Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Rabu, 01 September 2010

Dia

by. Zulietta (@zuliettaz)
zuliettaz.wordpress.com






“Comparisons are easily done, once you’ve had a taste of perfection”


Adrian segera menekan tombol back ketika Tania masuk ke mobilnya.
“Selamat 3 bulanan ya, sayang.”
Tania mendaratkan ciuman lembut ke pipi Adrian. Adrian tersenyum, mengusap kepala Tania sebagai terimakasih.
” Rambut kamu udah panjang tuh…”
” Iya, sengaja, mau dipanjangin.”
“Jangan ah, bagusan pendek..”
“Iya, tapi bosen.”
Adrian tidak menjawab apa-apa, karena adrian tidak ingin sampai tersudut dan harus mengatakan alasan sebenarnya. Kenapa Tania harus berambut pendek. Adrian tidak peduli siapapun, apakah Tania, Nayra, Gia, siapaun asal sosoknya sama. Berambut pendek-bertubuh mungil-bermata bening.

“Like an apple hanging from a tree. I picked the ripest one.I still got the seed”


“Selamat tiga bulan yang sayang… “
Adrian mendongkak ke arah Kayla. Ya, kali ini Kayla – ucap Adrian dalam hati.
Kayla mendaratkan ciumannya ke pipi Adrian. Adrian tersenyum simpul, tiba-tiba saja senyumannya pudar.
“Make up kamu tebel banget…”
“Oh iya, ketebelan ya? Jelek ya?”
“Ngga jelek… hanya… terlalu tebel aja buat aku.”
“Ya ngga apa-apa kan kalo gitu. Aku pengen tampil cantik di depan kamu.”
“Tapi…”
Adrian mengentikan argumennya.
Tapi dia tidak pernah memakai make up tebal-tebal. Perempuan itu-yang aku cintai setengah mati, Adrian menracau dalam helaan nafasnya. Berkali-kali sudah Adrian mencoba mencari pengganti Dia. Yang sosoknya sama. Yang tanpa make up, tetap memancarkan sinar yang menyilaukan hari Adrian. Perempuan itu-teriak Adrian-Dia yang aku inginkan. Bukan yang ini.

“You’re like an Indian summer in the middle of winter
Like a hard candy with a surprise center”


“Selamat tiga bulan, Adrian…”
Dia muncul di depan kamar kost Adrian dengan topi lebar sambil menjinjing sepeda berkeranjang reyot miliknya. Rambut pendeknya terkubur dibalik topi jerami besar yang dipakainya. Wajah mungilnya kecoklatan terbakar matahari.
Dia menarik tangan Adrian, memaksanya naik boncengan sepedanya.
“Aku baru bangun, Dia.”
“Ya ngga apa-apa…”
Dia membonceng Adrian ke sebuah tangan dengan pohon besar di tengahnya.
“Ayo manjat…”
“Yang bener…”
“Iya… cepetannn…”
Mereka berdua dengan susah payah memanjat pohon itu. Cabangnya kuat, tapi terjal.
“Tepat waktu…”
Dia menunjuk ke arah langit. Untuk pertamakalinya, Andrian melihat matahari terbenam yang indah di Kota Jakarta.
“Hanya disini, matahari Jakarta yang terbenam keliatan indah…”

Adrian membuka matanya. Mimpi itu berulang. MImpi sekaligus masalalu yang ingin Adrian ulang lagi. Di samping adrian ada wanita lain yang tertidur lelap. Bukan Dia. Adrian menutup mata lagi, menarik selimut lagi, berharap lagi ; Dia ada disini.

How do I get better once I’ve had the best
You said there’s tons of fish in the water
So the waters I will test


