Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 22 Desember 2011

Ternyata Dia.....

Oleh: Hana Arintya

Kuikuti dia dari belakang langkahnya makin cepat. Kenapa dia sepertinya buru-buru sekali ya? Ada apa gerangan dengannya?
“Marya!” seru seorang teman dekatku. “Hey! Dirimu tuh ya dicariin. Ayo pulang!”
Ya sudahlah ya mungkin aku harus menyerah akan sosok itu. Pangeran yang menjadi pujaanku.
“Iya ayo.”
XXXXX
Sesosok cowok keren dengan headset ada gambar apelnya terpasang di telinganya dan sebuah apel di tangan kanannya berjalan di hadapanku dengan posisi agak jauh. Tarik napas dalam-dalam hembuskan secara perlahan sumpahlah udah kayak instruktur senam pernapasan. Nggak tau kenapa gayanya asyik aja diliat dimata aku. Disaat ada juga yg lain ditangan tuh bertengger puntung rokok lha ini malah apel kayaknya dia cocok buat jadi duta buah.
Hal lain yang menyita perhatianku istirahat siang pun pilihan makanannya (lagi-lagi) apel. H mm ada berapa banyak sih persediaan apelnya. Apa kenyang gitu ya apelnya? Apa dia lagi diet? Mungkin dia vegetarian? Tapi nggak berarti segitunya juga Cuma mengkonsumsi apel kan ya? Benar-benar membingungkan.
“Pasti ngeliatin pangeran pujaanmu itu. Si Mr Apple.”
“Kok tau?”
“Gimana mau nggak tau kalo kamu segitu kebacanya.”
“Dasar jahat.
XXXXX
Bisa ga sih sehat tanpa pake acara minum obat. Jujur aja sebenarnya aku udah jenuh dengan rutinitas minum obat yang harus aku jalanin. Tapi kalau aku membandel nggak minum obat dan berdiam diri di rumah sakit lebih nggak asyik lagi. Heran padahal obat sudah kuminum tapi aku rasakan diri ini melemas. Ya Tuhan padahal kan aku belum mengenalnya lebih dekat sosok pangeran apelku.
Dari kejauhan ku rasakan derap langkah suara sesuatu. Apakah itu manusia biasa? Tapi terasa tampaknya bukan demikian. Dan ketika sosok itu mendekatiku kurasakan Sesosok makhluk yang secara sekilas ku kenali sebagai sosok pangeran apel idolaku wajah itu mengayunkan sebuah sabit besar yang terrantai ditangan kirinya detik terakhir sebelum kesadaranku lumpuh total kudengar suaranya menikmati apel.

2 komentar:

  1. wah, apakah si pangeran apel adalah malaikat pencabut nyawa? unpredictable.. :(

    BalasHapus
  2. kurang lebih begitulah

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!