Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 30 Desember 2010

Semua Tumpah dalam Semalam


Oleh Astari Indahingtyas
Blog: http://astarindah.tumblr.com


"Hmmm...tadi pagi udah banyak orang yang nanyain mau malam tahun baruan dimana, tapi sampai saat ini kayanya belum ada rencana."

Entah mengapa pergantian tahun kali ini menjadi sesuatu yang kurang spesial buatku. Bukankah malam menjelang tanggal 1 Januari sama dengan malam-malam yang lain?

"Tara, lu kenapa ga mau pergi sama kita aja sih? Daripada ngarep pergi sama orang lain." Nah, yang ini adalah ajakan Firda, salah seorang sahabatku. Dia beranggapan bahwa aku bagaikan punuk merindukan bulan karena dia pikir aku berharap untuk menghabiskan detik-detik terakhir tahun 2010 ini bersama lelaki yang belum tentu jadi pacar. Memang aneh dunia.

Sejujurnya, bukannya tidak mau berpesta ria tapi di hari-hari terakhir bulan Desember ini, banyak sekali yang mengganggu pikiran. Ya masalah keluarga, masalah pekerjaan sampai masalah hati. Yang lebih menyesakkan hati, pas lagi memikirkan sesuatu, potongan-potongan kejadian selama setahun ini kembali bermunculan.

"Tara! Haloooo!! Lu kenapa tiba-tiba bengong gitu sih?"
"Aduh, Fir...tiba-tiba gue keingetan si Anton."
"Eh...udahlah. He's not worthy of your love, honey. Dia gak pernah peduli sama lu. Cuma kerjaan dan temen main dia yang ada di pikirannya."
"Tapi kaaaan...gue..."
"Udah deh, Tara. Gue gak perlu kasih reality check lagi ke lu kaya waktu awal tahun kan?!"

Kalau Firda sudah mengeluarkan kalimat sakti tersebut, itu pertanda bahwa dia tidak bisa dibantah lagi. Tapi kisah kasihku dengan Anton yang berakhir awal tahun sepertinya bukan cerita yang ideal dan yang pasti itu adalah kenangan yang menyakitkan.

Tahun 2010 mungkin memang bukan tahun yang terbaik. Selain kehilangan seorang kekasih, seorang sahabat juga harus melanjutkan studinya ke negeri kincir angin. Jarak yang jauh memang sudah bukan hambatan untuk terus berkomunikasi di era teknologi serba canggih ini. Tapi kebersamaan itu yang sulit tergantikan.
"Fir...si Ojie kapan balik ya? Kangen banget nih buat kumpul bareng lagi."
"Tara, emang lu deh juaranya sembarangan. Pikiran lu tuh kayanya loncat-loncat gitu ya. Mana cepet pula."
"Yeee...maaf deh. Abisnya ga boleh nginget-nginget Anton sih. Jadi mending keingetan Ojie kan?!"
"Iya sih...rindu main UNO bareng dan goofing around sama dia. Iya ga, Tar?
"Setuju!"
"Ya udah ah, Tar. Balik yuk. Udah kemaleman nih. Yang punya restoran udah mau beberes kayanya."
***
Akhirnya tiba juga di rumah dan kamar ini begitu menggoda. "Rebahan kayaknya enak nih," pikirku. Dengan posisi badan terlentang di atas kasur yang nyaman, pikiran pun segera terbang.

Perhentiannya yang pertama, apa lagi kalau bukan Anton. Pacaran selama hampir 2 tahun ternyata belum jodoh. Beberapa bulan terakhir sebelum putus, sikapnya semakin aneh. Memang dia orangnya mengutamakan pekerjaan tapi dulu sepertinya dia mau meluangkan waktu buat aku. Tapi makin lama semakin jauh dan dia pun menjadi temperamental. Perasaan tak diinginkan lagi membuat aku memutuskan untuk menyudahi hubungan itu. Buat apa selalu menjadi pihak yang mengalah dan yang selalu mau mengerti? Iya kan?

"Ternyata bener juga kata Firda. Nginget kisah yang satu itu cuma nyampah aja di pikiran," ucapku dalam hati. Sambil menarik napas dan menghembuskannya perlahan, pikiranku tiba pada kenangan kedua.

Aku teringat bulan-bulan terakhir bersama Ojie sebelum dia ke Belanda. Aku, Ojie, Firda, Santi, dan Riza sempat berlibur bersama ke Bali. Waaah...kebersamaan di Pulau Bali memang selalu spesial. Mulai dari water sport, snorkeling, bersantai di pinggir pantai, mencari objek foto yang indah dan menarik hingga berburu baju serta oleh-oleh menjadi kenangan indahku di tahun 2010. Memang berat saat melepas Ojie di bandara, tapi dia pasti kembali.

"Waaah...ternyata memang benar bahwa roda itu berputar. Buktinya abis putus, malah bisa liburan bareng sahabat ke Bali."

Yang tidak kalah serunya, ternyata aku pun mengenang berbagai kejadian di tempat kerja. Mulai dari yang menyebalkan seperti pekerjaan yang tidak pernah dianggap benar oleh atasan sampai yang lucu dan konyol. Nah..kalau yang terakhir itu pastinya berkat rekan-rekan kerja yang memiliki tingkat kegilaan yang sama denganku.

Tiba-tiba sesak terasa di dada. Ternyata, pikiranku sudah sampai di perhentiannya yang terakhir. Ya...dan ini tentang kamu. Kamu yang berhasil membuat aku percaya lagi akan cinta. Semua hal, bahkan yang terkecil sekalipun teringat jelas dan seakan nyata kembali. Beberapa bulan terakhir kamu memang menjadi semangat tak terduga. Walau kamu bukan siapa-siapa bagiku kini dan aku tidak tahu apa arti diriku untukmu, tapi terima kasih telah menjadi kisah indahku di penghujung tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!