Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 08 Oktober 2011

Tema

oleh : @april_leonardo



Tema ? no-need!

Aku, #Sheira

Kurasakan jam berjalan lebih lambat dari biasanya. Satu detik kali ini serasa berjalan dua kali lebih lambat. Kutunggu Rico menelepon. Detik demi detik berlalu. Kutunggu teleponnya tanpa melakukan aktivitas apapun. Kini sudah pukul sepuluh malam. Teriakan ibu sudah terdengar sampai kamar. Aku harus tidur sekarang atau besok aku bisa bangun kesiangan. Yap! Aku akhirnya mematikan lampu kamar, lalu mencoba untuk tidur. Kupenjamkan mata dan akhirnya terlelap.

******

"Kemarin kamu nggak telpon aku ya ?" tanyaku begitu Rico masuk ke kelas.
"Maaf Shei, aku kelupaan."
"Ih! Kok gitu sih ? Kamu kan udah janji mau ngebahas tema kita buat lomba cerpen dua minggu lagi."
"Bukannya cerpen itu bertema bebas?"
"Ya emangnya nggak boleh kalau kita bkin cerpen pake tema apa gitu?!" kataku kesal sambil berlalu dari hadapannya.

******

Seminggu sudah setelah kejadian itu. Seminggu sudah aku tidak bertegur sapa dengannya. Sebenarnya, aku sangat sedih. Seminggu lagi lomba cerpen itu akan diadakan. Seminggu lagi saat-saatku menikmati kehidupanku di Jakarta. Seminggu lagi mempersiapkan mental untuk meninggalkan teman-temanku. Seminggu lagi aku akan bekerja sebagai pengarang cerpen di majalah anak dengan tema bebas. Yap! Seminggu lagi aku akan pindah. Ayah diterima bekerja sebagai ahli IT di salah satu perusahaan besar di Australia. Kami akan pindah dan kecil kemungkinanku untuk bertemu dengannya lagi. Kini aku jarus berjuang membuat cerpen dan menentukan tema sendiri. Perpisahan. Tema itu yang terpikir dalam otakku. Aku tak tahu akankah ia setuju akan tema ini. Ia memang belum tahu akan kepindahanku seminggu lagi. Lagipula, menurut apa yang aku tahu, ia menyukai cewek putih, langsing, tinggi, pokoknya yang bertema CANTIK. Aku ? Dapat dipastikan tidak masuk kategori itu. Aku gadis berponi rata. Aku nggak stylish dan aku juga nggak fashionable.Aku tomboy dan sama sekali ga ada sisi kecewek-cewekan dalam diriku ini. Aku tidak tahu apakah aku siap menyampaikan perasaanku padanya , memperbaiki hubungan kami seperti awalnya, dan menylesaikan cerpn ini dengan baik. Yah, setidaknya aku akan berusaha untuk itu.

******

-dua hari sebelum keberangkatanku-

Kuhampiri Rico. Aku harus membicarakan hal-hal ini. Terlalu banyak masalah dalam hidupku dan aku harus menylesaikannya hari ini juga.
"Ric, gue perlu ngomong sama lo."
"Ngomong aje. "
"Ga bisa disini. Disini tuh rame banget. Seengaknya di taman sekolah kan bisa."
"Yaudah. Pulang sekolah di taman. Gua ga akan lupa."

~~~
Aku, #Rico

Pulang sekolah nanti, Sheira mengajakku berbicara empat mata dengannya. Sebenarnya beberapa hari saat kami bertengkar ini, aku merasa sangat tidak nyaman. Pertama, aku rindu saat-saat kami tertawa dan bercanda bersama. Kedua aku bingung soal cerpen itu. Bagiku, tema tidaklah penting. Yang penting bukanlah temanya, tapi isi dan semangat seorang penulis yang paling penting.

------

KRING!!
Bel berbunyi. Sesuai janji, aku segera berlari menuju taman sekolah. Aku tidak mau telat dan menambah rasa kecewanya untukku.

~~~

Aku, #Sheira

Kedatangannya yang lebih awal membuatku terkesan. Ternyata ia serius dengan janjinya yang tak akan lupa ke taman sore ini. Aku berlari kecil menghampirinya. Sedikit keraguan dalam diriku. Akankah aku berani melihat reaksinya nanti ?

"Pertama-tama gua mau minta maaf soal keributan kita waktu itu.Dan,Ric, gue akan ke Ausie."
"APA ?"
"Iya, gua dan keluarga gua akan ke Ausie."
"Kenapa Shei ?"
"Bokap gua akan kerja disana.Dan Ric, soal lomba cerpen, gua uda tentuin temanya, yaitu perpisanhan, soalnya itu pasti gampang buat lu karena beberapa tahun yang lalu lu pisah sama seseorang kan? Dan gua juga ,.."
"SHEIRA ANGELINA !!" Bentak Rico. Tak pernah sekalipun ia memotong kata-kataku dan membentakku sperti itu. Ia pun melanjutkan kata-katanya setelah adanya keheningan yang cukup lama.
"Shei, kenapa lu nggak bilang ke gua? Kenapa lu musti bilang di saat-saat terakhir gini sih? Dan kenapa lu pilih tema itu? "
"Karna gua tau, lu tu suka cewek yang putih, langsing, tinggi, pokoknya yang bertema CANTIK. Nah, aku?"
Rico tertawa terbahak-bahak selesai aku menjawab pertanyaannya tadi. Aku bingung. Ya. Sangat bingung. Apa yang salah dengan jawabanku tadi?
"Sheria,kamu nih sotoy deh."
"Kok gitu sih Ric ngomongnya?"
"Ya gimana nggak ? Masa lu kasih tema perpisahan cuma karena gua pernah punya pengalaman pribadi yang kea gitu? Lagian gua ga suka cwewek bertema cantik kok."
"Trus? Itu kan lagian setau gua."
"Gua suka lu. Ga peduli lu tema apa. Lagian lu kan bukan tema. Lu orang. Lu princess gua, and you're my beautiful angel. Lagian gua juga uda pikirinn kalo tema itu ga penting. Yang penting tu isinya. Lagian kan tema cerpennya bebas."

Aku ternganga setelah mendengar perkataan Rico yang terakhir. Kaget sekaligus senang. Rasanya seperti mengambang di udara. Semua terasa ringan.

******

-hari keberangkatan-

"Ric,jaga diri baik-baik. Aku akan selalu merindukanmu pacarku sayang,, aku akan sealu memimpikanmu,, dan ku."
"STOP !!" Tiba-tiba ia menyuruhku berhenti mengucapkan kalimat bertema perpisahan dengan bumbu 'gombal'. Ia pun melanjutkan kalimatnya.
"Ngomong-ngomong, aku juga mau ke Ausie untuk sekolah bulan depan.Ingat! Selama nggak ada aku, ingat kata-kataku waktu itu."
Mereka pun mengucapkan kata-kata 'mantra' itu.



"Tema itu nggak penting. Yang penting isi dan ketulusan hati si penulis."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!