Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 26 Desember 2010

Menantu Untuk Ibu

oleh : kembangbakung
www.kembangbakung.wordpress.com

Ibuku luar biasa, terutama karena terampil dan tahan mengurus anak perempuan seperti aku.

Tidak banyak yang bisa kulakukan untuk menjajari semua yang sudah Ibu perbuat dan berikan untukku.

Kini, sebuah tugas yang berarti untuk hidupku sendiri, yang ia harap-harapkan saja, belum lagi aku wujudkan… yaitu, memberinya seorang menantu.


Tapi ia tahu, ia mengerti, ia paham yang terbaik untukku.

Ia tahu, tidak mudah mendapatkan seorang yang menantu yang tepat untuk aku.

Ia mengerti, ... walaupun entah engkau tersembunyi di mana, tetapi ada dan memerlukan pencarian yang lebih tekun.

Ia paham,… tuntutan-tuntutan – yang dikira lucu dari sebuah iseng belaka – semacam “kapan kawin?”, “kapan kamu menyusul?” hanya akan lebih menyakiti,

maka tak pernah ia mengulang-ulang kecuali sekali saja dan sudah cukup dijawab dengan ketetapan hati.

Ia terus tabah mengawasiku berjuang – bahkan dalam setiap tindak tanduk yang tidak kuceriterakan, ia memahami perjalananku… dan ia berdoa diam-diam di setiap malamnya.


.

Ia tidak pernah menyodor-nyodorkan sosok lelaki idaman untuk disandingkan denganku.

Lebih tepatnya ia tidak punya, meskipun pernah mencoba.

Ia memahami sudah menjadi apa diriku sekarang, dan karenanya dia mengerti kualitas-kualitas yang mungkin dia ketahui, tidak lagi cukup untuk seorang aku.

Namun sempat ia berpesan, sesuatu yang menjadi peganganku untuk mencarimu yang entah di mana itu... “Pastikan ia membahagiakanmu dan layak menjadi pemimpinmu dalam agama”

Ia pun tak pernah merumuskan bagaimana bahagia yang ia maksudkan dalam pesan itu, karena ia ingin aku sendiri yang membuat desain dari kedamaian jiwa ragaku.


.

Ibuku yang hebat. Hanya perempuan sederhana. Tetapi ketangguhannya membesarkan aku... luar biasa.

Memberiku kehidupan dan membuatku memahami hidup, memahami diriku sendiri... tak seorang pun bisa menandinginya.


Kata seorang sahabat, Ibu adalah buku yang tak ada habisnya dibaca. Ibu adalah sumber. Ibu adalah kehidupan.


Hai engkau, calon menantu ibuku, segera tampakkan wajahmu dan sapalah anaknya.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!