Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 26 Desember 2010

Terakhir

Oleh: Laily Maharani (@maharaniezy‏)


Jendela. Tatapan kosong. Buka jendela. Hirup udara pagi. Berembun. Nafas berasap.
Subuh. Rasanya hampa.Menoleh sebentar. Pandang langit. Masih buta.
Menghela nafas. Nyalakan rokok. Lagi-lagi menghela nafas. Sendirian.
Tidak ada siapa-siapa. Bukan berarti sebatang kara juga sih. Hanya uring-uringan. Padahal bukan PMS
Entah kenapa. Lagipula kalo PMS cenderung menangis. Lucu. Entah kenapa.

Sekarang hari terakhir. Menuju jam terakhir. Berlalu ke menit terakhir.
Penghabisan di detik terakhir. Tengah malam. Dan jadi hari yang baru.
Jam baru. Menit baru. Detik baru. Tahun baru. Tapi apa ??? Tidak ada yang berubah.
Jakarta tetap macet. Pemerintahan tetap korupsi. Anak sekolahan tetap saling contek.
Suami istri tetap ribut. Anak balita nonton sinetron. Indonesia tetap miris.
Absurd. Semuanya nyaris sama.

Kalau untuk aku tetap saja. Tahun baru kali ini tanpa ayah. Bukan baru saja juga sih.
Bukan pertama kalinya. Tanpa ayah. Hanya saja aku berandai. Hmmm... Kalo saja.
Kalo saja seperti 4 tahun lalu. Pergantian tahun menjadi istimewa.
Karena itu ultah ayahku. Dari aku balita kita merayakannya. Besar-besaran iya.
Kecil-kecilan iya. Dan setiap momen terasa berharga.

Sekarang ? Kosong. Hampa. Okelah 2 tahun terakhir mungkin party.
sampai pagi. Mabuk. Atau kumpul. Hangout. Pacaran. Kelihatan asyik.
Ya memang asyik. Memang senang. Memang happy. Tapi ? Tetap saja kosong.

Tahun ini aku ingin sendirian. Menyambut tahun baru. Di beranda kamar. Sendirian.
Iya memang kenapa ? Kalau bisa aku ingin berdua ayah. Konyol yah ?
Karena tidak bisa. Karena ayah sudah disana. Sudah happy. Sudah punya dunia sendiri.
Sudah bahagia. Aku tidak mau ganggu. AKu suka disini. Lebih nyaman disini.
Daripada aku party. Atau gila-gilaan. Atau hangout. Atau pacaran. Atau mabuk semalaman.
Cuma mengusir sepi. Cuma palsu. Cuma membohongi diri sendiri.

Karena aku rindu ayah.... titik. Sesimpel itu.
Aku bahagia menghabiskan hari terakhir, jam terakhir menit terakhir, detik terakhir.
Di beranda kamarku. Sendirian. Memandangi langit buta. Dan dipeluk udara menggigit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!