Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 26 September 2011

Ramalan Api

Oleh: @TengkuAR


“Baiklah, saya akan membacakan karakter anda sesuai dengan tanggal dan tahun lahir yang sudah anda tuliskan.”, kata seorang peramal dengan perawakan muka yang ayu, kulit sawo matang, tangan dan lehernya berhiaskan gelang dan kalung serta memakai penutup di kepalanya.

Awalnya Ardi tidak ingin di ramal, namun teman-temannya memaksa untuk di ramal dengan alasan seru-seruan saja.

“Seandainya waktu bisa gw putar, harusnya tadi gw nolak ajakan mereka ke Bandung ini.”, sesalnya dalam hati.

Di ruangan yang berukuran 3 x 4 meter ini, hanya ada Ardi dan Si Peramal saja, sedangkan teman-temannya menunggu di luar dan yakin mereka sedang menebak-nebak apa yang dikatakan peramal dengan gaya guyonan mereka masing-masing.

Nasi sudah menjadi bubur. Lalu kemudian…

“Anda ini adalah seorang yang cepat mengambil keputusan dan percaya pada diri sendiri, dapat bersikap sembrono dan menyebabkan kerusakan yang besar bila gagal mengontrol dan mengarahkan energi dengan tepat.”, dengan suaranya yang datar dan tanpa ekspresi Si Peramal itu tiba-tiba menyadarkan lamunannya.

“Saran saya, bila Anda jika selalu ingin menjadi pemenang utama, cobalah menghargai pandangan dan mendengarkan pendapat orang lain sebelum melakukan suatu tindakan, kembangkan sifat sebagai pendengar yang baik karena hal ini dapat mengendalikan kecenderungan untuk bersikap impulsif. Banyak dari orang-orang berunsur api seperti Anda juga cenderung untuk terlalu berani dalam mengemukakan pendapatnya. Maka, Anda harus mampu mengendalikan emosi, karena ambisi dan niat yang menggebu-gebu dapat memperbesar sifat egois Anda sehingga bersikap sembrono dan tidak sabaran bila keinginan tidak terwujud”, lanjut Si Peramal menjelaskan tentang pribadinya.

“Terus, kira-kira jodoh saya bagaimana?”, Ardi penasaran karena sifat yang dijelaskan menurut ramalan tersebut tidak terlalu baik.

“Cari yang berunsur Air. Dia akan mengimabangi kehidupan dan kepribadian Anda.”, Si Peramal pun menutup pembicaraan.

“Ah! Dasar peramal sok tau. Mana mungkin unsur pribadi gw Api.”, cacinya dalam hati dan sambil berlalu menuju tempat teman-temannya berkumpul.

Sesuai dengan prediksinya di dalam ruangan peramal tadi, kini Ardi menjadi bahan olok-olokan teman-temannya bahkan sampai perjalanan menuju rumahnya.
***

“Unsur Api dengan Unsur Air? Api dengan Air? Api-Air?”, kata-kata peramal waktu itu berputar-putar terus di otaknya.

“Kenapa gw jadi bego mikirin hal yang nggak penting kayak gitu ya?”, lawan kata hatinya.

“Udah lah pasrahin aja, gak baik juga mikirin hal-hal kayak gitu. Lagian itu kan cuma ramalan. Dan ramalan ini udah seminggu lalu.”, Ardi coba untuk menguatkan bahwa pikirannya adalah salah dan kata hati selalu benar.
***

Sebulan berlalu, namun Ardi tetap tidak bisa mengenyahkan kata-kata Si Peramal waktu itu. Ardi malah makin penasaran dengan yang di maksud unsur Air oleh Si Peramal.

Akhirnya dia sore ini meniatkan diri untuk pergi ke toko buku setelah pulang kerja nanti.
***

“Mba, dari tadi saya cari buku tentang ramalan kepribadian dengan unsur-unsur api atau air, pokoknya semacam itulah, tapi nggak nemu. Bisa tolong bantu saya, kalau Mba nggak keberatan?”, