Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 17 Oktober 2010

Terjebak Cinta Anak Band

Oleh Titam Hersih (@titamhersih)







Anas sampai rumah tepat pukul satu pagi. Dia diantar Andra teman sekolahnya sekaligus wakil ketua panitia pensi yang baru aja diadakan di sekolah mereka. Anas adalah ketua panitianya. Itulah kenapa dia sampai di rumah jam satu pagi seperti ini. Acaranya sendiri memang sudah berakhir sejak pukul sepuluh malam tadi. Tapi karena dia masih ada tanggung jawab untuk membereskan acara yang sudah selesai jadilah ia begadang malam ini. Nggak cuman Anas yang pulang pagi, tapi juga teman-teman panitia lainnya juga bertanggung jawab untuk membantu Anas.
Anas lelah sekali tapi hatinya lagi diliputi rasa gembira. Gimana nggak gembira, dia dan tim panitia acara pensi sekolahnya baru aja sukses membuat pensi mereka jadi meriah dan penonton puas dibuatnya. Mana mereka berhasil lagi mengundang band asal kota Medan yang namanya lagi melambung di seluruh Indonesia. Nama Band itu BlackRose. Belakangan ini memang nama BlackRose lagi santer didengar di setiap infotainment yang ditayangkan di seluruh TV swasta Ibu Kota. Band asal Medan itu berhasil ngetop lewat lagu mereka yang ringan tapi sangat renyah untuk didengar. Single pertama mereka yang bertajuk terjebak cintaku udah berhasil masuk jajaran top ten acara musik TV maupun radio. Karena itulah Anas merasa bangga dan senang karena usahanya untuk membuat pensi sekolah jadi meriah berhasil juga.

Esoknya Anas bangun jam sepuluh pagi. Itupun setelah diteriakin dan diomelin sama Mamanya.
“Anas! Bangun udah jam sepuluh ni! Nggak bagus loh anak gadis bangunnya siang-siang. Nanti lama dapat jodohnya. Mama nggak mau loh anak gadis mama satu-satunya jadi perawan tua. Ayo bangun!” teriak Mamanya dari luar kamar.
“Iya, Ma!” sahutnya malas dari dalam kamar.
Mau nggak mau dia beranjak dari tempat tidurnya. Sebenarnya kepalanya masih pusing dan matanya masih berat untuk dibuka. Abis dia tidur jam dua tadi malam. Tapi karena malas dengerin omelan Mama, ya udah deh bangun aja. Kalaupun dia lanjutin tidurnya tetap aja dia nggak bisa tidur, karena Mama nggak bakal tinggal diam. Pasti deh suaranya Mama yang nyaring bakalan berkoak-koak supaya dia bangun. Dari dulu Mama memang nggak suka dengan budaya bangun siang-siang. Walaupun tidurnya jam empat pagi atau hari libur sekali pun, bagi Mama harus tetap bangun pagi. Karena menurut Mama rejeki orang itu ditentukan dari kebiasaan kita bangun pagi.
“Orang yang suka bangun pagi itu adalah orang-orang yang siap mendapatkan rejeki. Sedangkan orang-orang yang suka bangun siang orang yang rela rejekinya diambil oleh orang-orang yang bangun lebih pagi. Jadi nggak bagus bangun siang-siang. Kalaupun kita mau tidur lagi kan bisa di waktu siang untuk beristirahat!” gitu kata Mama.
Hmm, ada-ada aja si Mama. Kalau bukan karena badannya yang capek dan tidur kemaleman Anas juga nggak suka bangun siang-siang, nggak sehat katanya. Anas langsung menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Dia langsung menyegarkan dirinya dengan mandi. Selesai mandi dia langsung menyantap sarapan yang udah tinggal sisa aja di meja makan. Ya iyalah tinggal sisanya orang cuman dia yang belum sarapan. Papa dan Mama pasti udah sarapan dari tadi. Sedangkan Andi, abangnya, jam segini pasti udah nggak ada di rumah. Dia kan kalau hari minggu jadwal main basket sama teman-teman kampusnya.
“Makanya, kalo bangun itu jangan siang-siang, Nas. Tu kan rejeki sarapan kamu udah diembat sama orang-orang yang bangun lebih pagi,” ledek Mama.
“Ya, Mama. Anas juga males bangun siang kayak gini. Mama kan tau Anas pulangnya jam berapa dan baru bisa tidur jam berapa. Masa sih nggak dikasih dispensasi sama sekali,” katanya sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
“Iya, iya. Udah makan aja yang bener. Mama juga nggak suka kalo lagi makan sambil ngomong.”
Susah ya punya Mama yang banyak peraturannya kayak gitu. Tapi nggak papa deh, itukan untuk kebaikan Anas juga.

