Pemandangan saat jatuh memang buruk, tapi tidak seburuk itu. Air mata memang membuat benda-benda atau orang-orang menjadi buram dan suram. Ah, setidaknya aku akan menjadi lebih menghargai semua yang kulihat saat aku berhenti menangis nanti.
Biarkan aku jatuh. Dan menikmatinya.
Perasaan saat jatuh memang buruk, tapi tidak seburuk itu. Sakit dan patah hati memang membuat perhatian-perhatian sahabat menjadi bertumpuk dan mengganggu. Ah, setidaknya aku tahu mereka tetap ada disampingku walau aku jatuh.
Biarkan aku jatuh. Dan menikmatinya.
Pemandangan dan perasaan saat jatuh memang buruk, tapi sungguh! Tidak seburuk itu. Membuat otakku memiliki hati dan hatiku memiliki otak. Ah, setidaknya kedua bagian tubuhku yang selalu bertengkar itu menjadi berdamai dalam proses aku bangkit nanti.
Biarkan aku jatuh. Dan menikmatinya.
Tanpa harus diburu-buru untuk bangkit dan kuat. Karena ada saatnya aku hanya ingin lemah.
Tanpa harus dipaksa segera mengobati luka di dalam tubuh. Karena luka di dalam tubuh tidak bisa ditempel plester.
Tanpa harus diberi ceramah dan nasihat tentang kebangkitan. Karena telingaku kadang tidak ingin mendengar.
Tanpa harus diminta untuk tidak menangis. Karena ada kalanya aku tidak bisa tersenyum.
Biarkan aku jatuh. Dan menikmatinya.
Sehingga nanti aku bangkit, aku bisa lebih menikmati kebangkitanku.
Kamar Kuning, 21:24 WIB
keren banget ^^
BalasHapusAak~ baru baca komentarnya..
BalasHapusMakasih ya ;)
bagus banget! bikin semua kalimatnya mengiang di kepala! tanggung jawab kamu!
BalasHapuskalimatnya menyentuh banget deh pokoknya...
Kakikaaa :))
BalasHapusAmpun! Ampun! Ampun!