Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
Minggu, 03 Oktober 2010
Cause the time just won’t stop to understand
Oleh: Angga Eka Harnizar
Tema Interpretasi Lagu
Malam tahun baru itu semua biasa saja, bunyi klakson , terompet gelak tawa membiaskan suara khas jalan raya, adalah yang tak biasa justru apa yang kerasa di hati dan pikiranku, telepon dari Raka dengan nada tak seceria biasanya di sore itu, dan yaa’ sedikit menyisakan rasa tanya..
“Enam.. lima.. empat.. tiga.. dua.. “ suara terompet, petasan, teriakan orang membaur dengan irama tak bernada tepat beberapa saat saat angka dua keluar dari voice over radio.. semua orang pada saat itu terjebak euforia yang sama, tawa mereka semua tampak bahagia, bukan bermaksud jadi drama queen tapi pikiranku saat itu kerasa beda sama mereka, aku masih mikirin raka dan telepon dia di sore tadi..
“hei Januarni, tahun baruan kamu jadi bareng temen – temen band kamu ya?! maaf yaa aku gak bisa ikut, aku masih harus beresin paper psikodiagnostika aku buat lusa ya”, agak egois juga kalo aku tetep maksa Raka ikut pergi malam ini, dia tipikal cowok perfeksionis yang gak bisa diganggu kalo soal kuliahannya, aku ngerti banget alasan Raka, tapi ada yang aneh dengan nada bicaranya, dan aku gak tau kenapa…
Panggilan telepon beberapa menit setelah tepat jam 12 tadi, sukses bikin temen band aku ngecap kalo aku terlalu parnoan orangnya, mereka ternyata sadar ada yang beda dari aku hingga telepon masuk tadi, yaa’ Raka tadi nelepon ngucapin selamat tahun baru, cerita gimana ngantuknya dia tapi masih nyari bahan buat ngelengkapin papernya dan obrolan – obrolan singkat yang ngilangin tanda tanya di pikiran aku tadi berganti jadi senyum senyum denger suara dia.
Raka paduan cowok yang buat aku agak jarang, cowok yang kutu buku banget ini tapi lancar aku ajak ngobrol soal detailnya music Portishead atau gimana seorang Thom yorke udah ngelewatin batasan kata musisi itu sendiri, bareng dia weekend aku selalu berwarna, cari buku-bukunya Chris Cleave atau Buckley di gramedia siang hari dan malamnya kita udah ada di Monik Setiabudhi, CCF atau Asia Afrika buat nonton band – band favourite aku dan dia, Pure Saturday, The Milo dan gak lupa Homogenic yang juga jadi alasan kenapa aku mau gabung ke “hyperballad” band aku sekarang ini
malam itu setelah diantar Raisa ke rumah rasa lelah dan ngantuk sukses bikin ritual bersih – bersih aku skip gitu aja, lantunan vocal Beth Gibbons terdengar pelan lalu memudar perlahan..
kalau aku dan banyak remaja di abad ini ditanya apa ritual pagi hari kamu?! Aku yakin ngecek ponsel bisa jadi ada di urutan pertama.. dan yaa itu yang aku lakukan pertama kali sesaat bangun tadi, tanpa ada pesan singkat maupun panggilan tak terjawab, ku kirim singkat “pagi Sayang.. belum bangun yaa? aku udah bangun loh, ileran ih kamu hoho…”
karena hari libur gak perlu ada kata bergegas di pagi ini, bantu bantu mamah masak jadi hal favorite aku di minggu pagi atau libur seperti ini, mamah sering godain “dek, kamu rajin masak gini ntar kalo udah nikah Raka betah deh pasti di rumah…”, “pasti gara-gara masakan adek enak yah mah?!” ujarku sambil cengengesan lalu air muka ini berubah cemberut waku mamah bilang “bukan dek, tapi Raka di rumah soalnya perutnya sakit makan masakan kamu hehe”, ya ini jokes favorit mamah waktu aku cerita Raka sakit perut gara-gara nasi goreng yang aku bawakan di hari ulang tahun ke 19’nya
Obrolan menjelang siang bareng mamah terpotong nada dering ponselku, nada lagu desire dari Pure Saturday! Berarti Raka yang telepon.
Malam ini lantunan suara dari Dave Elkins mengalun lirih terdengar perih lebih dari biasanya
The nights are getting colder.
The red light's on, it's over.
To give up now doesn't make much sense.
So this is a goodbye.
Surprised, because I thought I could walk you home tonight,
but you're leaving me here on the defense
Semua pembicaraan dan alasan Raka di telepon tadi masih terekam jelas di kepalaku, tentang gimana hubungan ini harus berakhir saat bayangan hal itu gak pernah kelintas sedikitpun di benak dan pikiranku
I'm sitting under falling stars.
I'm making plans to be with you.
But have they come unglued?
What am I to do without you?
(mae – goodbye, goodnight)
Keputusan Raka ngagetin aku, malam tadi obrolan – obrolan dia masih bisa bikin aku senyum – senyum gak jelas seperti biasanya, semua plan bareng dia juga masih terarsipkan rapi di harapku, belajar masak biar dia gak sakit perut lagi makan masakanku, lirik lagu buat ulang tahun ke 20’nya tapi semua kerasa blur, perih meninggalkan bilur..
Adalah waktu yang jadi alasan dia, beberapa bulan tepat sesudah semester ini selesai dia memutuskan akan pindah ikut tinggal dengan papahnya di zona waktu yang berbeda , masih ada waktu beberapa bulan tapi dia beranggapan waktu yang tersisa lebih baik dipakai buat adaptasi, biar aku gak liat tangis kamu dan berat ninggalin kamu di kota ini alasannya, hal yang ironis karena malam ini tangis aku dan perasaan berat ditinggalkan justru dia hadirkan lebih awal.
dia percaya dengan gak ngelakuin long distance, perasaan dan rasa dia sewaktu entar kembali ke kota ini akan sama dan lebih baik ketimbang harus tetap menjalin hubungan dengan terbentur jarak, waktu lebih baik dibanding jarak kalo buat urusan perasaan kata dia, hal yang awalnya gak pernah bisa aku mengerti , hingga saat ini…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!