Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 16 September 2011

Laut dan langit

Oleh: @sintamillia


aku laut
engkau langit
manusia mengira, kita bertemu pada cakrawala
padahal tidak begitu adanya

laut mengusap pantai dengan ombaknya
langit bercengkerama dengan awan-awannya
manusia di pantai melihat kita bersama-sama
padahal kita hidup sendiri-sendiri

warnaku biru laut
warnamu biru langit
apakah manusia tahu, biruku sebenarnya adalah pantulan birumu?

adakah manusia yang benar-benar memahami kita
tak melihat dari indahnya saja

karena aku laut dan engkau langit
meskipun serasi,
mustahil duduk saling bersisi.

1 komentar:

  1. Pertama kali membaca puisi ini, admin langsung sadar bahwa di dalam puisi ini tidak ada satupun huruf kapital yang digunakan.
    Berhubung puisi adalah karya yang sangat bebas (terlalu bebas, malah), saya penasaran sendiri, apakah ada filosofi tersembunyi di balik fakta tersebut. (masih belum terjawab sampai sekarang)


    Metaforanya bagus. Meski laut dan langit sama-sama biru, tetapi mereka biru yang berbeda. Meski berbeda, tetapi yang satu hanyalah pantulan dari yang lain.


    P.S: Pertanyaan singkat, manakah yang memantulkan biru? Apa laut = pantulan biru langit, atau langit = pantulan biru laut? Ada teori yang mendukung keduanya loh ;)

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!