Dia menutup pintu rumahnya. Pintu akan terbanting tepat di wajah Adrian kalau saja adrian tidak menahan pintu dengan tangannya.
“Tolong dengerin penjelasan aku dulu.”
“Lagu lama. Aku ngga butuh penjelasan.”
“Tadi itu hanya spontanitas. aku juga ngga sadar apa yang aku bilang…”
Dia membuka pintunya. Matanya berkaca-kaca, airmata hampir jatuh.
“Andrian. Aku tau, dibandingin temen-temen kamu yang pake heels, yang ngga bakalan mau naik sepeda, yang rambutnya panjang, aku bukan siapa-siapa. Kamu kerja di gedung bertingkat itu, aku hanya penjaga warung grosir kain di pasar.”
“Bukan gitu…”
“Kaya gimana? Kamu bilang ke temen-temen kamu kalo kamu masih single dan aku cuma saudara kamu. Di depan aku. Apa lagi yang kurang jelas?”
“Aku…”
“Aku ngga pengen denger apa-apa lagi… Mending kamu pulang.”
Dia menutup pintunya dengan tangisan yang masih terdengar di balik pintu. Andrian kelu, hatinya beku. Semua tampak salah. Penyesalan besar. Semua berkontempelasi. Tercampur aduk. Air mata andrian menetes juga, kali ini baru mengerti. Semuanya sudah pecah-hancur-dihancurkannya sendiri.

“Aku cinta Dia…” bisik Adrian tiap malam, tiap kali mimpi itu datang.

Cause when I’m with him I am thinking of you


“Adrian, I love you…”
Belinda mengecup bibir Adrian lembut. Adrian menutup matanya.
Ciuman beraroma vanilla, sama dengan Dia yang bibirnya beraroma vanilla. Adrian memeluk tubuh Belinda, mengusap rambutnya lembut. Hatinya menangis sekaligus mengutuk dirinya. Adrian jijik dengan dirinya yang tidak bisa melupakan Dia. Bendi dengan tubuhnya yang terus mencari sosok Dia. Dan kali ini tubuhnya tidak memeluk Belinda, tapi dia. Airmatanya mengalir, bibirnya berbisik :” Aku cinta kamu, Dia.”

And bust in the door. And take me away
Oh no more mistakes. Cause in your eyes I’d like to stay…


Tepat di bulan ke tiga, hubungannya kandas. Andrian berpisah dengan Dia tepat ketika perayaan bulan ke tiga juga. Jadi tidak ada alasan untuk mengencani wanita lain lebih dari tiga bulan. Malam itu setelah hubungan terakhirnya kandas. Adrian berhenti di sebuah toko 24 jam. Di kulkas besarnya, Adrian mengambil sebotol minuman, lalu tanpa sadar tangannya bersentuhan dengan tangan seorang wanita.
Andrian membeku melihat sosok di depannya.
“Dia…”
Kini rambutnya panjang menutupi punggungnya. Digerai acak-acakan. Masih dengan celana pendek dan sepatu flat lusuh.
“Adrian…”
Dia memeluk adrian secara refleks, seperti dua orang temen yang sudah lama tidak berjumpa.
“Rambut kamu sekarang panjang…”
“Iya… sengaja dipanjangin…”
“Kamu apa kabar…”
“Baik… Hmmm… Rumah masih disitu?”
“Oh, keluargaku udah pindah setahun yang lalu… Toko di pasar kena kebakaran, jadi kita sekeluarga pindah ke singapura. Disana buka tempat makan Indonesia. Mampir-mampir ya kalo ke sana…”
Dia meninju lengan Adrian lembut.
Bahkan kelembutannya masih disitu-Adrian terkesima.
“Oh, aku duluan ya…”
“Mau kemana…”
“Aku sekarang di Jakarta. Suamiku kerja di Jakarta soalnya… Duluan ya…” Dia berlalu dan mengambil semua sinar yang rindu untuk dirasakan Adrian-yang kini secara total sudah direnggut. Yang tersisa hanya penyesalan dan cinta yang secara total sudah kandas.

3 komentar:

  1. Bagus banget T_T sangat menggambarkan kisah hati seseorang yang ga bisa ngelupain cinta sejatinya T_T

    Btw, baca ginian jadi bikin aku pengen nulis juga :)

    BalasHapus
  2. Thinking of You-nya Katy Perry ya?
    saya suka banget lagu ini. heheh.
    ceritanya bagus, tapi sayang editingnya masih berantakan. dan.. ngg.. sekedar masukan sih, kalo menurut saya pribadi sih masih kurang jelas apa yang membuat tokoh utama segitu cintanya sama Dia. saya ga dapet aja feelnya. walaupun setiap wanita yang dateng ke hidup Adrian selalu dibandingin sama Dia, tapi tetep aja kurang greget. hehe.
    hanya sekedar pendapat aja. selamat menulis lagi. :)

    BalasHapus
  3. thanks both of you ;*

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!