Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 16 September 2010

"Aku adalah Senja"

Oleh Gabby Laupa (@GabbyLaupa)


Aku bersandar ke dinding tembok yang dingin. Telingaku berusaha menangkap setiap kata dalam bahasa yang tak asing lagi di telingaku diucapkan dari balik tembok—Ibu biasa menggunakannya dulu. Lelaki tua itu mabuk, itu sudah pasti. Suaranya terdengar seperti anjing yang diseret keluar dari halaman. Belanda jahanam. Taruhan pasti tangannya sedang digelayuti pelacur dibawah umur. Anjing-anjing Belanda.

Ik denk dat we misten de mensen op de luchthaven.”

Tomas berdiri di hadapanku. Alisnya hampir terpaut menjadi satu, tak mengerti dengan apa yang sedang kami lakukan. Mungkin menurutnya mengapa sekarang tidak kita tembak langsung saja si Belanda keparat itu. Ia hanya berjarak beberapa jengkal dari kami, terpisah oleh tembok dingin dimana aku bersandar. Tangan Tomas mengepal kesal, mulutnya membuka hendak mengeluarkan suara yang serta merta langsung aku tutup dengan tanganku. Kuisyaratkan dengan jari agar Tomas diam saja, tidak mengeluarkan suara. Ia mengangguk kesal.

Ik zal een hoop mensen om bewakers van de luchthaven.”

Aku tersenyum. Secercah harapan muncul dari kata-kata si Belanda mabuk itu. Dengan petunjuk itu, aku rasa kami bisa menyusun strategi yang baru dan lebih matang. Bukan hanya asal serang yang beresiko mengorbankan nyawa. Kami sudah kehilangan Dayan dan prajurit lainnya, kami tak bisa mengambil resiko untuk kehilangan lebih banyak nyawa lagi. Kening Tomas mengerut melihat aku tersenyum, ia mengintip apa yang terjadi di balik tembok.

“Wie is die man?”

Sialan. Suara langkah kaki menuju posisi kami mencuri dengar. Serta merta tubuh Tomas menyamping menghalangi pandangan si Belanda kepada kami. Tangannya menyentuh wajahku dan menariknya dengan tiba-tiba. Bibirnya menyentuh bibirku. Langkah kaki terhenti diiringi suara tawa.

“Ach, het is gewoon een jongen die zijn meisje kus.”


NB : Merupakan hasil dari mabuk Darah Garuda *jejeritan* Membayangkan saya yang menjadi Senja :) Maafkan keabalan saya.

5 komentar:

  1. deg-degan bacana :D penasaran sama lanjutanna *loh malah request* belum nonton Darah Garuda, ada hubunganna yah? :D ngga ngerti si Belandana ngomong apa :( *ngga bisa bahasa Belanda hehe*

    BalasHapus
  2. Ehehehe, saya juga gabisa bahasa belanda kok. Make google translate dan sedikit buka kamus doang, abisnya lupa itu si belandanya di Darah Garuda ngomong kayak gimana.

    Ayo nonton Darah Garuda, keren aw aw-->lah malah promosi :D

    BalasHapus
  3. aku juga udah nonton filmnya. Melihat Belanda bikin aku geregetan. Kalo pas lagi nonton aku bawa senapan, pasti udah aku tembak layar bioskopnya :D

    BalasHapus
  4. Jangan ditembak dong nanti saya gabisa liat Tomas :p

    Eh iya, gimana dari segi penulisannya? Masuk gak sih saya di karakter si Senja? Kok agak aneh yaa, abal-abal gimana gitu ._.

    BalasHapus
  5. Kayaknya gak masuk deh. Kan Senja sama Tomas ngumpetnya dibalik pohon, ini knp dibalik tembok. :D

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!