Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 22 November 2010

Saat Hujan

Tema: Pertentangan Moral
Oleh: Anya
yuthikaa.tumblr.com

Apakah ini? Apakah ini yang kamu cari?
Ikatan rambutnya lepas, entah kenapa, dan aku menciumnya lagi. Bibirnya tidak berasa apa-apa. Hanya bertekstur lembut, berwarna merah, dan yang paling penting adalah bibir itu ada pada bibirku sekarang.
Hujan sudah berhenti sejak lama, dan alasanku untuk diam di tempat ini seharusnya sudah habis. Tapi sesuatu, entah wanita ini, entah waktu, entah Tuhan, atau bahkan diriku sendiri, yang mengunci rapat keinginanku untuk pergi dan menyumbat telinga agar tak terdengar suara hati dan suara otak yang kali ini berjalan beriringan. Dari dalam tubuhku mereka bertanya:
Apakah ini yang kamu cari? Apakah ini enak? Apakah terasa lebih baik?
Aku ingin membentak, diam! Jangan banyak tanya! Aku peluk tubuhnya, aku usap rambutnya, aku ciumi lagi, aku ciumi lagi. Dan tidak ada rasa apa-apa. Tidak ada rasa takut aku akan kehilangan wanita ini dan tidak ada rasa takut kalau-kalau ia tidak mau menciumku lagi seperti ini. Tidak ada rasa apapun. Datar. Tapi kenapa sulit berhenti?
Handphone-ku bergetar. Aku menariknya menjauh dan ia tidak bersikap liar meski aku tahu ia tidak sabar ingin melanjutkan lagi.
“Sayang, di mana? Sudah pulang? Masih hujan? Jangan lupa makan ya.”
Aku membatu. Mataku menatap layar handphone. Perasaanku bergejolak. Wanita yang mengirimku pesan singkat ini tidak menciumku dengan liar. Tapi membayangkan tidak mendapatkan SMS-nya lagi setiap hari, aku menciut. Aku kepayahan.
Aku bisa mati. Tanpa dia.
“Should we laying on bed?”
Wanita di hadapanku bertanya. Rambut panjangnya yang wangi tampak acak-acakan. Matanya berkobar.
Aku hanya diam.

1 komentar:

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!