Oleh Stephie Adhitia
Jam menunjuk ke angka 1
Sama dengan nafasnya yang mulai satu-satu
Darah mengalir dari pangkal tungkai menuju lantai
Seiring air matanya yang tak henti-hentinya terurai
Sebungkus kecil obat erat dalam kepalan tangan
Obat yang katanya mampu memperbaiki keadaan
Kini semuanya usai, semuanya telah berakhir
Seiring mendinginnya janin yang dipaksa lahir
Ia terisak lirih menahan nyeri yang tak terperi
Sambil berharap semuanya ini hanya mimpi
Ia ingin bangun esok pagi dalam keadaan normal dan aman
Tanpa rasa sakit dan takut yang harus ia tahan
Nafasnya menyepi perlahan-lahan
Nadinya melemah perlahan-lahan
Tubuhnya mendingin perlahan-lahan
Matanya terpejam perlahan-lahan
Dua jam berlalu dan sempurnalah hening
Ponselnya pun telah berhenti berdering
Ada 10 telfon tak terjawab dan 1 pesan dari si biang keladi
Berisi 'Kita putus saja dan sudah jangan bertemu lagi'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!