Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 26 September 2011

Bocah Penggembala Api

Oleh: @meiizt


Aku mengenang api,
pada senja yang menggeliat di pelupuk matamu.
Menghujam selapis demi selapis jingga,
ingatku betapa panasnya.
Merona semburat demi burat merah, ingatku begitu nyalanya.
Terpanggang benih-benih khianat dalam hembusmu.
Kau bocah penggembala api, menjual jiwa kesana kemari.
Aku mengenang api, pada sajak kematian yang kau cermati.
Lalu berduri, apimu menumbuh onak jemari.
Perih, kugenggam saja dendam sudah bersemi.
Kupu-kupu kertas mengabu dalam jalannya ke akhirat.
Apa kau juga yang mengobral nyawa kekasihku pada iblis api?
Kau lumat rumahku lamat-lamat dalam asap yang menyengat.
Mataku terburai pandangan tulang-tulang berderak serak.
Menganga pada jiwa-jiwa menyerpih mengurai bara sepi.
Kekasihku terbakar sembilu dan aku tergugu.
Kau!
Kau bocah penggembala api, menjual jiwa kesana kemari!

2 komentar:

  1. Wow. Puisi (kalau benar ini puisi) yang sangat kuat. Maknanya menusuk dan keras. Terus terang saja, admin merasa puisi ini agak terlalu banyak menggunakan kata-kata tidak umum supaya jadi lebih puitis(yang sebenarnya tidak buruk).

    Mungkin lain kali, coba gunakan kata-kata yang lebih simpel, namun mengena?

    Puisi ini sudah ditulis dengan sangat baik. Dan selamat datang kembali setelah sekian lama tidak berkontribusi, meiizt! :D

    Terus nulis yaa

    BalasHapus
  2. makasih admiiiin :D
    seneng deh sekarang dikomentarin sama admin juga...
    I'll do better next time :)

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!