Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 09 Desember 2010

Yang Ku Kagumi Setengah Mati

Oleh : Tenni Purwanti

Dari layar kaca itu saya selalu memandangnya. Memperhatikan kata-katanya membacakan paragraf-paragraf fakta di balik peristiwa. Tak jarang ia mewawancara langsung narasumber yang kompeten untuk membicarakan peristiwa yang menjadi topik utama dalam siarannya. Ia cerdas, berwibawa, berkarisma, percaya diri, berani, dan masih banyak lagi kata yang bisa saya sebutkan untuk memujinya. Ia seorang presenter berita yang akhirnya membuat saya punya cita-cita dan impian. Saya tak lagi punya cita-cita semu yang sama rata dengan anak-anak lain seusia saya : ingin menjadi dokter, Insinyur, bahkan Presiden. Tak ada yang salah dengan cita-cita itu, hanya saja saya rasa saya butuh sesuatu yang berbeda. Dan Presenter Berita adalah jawabannya. Saya mendapatkan cita-cita itu dari kekaguman pada sosok Rosianna Silalahi, Presenter Berita Idola saya.

Ternyata saya tak puas hanya punya satu. Saya, yang sejak kecil sangat gemar membaca buku-buku filsafat dan sastra, tanpa sadar mengagumi sosok penyair yang mati muda : Chairil Anwar. Dalam hidupnya yang singkat, tak punya riwayat pendidikan tinggi, Chairil Anwar bisa jadi legenda sastra Indonesia. Barangkali hidup yang tak mudah itulah yang membuatnya lebih peka terhadap sekitar. Barangkali kegelisahannya, rasa kecewanya, rasa tertekannya-lah yang kemudian menjadikan karyanya “bernyawa”. Sajak-sajaknya tak hanya bicara cinta sepasang kekasih, tapi juga masalah sosial, politik, ada pula karyanya yang diperuntukkan bagi sang Pelukis Affandi, sang Proklamator Soekarno-Hatta, bahkan untuk neneknya sendiri. Sajak-sajaknya bisa jadi merupakan napak tilas hidupnya sendiri, maupun sejarah kehidupan sekitarnya pada masa ia hidup. Chairil Anwar pantas saya jadikan Idola ketika pada akhirnya saya juga punya cita-cita lebih dari satu, yaitu ingin pula menjadi Sastrawan.

Semua orang di dunia ini pasti punya Idola, disadari atau tidak. Ada yang mengidolakan penyanyi, pemain sinetron, atlet, dan beragam profesi lain. Alasan kekagumannya pun beragam, ada yang karena faktor fisik, kepribadian, sampai faktor karya dan prestasi. Cara mengaguminya pun beragam, ada yang mengikuti berita tentang sang Idola dari televisi, follow twitter-nya, mengumpulkan berbagi foto, maupun benda-benda apapun yang berkaitan dengan sang Idola, bahkan ada yang sampai berkorban datang setiap kali sang Idola show atau mengadakan jumpa fans, meskipun di luar kota yang jauh dari tempat tinggalnya sendiri.

Saya sendiri tidak mungkin rasanya bisa hadir di jumpa fans Idola saya, karena yang satu Jurnalis Televisi dan yang lain Sastrawan. Dunia mereka berdua jauh berbeda dari dunia entertainment. Terlebih Chairil Anwar yang telah tiada. Lebih tidak mungkin lagi untuk bisa follow twitter-nya. Untuk menunjukkan rasa kagum dan hormat saya padanya, saya mulai dengan mengoleksi buku-buku karyanya. Meski berulang-ulang membaca sajak-sajaknya, saya tak pernah merasa bosan. Kalau Rosianna Silalahi mungkin masih bisa saya follow twitternya, masih bisa berbicang dengannya via e-mail, lalu saya pun masih bisa menyimak acara barunya di sebuah stasiun televisi swasta, yang ternyata ia produksi sendiri. Makin kagumlah saya kepadanya.

Saya punya satu hal yang membuat mereka berdua bangga menjadi Idola : bahwa kehadiran mereka adalah inspirasi, kehadiran mereka adalah penyemangat hidup untuk seorang perempuan yang sedang berjuang mewujudkan mimpi. Bahwa karya mereka, dedikasi mereka di dunianya masing-masing, dihargai utuh dan dijadikan motivasi untuk membuat hidup lebih baik dan lebih berarti.

Suatu hari nanti, ketika saya bisa menjadi seperti keduanya, saya harap saya juga bisa menginspirasi orang lain, generasi-generasi baru setelah saya, agar mereka termotivasi untuk jadi lebih baik dari saya. Suatu hari nanti, saya juga ingin menjadi Idola, bukan untuk sebuah nama besar atau harta melimpah ruah, tapi untuk menjadi inspirasi bagi mereka yang sedang mencari makna hidupnya. Membuat orang lain merasa lebih berharga karena memiliki mimpi, memiliki tujuan hidup, adalah hal yang luar biasa berarti bagi saya kelak.

Pada akhirnya, mengagumi dan dikagumi bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan bahkan berguna dalam kehidupan.

Desember 2010,
@rosepr1ncess



NB : tulisan ini adalah tulisan bersambung yang erat kaitannya dengan tulisan saya sebelumnya,Yang Ku Gantung Setinggi Langit dari tema Impian. Ini adalah tulisan pertama saya yang bersambung. Dua tulisan ini bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama, Silakan di apresiasi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!