Biasanya kalau hari minggu gini kegiatan Anas paling cuman santai di kamarnya sambil baca majalah sport koleksinya atau main games kesukaannya di komputer. Tapi karena komputer lagi dipakai sama Papanya. Jadinya dia cuman baca majalah di kamar sambil dengerin musik yang mengalun dari radio kesayangannya. Kebetulan banget lagu yang diputer lagunya BlackRose yang berirama cepat terjebak cintaku.


Hati-hatilah dengan hatiku
Rayuanku mampu menaklukanmu
Hanya dalam sekejap pasti kamu
Akan terjebak dalam cintaku…

Itulah bagian refrain lagu yang dinyanyikan dengan merdu oleh sang vokalis BlackRose, Edu. Selain mempunyai suara yang khas dan merdu, Edu juga punya tampang yang cakep sangat cakep malah. Vokalis berusia dua puluh dua tahun itu nggak hanya bermodal tampang dan suara yang bagus tapi dari berita yang Anas dengar, Edu itu baru aja dapat gelar sarjana Ekonomi dari salah satu universitas negeri di Medan. Mana suara oke, tampang keren, otak bisa diandalin pula. Pantas banyak banget yang ngefans sama dia, terutama cewek pastinya.
Tadi malam aja waktu mengisi acara pensi di sekolah, dengan penampilannya yang cool dia mampu menyihir seluruh cewek-cewek yang ada di situ. Orangnya pun juga ramah, selalu menebarkan senyum manisnya kepada semua penonton yang hadir. Bahkan beberapa cewek yang minta nomor handphonenya langsung dikasih gitu aja sama dia. Apa nggak makin klepek-klepek tuh cewek-cewek dibuatnya. Bagus deh kalau memang mereka ramah, masa baru naik daun udah sombong. Di kota asal pula itu, bisa dikeroyok massa mereka. Selain Edu personil BlackRose yang lain pun nggak kalah keren dan ramahnya. Ada Dido pada gitar, Ryan pada bass dan Nanda pada drum. Pokoknya mereka adalah band yang punya paket lengkaplah. Nggak hanya bermodal tampang tapi juga punya skill yang bisa diandalkan. Itulah makanya salah satu perusahaan rekaman dari Ibu Kota tertarik untuk mengajak mereka rekaman. Setelah sebelumnya mereka hanya ngamen dari kafe ke kafe yang ada di kota Medan.
Yang paling membuat Anas berbunga-bunga ialah karena tadi malam disela-sela acara Anas dideketin sama Edu. Bahkan Edu minta nomor hpnya, waduh buat sirik cewek lainnya aja. Tapi Anas nggak perduli dia merasa special aja, kalau cewek-cewek lain minta nomor hpnya Edu eh dia malah dimintain nomor hpnya sama Edu. Wah, senengnya! 

Malam itu Anas dapat sebuah kejutan lagi. Bunyi yang berasal dari hpnya itu menendakan ada sms yang masuk. Dibukanya sms itu dan betapa terkejutnya ia siapa yang mengirimkannya pesan itu, Edu.

Malem! Gi ngapain nih? Nganggu nggak?
Boleh nggak aku ngobrol sama kamu?
Keberatan nggak kalau aku telepon?
Bales ya. Edu 


Dengan sigap dia langsung membalas pesan itu.

Sama sekali nggak keberatan, kok.
Dan setelah itu mereka berdua larut dalam obrolan yang seru sampai obrolan mereka harus dihentikan karena Papanya Anas udah berdeham dari luar kamar yang menandakan udah waktunya tidur.

