Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 19 Oktober 2010

Penari Jalanan


Oleh: Didin Zein
Twitter Name : @Didinzein
blog : d2nokbanget.blogspot.com
Bosan!!!!
Itulah kekesalanku yang telah tertumpuk sejak 3 tahun ini. Akhirnya tertumpah juga. Ternyata tak selamanya memiliki karier yang gemilang dan keluarga yang bahagia, hidup kita akan bahagia selamanya.  Mungkin aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini. Pada umurku baru menginjak 21 tahun  aku telah menjadi PNS dan  juga sekarang ini pada saat umurku 28 tahun aku telah menjadi Kepala Sekolah di salah satu SD negeri apalagi aku harus mengurus usaha rumah makanku yang lagi laku - lakunya. Aku telah mendapatkan segalanya dari kenikmatan dunia ini baik itu istri yang cantik, karier yang gemilang, barang – barang mewah dan juga gadget paling baru sekalipun. Sebenarnya aku gak suka menjadi seorang guru, tetapi karena orang tua ku otoriter dan juga pemaksa. Aku akhirnya menuruti kata – katanya dengan penuh semangat. Walaupun dalam prakteknya aku adalah mahasiswa termalas di kampusku. Untungnya aku memiliki otak yang secerdas berlian jadi sekali baca saja aku bias mengingat segalanya dengan cepat. Inilah saatnya setelah semuanya kenikmatan dunia aku gengam. Aku akan menyalurkan bakatku sebagai Penari Jalanan.

 “What!!! Mas Doni mau jadi Penari Jalanan? Apa Mas gak sakit kan?”
Itulah kalimat pertama yang dikatakan istriku ketika aku mengucapkan keinginanku kepadanya. Ia begitu terkejut bukan kepalang pas mendengar kata – kata itu. Ia sebenarnya merasa malu karena Ia sebagai anak dari keluarga terpandang, tak suka mempermalukan diri mereka ke depan public.
“gak yang. Ini adalah keinginan terpendamku sejak aku umur 17 tahun. Tolong izinkan aku.” Ucapku kala itu dengan muka penuh memelas.
Akhirnya ia menyetujuinya dengan penuh rasa penyesalan yang tertanam pada dirinya. Ia tak bisa berbuat apa – apa lagi selain menyetujui apa kata – kataku karena kalau misalnya Ia tak mengatakan “ya” aku akan mencabut membiayai perawatan kecantikan dan segela tetek bengeknya. Walaupun begitu, ia memberikan syarat kepadaku supaya aku menyembunyikan identitasku dan juga penampilanku harus dirubah. Itu tak masalah bagiku untuk melakukan semua itu. Yang paling penting aku bisa tenang melangkah melakukan apa yang aku suka menjadi PENARI JALANAN.
Jujur sih, pada awalnya aku ingin menjadi seorang penyanyi dan penari terkenal di korea. Tapi, gara – gara kesibukan ku yang menumpuk aku gak bisa menyalurkan bakat – bakatku. Pas umurku 17 tahun, aku bela – belain membentuk badanku supaya atletis, belajar menari, dan belajar berbahasa korea supaya bisa kesana dan menjadi salah satu penyanyi korea terkenal. Tapi itu semua gagal karena aku lulus menjadi seorang PNS. Kalau sekarang ini pergi ke korea dan ikut audisi – audisi Boy band dengan wajahku yang sudah begitu tua dan ditambah badanku sudah tak se-atletis dulu lagi.   
 16 Oktober 2010 jam 8 malam,
Suasana di Kesawan Square begitu rame dengan orang – orang yang sedang asyik bermalam mingguan. Pakaian pentasku sudah lengkap kupakai. Pakaian ini adalah pakaian yang pernah di pakai Rain pada saat Tour-nya di tahun 2008. Aku rela merogoh kocekku dalam – dalam hanya khusus untuk membeli pakaian ini. Tapi semua itu terbayarkan dengan kepuasanku dalam menampilkan kemampuan menari ala korea.
 Saatnya Penampilanku dimulai!!!!
Aku menyalakan lagu 2pm yang berjudul I’ll be back dan mulai lypsic sambil menari dengan gaya choreography ala 2pm. Orang – orang merasa aneh melihat gayaku menari. Mungkin mereka mengira aku gila. Tapi aku gak begitu memperdulikan pandangan mereka. Aku terus menari – menari sampai aku capek dengan apa yang aku lakukan. 10 menit pertama aku menari, orang – orang hanya berlalu lalang melihatku dengan wajah yang aneh. Lalu, 15 menit kemudian, ketika aku menunjukkan kemampuan menari Hip – hop ku yang tergolong sudah expert, orang – orang mengeremuniku dan bertepuk tangan senang melihat penampilanku. Aku sangat senang melihatnya. Itu seperti spirit baru untukku, untuk melakukannya sampai tengah malam. 2 jam sudah berlalu, aku masih menari di antara kerumunan orang yang semakin ramai. Mungkin karena Faktor umur yang sudah semakin tua, staminaku tak sanggup lagi melakukannya. Tapi aku bertekad untuk tidak mengecewakan pengemarku (anggap saja begitu) yang rela melihat penampilan emasku. Malam semakin larut, aku masih menari di tengah kerumunan manusia yang bertepuk tangan untuk penampilanku. Aku puas, aku bahagia, sangat bahagia sekarang… 
                                                                                --- Selesai---
                                                                                                 




1 komentar:

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!