Oleh Nurmala Sari (@malasimalae)
2011
Mungkin orang lain akan bilang kalau itu hanyalah sebuah pukulan kecil. Mungkin orang lain akan bilang pukulan itu tak memiliki arti. Dan mungkin orang lain akan dengan cepat melupakan peristiwa pemukulan itu. Namun, semua itu tak berlaku bagi shakeyla.
1996
Dia hanyalah seorang gadis kecil nan lugu berumur lima tahun. Diajak ayahnya memenuhi undangan ulang tahun seorang gadis kecil lain yang lebih muda beberapa tahun dari dirinya. Ia berpikir akan merasa bahagia di pesta ulang tahun itu. Tapi… sebuah peristiwa pemukulan di mana dia adalah korban membuyarkan apa yang dia pikir dan dia ingin. Gadis kecil yang hendak diberikannya salam dan selamat secara tiba-tiba memukulnya. Dia tak ingat pasti tangan kecil gadis itu mendarat di bagian tubuhnya yang mana, tapi yang diingatnya hingga kini adalah goresan sakit yang tertanam di otak, hati, dan jiwanya. Dia tak pernah tahu mengapa kenangan itu terus teringat. Kenangan lain di tahun yang sama tak sedikit pun ia ingat. Hanya itu, namun ketika ingat lagi dan lagi, ia merasa separuh jiwanya hilang, air matanya berurai, dan emosinya membuncah. Sejak peristiwa itu tak lagi dirasakan kasih sayang ayahnya yang seratus persen. Tak lagi ada perhatian ayah terhadapnya yang seratus persen. Tak lagi ada kenangan bersama ayahnya yang seratus persen. Semua yang seratus persen hilang dan yang baru tak pernah terukir hingga 15 tahun mendatang.
2011
Kini gadis kecil lain itu secara nyata duduk di sebelah Shakeyla. Berbagi sebuah cerita kecil tak penting padanya. Apakah gadis kecil itu ingat yang telah ia lakukan di masa 15 tahun lalu terhadap Shakeyla? Tidak! Meski gadis kecil itu lupa, tapi kenangan buruk itu terlanjur mengisi memori jangka panjang di otak Shakeyla yang akan terus teringat dan dingat.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
Kurang panjang.
BalasHapusSungguh, sebenarnya admin merasa masih ada banyak hal yang bisa dituliskan di sini. Apalagi karena penulis sudah berani menjajaki plot beralur mundur. Seharusnya masukkan twist yang lebih! :)
Semangat menulis dan coba lagi ya :)
Setuju sama adminnya, rasanya kurang greget karena sebelum perasaannya terbawa masuk dengan situasi di dalam cerita. Biarpun si tokoh utama tidak mengetahui alasan mengapa dia tidak tahu mengapa dirinya terluka, tapi pembaca seharusnya tahu (baik dalam paragraf yang sama atau pun tidak).
BalasHapusCMIIW
-Risa-
N.B:Maap yang di atas saya tidak bisa menghapus atau mengeditnya, jadi minta tolong untuk dihapus saja oleh adminnya.
BalasHapusSetuju sama admin, rasanya kurang greget karena sebelum perasaannya terbawa masuk ke dalam situasi dalam cerita, eh ceritanya sudah selesai (tidak ada klimaks).
Selain itu terdapat beberapa bagian yang tidak dijelaskan bagaimana penyelesaiannya dan kurang logis. Seperti mengapa ayahnya tidak memberikan kasih sayangnya 100%. Seandainya si tokoh utama tidak mengetahuinya pun, sebaiknya pembaca harus tahu. Karena cerita jadi terlihat kurang nyata bila tidak ada alasan di balik semuanya.
Maap bila ada kata-kata saya yang salah atau kurang berkenan, mohon dikoreksi juga.
Have a good idea, writers!
:D
-Risa-
Terima kasih banyak atas masukan dari admin dan Risa. saya senang tulisan saya mndptkan apresiasi.
BalasHapusmasukan kalian akan sya jdikan pdoman untuk mlengkapi crita ini.
terima kasih...min dan Risa. saya senang tulisan saya mndptkan apresiasi.
masukan kalian akan sya jdikan pdoman untuk mlengkapi crita ini.
terima kasih...