Seperti biasa kalau hari senin seluruh sekolah yang ada di Indonesia akan mengadakan upacara bendera. Begitu juga dengan sekolahnya Anas. SMA negeri yang terletak di tengah-tengah kota Medan itu sedang khidmat dalam melaksanakan upacara bendera. Selesai upacara bendera Anas kembali ke kelasnya, kelas 2 Ipa 2. Dalam perjalanannya menuju kelas dia berpapasan dengan Andra, sohibnya dari kelas satu sampai sekarang. Mereka dulu sekelas tapi waktu kelas dua Andra masuk ke kelas 2 Ipa 1. Hal itu nggak membuat persahabatan mereka jadi terpisahkan juga, malah mereka semakin akrab. Itu karena banyak hal yang sama dalam diri mereka. Mereka sama-sama senang olahraga dan seni. Jadi deh mereka klop terus sampai sekarang.
“Ndra, sini bentar deh!” kata Anas, hari ini dia berbinar-binar sekali.
Andra menghampirinya dan mereka duduk di bangku yang berada di bawah pohon rindang di depan kelasnya Anas.
“Kenapa, Nas?” Tanya Andra.
“Aku lagi seneng nih, Ndra!”
“Seneng kenapa?”
“Tau nggak. Tadi malem tuh ada seseorang yang nelepon aku dan kita ngobrolnya lamaaaa banget,”
“Oya, siapa?”
“Edu,” jawabnya singkat.
Mendengar nama Edu disebut, membuat Andra menatap tajam-tajam Anas. Anas yang risih digituin menepuk pundaknya Andra.
“Kamu kenapa, sih? Kayak liat setan aja!” Tanya Anas.
“Nggak papa, kok!” katanya sambil menggelengkan kepalanya.
“Ngobrol apa aja?”
“Ya banyaklah. Tentang aku, tentang dia. Wah, aku nggak nyangka dia bakal nelepon aku. Dia baik banget ya! Seneng deh!” kata Anas sambil senyum-senyum.
Andra hanya geleng-geleng kepala lihat kelakuan Anas yang nggak kayak biasanya. Setaunya Anas nggak kayak cewek-cewek lain yang mudah terpesona melihat cowok tampan. Kali ini Anas beda, dia kelihatan senang sekali.
“Nas, aku ke kelas duluan ya! Tuh, Pak Anwar udah datang. Sampai jumpa nanti!”
Anas hanya mengangguk dan Andra meninggalkannya sendiri, tapi ditengah-tengah jalan dia menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Anas.
“Nas, hati-hati ya!” katanya dan kembali melanjutkan perjalanannya.
Anas heran dengan maksud perkataan Andra. Kadang cowok itu buat dia nggak ngerti akan dirinya. Andra kadang bisa sangat terbuka tapi kadang juga bisa menjadi sangat tertutup bahkan misterius. Cowok tinggi dan keren itu memang penuh kharismatik. Anas pernah sempat menyimpan hati sama Andra. Tapi karena Andra bersikap biasa saja sama dirinya itu berarti menandakan bahwa dia menganggap Anas sebagai teman. Anas pun senang dengan hal itu. Dan perlahan-lahan perasaan sukanya pun bisa hilang dari hatinya. Yang ada sekarang hanya rasa sayang sebagai sahabat.

