...karena dirimulah, sumber kehangatan lahir dan batinku.
Mata terbuka menatap dunia dengan rasa ciut menyelimut membuatku takut. Tapi kau disini, dan selalu ada didekatku. Hangat.
Senyummu terlukis rasa lara terkikis. Semua rasa bergumul menjadi satu timbulkan rasa hangat yang menjalar ke dadaku. Lagi-lagi hadir rasa itu. Hangat.
Bibir halusmu menyentuh halus bibirku, Aku pun menyambut dengan lembut, ciptakan semua aliran darah dipenuhi gairah. Hangat.
Setiap dekapanmu membuat ruas hati bergetar tak pasti. Kau bilang aku akan selalu menjadi milikmu begitupun denganku. Jika kau dapat meraba perasaan ini, ‘kan kau temukan rintihan rindu yang selalu memanggilmu. Hangat.
Bulan di puncak cakrawala selalu jadi saksi kita. Nyanyian lembut mengalun dalam telingaku sumir kisah ragu dalam keliru buatku tertidur dalam lelapku. Selalu begitu, tak pernah luput sekalipun dari ingatan terlemahku. Kau tahu apa hal itu? Hangat.
Mereka bilang kau adalah orang yang harus kucintai. Bukan, mereka salah! Cintaku adalah sumber ketulusan rasa kasih sayang yang kukerahkan bahkan tanpa kau minta! Kalau mereka bilang kau memang patut kucintai, kurasa mereka benar. Alasannya? Hangat.
Ya, kau adalah sumber kehangatanku. Tanpa dirimu, aku tidak akan pernah tahu apa dan bagaimana rasa hangat itu. Dan kini, kehangatanmu begitu melekat padaku hingga rasanya kelembutan itu adalah sifat mutlak bagi wanita seperti kita. Terima kasih, Bu, atas segala kehangatan yang telah kau siratkan dalam segala kelembutan, padaku.
041011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!