakah kemajuan kita terlalu cepat? Dahulu aku sering bermain basket bersama JJ tetanggaku di depan pintu garasi rumah. Sekarang aku melihat keponakanku sendiri bermain basket di ruang tamu, bergerak seolah-olah dia Kobe Bryant muda dan membiarkan Wii menyelesaikan slam dunk-nya. 

"Manusia butuh interaksi murni."

Itu yang selalu dikatakan Dean. Kau harus memakluminya, dia selalu memperumit apapun. Bahkan kalimatnya butuh pemecahan sandi tingkat muktahir. Namun itu membuatku bertanya-tanya: apakah manusia butuh interaksi langsung? Jika aku bertanya kepada orangtuaku tentu jawabannya: iya. Jika aku bertanya kepada generasiku maka jawabannya: bisa ya, bisa tidak. Jika aku bertanya kepada keponakanku maka dia akan menyuruhku pergi jauh-jauh dan jangan mengganggunya membantai sekawanan zombie yang sebentar lagi akan menguasai kota.

"Pemikiran kita berbeda, tergantung zaman."

Itu kata-kataku namun tiada tanggapan. Ryan dan Dean sedang sibuk dengan Blackberry masing-masing sementara ber-multitasking ria; obrolan di ruang tamu, menonton Tampa Bay Buccaneers di ESPN, dan Twitter tepat di bawah hidung mereka. Lucunya, hanya dalam hitungan detik dan 140 karakter kemudian, kata-kataku sudah terukir indah untuk di retweet ataupun disanggah oleh nama-nama aneh dari superdoom007 sampai therealcaptainpickard. Dan lebih lucu lagi, sebagian dari mereka bahkan tidak kukenal. Bisa saja itu ayahku, 3000 mil di kota seberang, sementara bersantai di depan komputer Apple keluaran jebot dengan nama baru beliau: TheGodfather_of_NJ.  

"Sudahlah, nonton saja. Nikmati hari libur."

Itu kata-kata Angie yang baru saja pulang dan kelihatannya super lelah. Dan kau tahu apa, Angie benar. Serempak kami bertiga setuju dengan kata-katanya lalu bersulang mengamini.

"Amen to that. Cheers."

2 komentar:

  1. Suka banget dengan cara kamu nulis :) Suka, banget. Simpel, penuh informasi, dan bermakna.

    BalasHapus
  2. ..enak bgt dibacanya.. ^.^ bner bner 'santana'(santai tapi ngena)

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!