Hari itu di kelas Anas banyak dikasih selamat sama anak-anak. Karena dia berhasil membuat acara pensi jadi keren dan sukses.
“Ah, kalian bisa aja. Itukan berkat kerjasama kita semua,” kata Anas merendah.
“Nggaklah, Nas, ide kamu untuk mengundang BlackRose tuh keren banget. Pokoknya nggak rugilah kita ngeluarin duit agak banyak dikit kemaren. Penampilan mereka keren banget! Mana personilnya cakep-cakep lagi. Pengen deh jadi salah satu pacarnya mereka,” kata Sasa teman sebangku Anas.
Nggak lama kemudian mendarat sebuat jitakan di kepalanya.
“Aduh!” seru Sasa.
“Pengen jadi pacar mereka? Jadi aku mo dikemanain?” Tanya Tian geram.
Rupanya dia yang menjitak kepalanya Sasa. Gimana nggak marah? Wong diakan pacarnya Sasa. Ya jelas marahlah Sasa ngomong kayak gitu. Sedangkan Sasa hanya bisa cengengesan digituin sama pacarnya.
“Idih, Tian. Akukan cuman bercanda. Aku tuh sayangnya cuman sama kamu doang kok. Bener, I swear!” kata Sasa serius.
“Iya, iya. Aku percaya. Tapi awas ya kalo kamu ketahuan ngomong kayak gitu lagi!” kata Tian sambil beranjak kemejanya.
“Kan kalo ketahuan? Kalo nggak berarti aku boleh dong ngomong kayak gitu. He… he…” bisik Sasa ditelinga Anas supaya Tian nggak dengar.
Ada-ada aja si Sasa. Tapi sebenarnya ide untuk mengundang BlackRose adalah idenya Andra. Dan dialah yang susah payah untuk menghubungi manajernya BlackRose, agar BlackRose mau tampil di pensi sekolah mereka. Dan pas banget kalau BlackRose ada jadwal manggung di Medan. Jadinya mereka setuju untuk mengisi acara pensi di SMAnya Anas.

Udah satu bulan ini Anas berhubungan dengan Edu. Bahkan dia sekarang udah resmi jadian sama vokalis BlackRose itu. Anas nggak nyangka kalau dia bakalan ditembak sama Edu. Selama satu bulan pendekatan akhirnya tadi, tepat sebelum Edu balik ke Jakarta. Cowok itu menyatakan cintanya dengan Anas. Walaupun Anas sempat ragu karena belum pernah yang namanya pacaran jarak jauh, tapi setelah diyakinkan sama Edu bahwa dia bakalan sering menyempatkan diri balik ke Medan. Akhirnya dia menerima tawaran Edu untuk menjadi pacarnya. Anas seneng banget. Soalnya terakhir kali dia pacaran pas dia kelas tiga SMP itupun dia dikhianati sama mantannya. Jadi dia agak trauma untuk pacaran lagi. Sekarang dia sedang mencoba untuk membuka lembaran baru bersama Edu. Semoga aja Edu nggak menkhianatinya seperti pacar Anas yang sebelumnya.
Anas mengambil HPnya dan menekan nomor yang paling dihapalnya. Dia menelepon Andra.
“Halo!” jawab Andra di seberang sana.
“Ndra, aku mo cerita nih…”

Tim Blackrose baru aja tiba di bandara Soekarno-Hatta tepat jam sembilan malam setelah menempuh perjalanan melalui pesawat terbang dari Medan. Mereka segera menuju basecamp mereka yang ada di Jakarta. Setibanya di basecamp mereka langsung istirahat, karena besok pagi ada jadwal latihan untuk persiapan manggung mereka yang berikutnya.
Edu baru saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur ketika HPnya berdering.
“Halo!” katanya.
“Du, aku harap kali ini kamu nggak main-main. Dia sahabat aku. Aku nggak mau kalau kamu sakitin dia,” ujar seseorang di seberang.
“Tenang, man! Aku serius kok. Mana tega aku mainin cewek baik kayak dia. Oke!”
“Oke! Tapi awas kalau kamu berani sakitin dia. Kamu akan berhadapan sama aku!”
Lalu, sambungan telepon itu terputus. Edu hanya geleng-geleng kepala aja. Dia pun melanjutkan istirahatnya.

