Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 30 Desember 2010

Kenangan 29 Desember 2010

Oleh: Josefine Yaputri


Aku terbiasa menulis fiksi, tapi tidak untuk kali ini. Sudah lama sekali aku tidak menulis dan menuangkan isi pikiranku. Sekalipun aku ingin, keinginan itu tiba-tiba lenyap beriringan dengan keinginanku yang lain. Kali ini terasa berbeda, tema ‘kenangan’ yang ada di writing session membuatku bergegas menyentuh laptop dan mulai bermain kata-kata. Mungkin tulisanku terdengar biasa dan aku pun hanya berusaha untuk menuangkan semua ide yang aku punya.
Aku bukanlah seorang penggemar sepak bola, sama sekali bukan. Melihat dua puluh dua orang lelaki yang atletis dan berebut bola membuatku bosan. Dan hal ini selalu terjadi. Namun, cerita teman-teman akan cantiknya permainan Tim Nasional Indonesia dalam Piala AFF 2010 membuatku tertarik untuk melihat televisi sejenak.
Permainan Tim Nasional Indonesia dalam leg pertama melawan Tim Nasional Malaysia membuat banyak orang geram. Kecaman akan tindakan curang mereka membuat Indonesia panas dan kesal setengah mati. Tetapi, dari sini kita bisa melihat keunggulan Tim Nasional Indonesia dalam bermain jujur dan sportif. Keunggulan TimNas Indonesia ini tetap bertahan dan ada di leg kedua final AFF 2010.
Kenangan menonton final leg kedua Indonesia vs Malaysia benar-benar tidak akan terlupakan. Begitu terkejutnya aku melihat lautan merah atau lautan keberanian dari para pendukung TimNas Indonesia yang menonton pertandingan final leg kedua. Kita begitu menyatu dan bangga untuk membela TimNas Indonesia. Optimisme melekat di dada dan seluruh tenaga rela dihabiskan untuk sebuah pertandingan yang berlangsung selama sembilan puluh menit. Sangat membanggakan. Sebuah pertandingan sepak bola, sebuah perebutan piala sepak bola, bisa dengan begitu mudahnya mempersatukan kita semua.
Kebanggaanku bahkan tidak berhenti sampai di situ saja. Supporter kita tidak ada satu pun yang bertindak rusuh selama pertandingan di Gelora Bung Karno. Kita berhasil membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang besar dan tidak suka membalas dendam. Kita tidak membalas apa yang dilakukan supporter Malaysia kepada pemain TimNas kita sewaktu di leg pertama. Sungguh membanggakan.
 Meski banyak yang pesimis dan meremehkan TimNas Indonesia, seluruh pemain TimNas Indonesia berhasil membuktikan bahwa mereka tidak pernah menyerah. Selama sembilan puluh menit mereka bertahan, bermain sekuat tenaga, dan memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Para supporter pun tidak bisa berhenti meneteskan air mata dan menebar senyum saat melihat semangat seluruh pemain TimNas Indonesia bermain dengan begitu cantiknya. Spirit yang luar biasa dipersembahkan demi Tanah Air Indonesia.
Inilah yang harus selalu kita bawa sebagai bangsa, semangat persatuan dan semangat pantang menyerah. Tanggal 29 Desember 2010 akan selalu kukenang. Kenangan akan semangat para pemain TimNas yang harus diwariskan oleh kita, Bangsa Indonesia. Berhentilah mencemooh. Lihatlah TimNas kita, kita telah menang di leg kedua, menang dengan fair. Meskipun kita tidak menang agregat, kita telah menang sebagai bangsa yang berjiwa besar. Kita menang sebagai bangsa yang bersatu dan tertib. Kita telah menang sebagai bangsa yang tidak pernah menyerah dan selalu optimis. Kenangan inilah yang akan selalu kubawa. Sebuah kenangan yang sangat patut untuk diwariskan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!