Udah beberapa bulan ini Anas menjalani pacaran jarak jauh dengan Edu. Dan tak sekali pun Edu pernah absen untuk menanyakan kabarnya baik melalui sms atau pun ditelepon langsung oleh Edu. Anas senang-senang aja menjalaninya, walaupun dia harus berjanji pada Edu untuk tidak membongkar identitas mereka. Karena ini demi menjaga image Edu sebagai seorang entertainer. Anas juga nggak ingin BlackRose kehilangan penggemarnya kalau tahu bahwa sang vokalis yang digila-gilai oleh cewek-cewek seantero Indonesia telah mempunyai kekasih. Anas nggak mempermasalahkan hal itu.
Tapi jujur selama dia pacaran dengan Edu. Dia merasa sedih, karena hubungannya dengan sahabat baiknya agak renggang. Sebenarnya dia nggak mau diam-diaman gini dengan Andra. Tapi Andra udah buat dia kesal. Entah kenapa cowok itu selau bilang kalau Anas harus hati-hatilah dengan Edu, Anas terlalu cepatlah mengambil keputusan atau apalah. Anas nggak ngerti apa maksud Andra sebenarnya. Anas tahu sebagai sahabat Andra hanya ingin mengingatkannya. Tapi di mata Andra seakan-akan Edu itu nggak ada baiknya sama sekali. Anas nggak suka dengan sikap Andra yang nggak jelas dalam memberitahukan sesuatu. Dia hanya bilang terserah kamulah, Nas. itu membuat Anas jadi nggak yakin dengan hubungannya sendiri dengan Edu.
Anas lagi duduk melamun di kelas ketika datang Sasa yang mengejutkannya.
“Eh, Nas, kamu udah dengar gosip baru nggak?” katanya, nih anak kalo udah ngegosip nomor satu deh pokoknya.
“Gosip apa?”
“Kamu tahu nggak si Libi ketua cheers sekolah kita yang centil banget itu, katanya dia baru aja jadian sama…”
“Sama siapa, Sa?”
“Sama ntu tu vokalisnya BlackRose si Edu,”
“Hah!” bagaikan disiram air panas, seluruh kulit Anas serasa melepuh mendengar berita itu dari Sasa.
“Masa, Sa? Kamu tahu dari siapa?”
“Langsung dari orangnya. Nih aku baru dari kelasnya dia,” kata Sasa.
“Wah, enak banget ya Libi. Kok bisa ya dia jadian sama Edu? Pake pelet apa coba dia menggaet Edu,” kata Sasa seenaknya.
Anas nggak denger lagi apa yang dibilang sama Sasa. Dia bener-bener kaget mendengar kabar itu. Pengen rasanya dia nangis sekarang juga tapi nggak mungkin dengan adanya Sasa di sebelahnya. Dia hanya menahan rasa sakit itu di dadanya sekarang.

Anas langsung masuk ke kamar begitu sampai di rumah. Dan tangis yang ditahan-tahannya sejak dia mendengar kabar jadiannya Libi dengan Edu akhirnya meledak juga. Ternyata hampir seluruh sekolah udah tahu kabar berita itu. Kurang ajar banget si Edu. Apa maksudnya coba dia jadian sama Libi. Dia langsung menekan nomor HPnya Edu.
“Ya, Say?” sapa Edu.
“Say… say… ngapain kamu manggil aku dengan sebutan itu? Aku mau nanya satu hal sama kamu, kamu tuh sayang nggak sih sebenarnya sama aku? Kamu tuh serius nggak sih sebenarnya sama aku?” teriak Anas untung jam segini rumahnya masih sepi kalau nggak pasti Papa Mamanya bakalan heran lihat Anas teriak-teriak seperti itu.
“Ya, seriuslah! Aku juga sayang sama kamu. Ngapain sih kamu nanya-nanya kayak gitu?”
“Semenjak kapan kamu jadian sama Libi? Pantes kamu nggak mau hubungan kita diketahuin sama banyak orang. Supaya kamu bisa jadian sama cewek lain, ya?”
“Kamu tuh ngomong apa sih? Aku nggak pernah jadian sama Libi. Mungkin Libinya aja kali yang ke-geer-an. Dia memang sering nelepon dan smsin aku. Tapi aku biasa aja sama dia. Kamu tahukan Libi seperti apa orangnya. Hampir tiap hari dia neleponin aku, tapi aku cuekkin kok, say. Kamu jangan marah dong! Kamu percaya ya sama aku!” mohon Edu.
Anas nggak tahu harus percaya sama yang mana. Dia hanya diam. Dia pengen teriak sekencang-kencangnya. Sekali lagi dia dikhianati oleh cowok yang dicintainya.

Beberapa hari ini Anas nggak kayak biasanya. Anas yang biasanya ceria dan penuh semangat kelihatan agak murung belakangan ini. Sasa teman sebangkunya memperhatikan perubahan yang terjadi dengan Anas.
“Kamu kenapa sih, Nas? Belakangan ini kamu kok kamu jadi pendiem?” Tanya Sasa ketika mereka sedang istirahat.
Anas hanya menggelengkan kepalanya. Dia memang males banyak-banyak ngomong belakangan ini.
“Yee, ditanyain cuman geleng-geleng aja. Oya, mau dengar kabar baru lagi nggak, Nas?”
Anas hanya menganggukkan kepalanya dengan malas.
“Kamu tahu nggak tadi pagi disalah satu infotaiment. Ada berita baru yang hot banget. Ntu tu si Edu…” mendengar nama Edu disebut-sebut Anas langsung menegakkan duduknya yang tadi males-malesan di bangkunya.
“Idih, kamu Nas, denger nama Edu disebut-sebut langsung semangat. Suka ya sama Edu?” canda Sasa, dia memang nggak tahu tentang hubungan Anas dengan Edu.
“Nggak ah. Udah lanjutin dong beritanya!” kata Anas nggak sabar.
“Tadi pagi, sebelum aku berangkat sekolah, aku sempat nonton gosip si Edu baru aja gandeng cewek baru yang jadi model video klipnya BlackRose di single kedua mereka. Wah, mesra banget tau nggak mereka berdua. Pas diwawancarai lagi, ih kayak dikasih lem nempel mulu soalnya,”
Entah kenapa Anas ngerasa nggak kaget mendengar berita itu dari Sasa. Walaupun hatinya merasa sakit lagi. Bahkan dia nggak tahu nasib hubungannya dengan Edu saat ini. Dia memang nggak pernah mau ngangkat lagi telepon dari Edu atau pun membalas sms dari Edu.
“Kasihan ya si Libi. Padahal dia udah bangga banget bilang ke orang-orang bahwa dia cewek barunya si Edu. Eh tau-taunya dia cuman dimainin! Sekarang dia lagi nangis tuh di kelasnya. Sedih banget kayaknya,” kata Sasa.
Bukan hanya Libi yang sakit hati dengar kabar itu. Bahkan Anas lebih sakit hati lagi, karena dia bukan diduain tapi ditigain sekaligus sama playboy cap ikan teri yang satu itu. Anas mencoba sabar dan kuat untuk menghadapi cobaan ini. Dia udah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Edu. Malam ini dia akan menelepon Edu untuk membicarakan hubungan mereka dengan baik-baik.

“Halo!” Edu mengangkat teleponnya.
“Ternyata kamu mengingkari janji kamu ya, Du!” 
“Bukan urusan kamu kok!”
“Memang. Tapi kamu udah sakitin hati sahabat aku. Kamu tega banget ya. Pertama dengan Libi sekarang dengan model kamu! Mau kamu apa sih sebenarnya?”
“Soalnya dia nggak ngasih kesempatan sama aku. Padahal tentang aku dan Libi itu sama sekali nggak benar. Libinya aja yang heboh sendiri. Aku dah coba untuk ngasih pengertian sama Anas, tapi dianya aja yang nggak mau dengerin aku. Aku juga capek, ya udah aku jalan sama cewek lain,”
“Ternyata kamu belum berubah ya, Du?”
“Butuh proses, Bro! lagipula Anas sudah mutusin aku. Jadi aku udah nggak ada urusan lagi sama dia.”

Anas uring-uringan di kamarnya. Dia hidupkan radio kesayangannya dan langsung disambut dengan lagunya BlackRose yang berjudul terjebak cintaku.

Hati-hatilah dengan hatiku
Rayuanku mampu menaklukanmu
Hanya dalam sekejap pasti kamu
Akan terjebak dalam cintaku…

Lagu ini betul-betul menggambarkan siapa Edu yang sebenarnya. Dia memang pandai menjebak seorang perempuan dalam cinta palsunya. Semoga aja ceweknya yang baru nggak kejebak dengan tipu dayanya Edu.
Anas mengambil HPnya dan menelepon seseorang yang sudah lama nggak bicara dengannya. Dia kangen dengan orang itu. Kangen ngobrol bareng, kangen main basket bareng, kangen semuanya deh yang pernah mereka alami berdua. Dia memutuskan untuk minta maaf sama Andra. Bener Andra dia udah mengingatkan Anas.tapi Anasnya aja yang bandel nggak mau dengerin dia.
“Ya, Nas?”
“Ndra, sori ya! Aku udah salah sama kamu. Kamu benar tentang Edu. Aku bodoh ya, Ndra?”
“Udahlah, nggak da yang perlu disesali. Ini bisa jadi pelajaran buat kamu loh!” kata Andra bijak.
“Udah lupain aja!” katanya lagi.
“Iya. Ngomong-ngomong,kok kayaknya kamu banyak tau tentang Edu sih, Ndra?”
“Oh itu. Sebenarnya dia itu sepupu aku,”
“Hah! Sepupu kamu? Kok kamu nggak bilang dari kemaren-kemaren sih?”
“Alah nggak pentinglah. Dia sepupu aku atau nggak. Lagian aku juga sebenarnya salah sama kamu, Nas. Seandainya dari dulu udah aku kasih tau sama kamu, seperti apa sebenarnya Edu itu. Tapi karena Edu pernah bilang sama aku kalau dia mau berubah, jadi aku pengen lihat buktinya. Ternyata dia belum berubah. Sori ya, Nas!”
“Oh, jadi kamu jadiin aku kelinci percobaan ya? Jahat kamu ya, Ndra!” canda Anas.
“Ya, sori. Lagian kamu juga aneh biasanya jarang naksir cowok, kok kali ini kayaknya jatuh cinta banget sama dia. Ya udah aku juga nggak mau ngerusak kebahagian kamu,”
“Kamu tuh baik banget, tapi saking baiknya kamu aku jadi kejebak cintanya sepupu kamu tauk! Ha… ha…”
“Aku senang deh, dengerin Anas udah balik ceria lagi seperti dulu. Jangan sedih lagi ya, Nas. Oya, Nas, aku mau curhat nih sama kamu!”
“Ya udah, curhat aja!”
“Aku lagi jatuh cinta ni, Nas,”
Hah, seorang Andra cerita tentang isi hatinya. Akhirnya dia bisa jatuh cinta juga sekarang. Tapi sama siapa ya? Kok jadi Anas yang panas dingin gini nih?
“Siapa cewek beruntung yang kamu cintai itu, Ndra?” Tanya Anas penasaran, dia jadi teringat kalau dia pernah suka sama Andra tapi hanya dipendamnya.
“Sama…”
“Sama siapa? Jangan buat penasaran dong, Ndra?”
“Sama… kamu…” lalu Andra memutuskan sambungan telepon mereka.
Hah, Andra jatuh cinta sama aku? Masa sih? Tanya Anas dalam hati. Nggak lama kemudian ada pesan masuk ke HPnya, dari Andra.

Sebenarnya aku dh lm ska sm km,,
Tp ntah knp keberanian itu tiba2 dtg skr,,
Aku udah siap dgr apapun jwbn dr km
Km mau ga jd pacar aku??


Anas senyum-senyum sendiri membaca isi pesan itu. Andra udah lama suka sama dia. Dasar bodoh kenapa baru bilang sekarang? Anas langsung membalas pesan itu.

Dasar bodoh, coba km blg dr dulu
Aku jg dh lm ska sm kmu
Coba km blg dr dlu
Kan aku ga bakal kejebak cntanya spp km
Tp aws ya kalo km mainin aku
Aku ga bakal segan2 bunuh km…
He…

Cinta yang sempat hilang dulu kini muncul kembali. Entah mengapa Anas merasa begitu yakin dengan Andra. Dia yakin Andra akan menjaga dan menghormati cinta mereka dengan baik. Dia tahu Andra nggak mungkin mengkhianati cintanya, seperti dua mantannya yang sebelumnya. Dia udah nggak sedih lagi. Dia udah ngelupain Edu dan siap untuk memulai hari-hari indah bersama Andra, sahabat yang sekarang resmi menjadi kekasihnya.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!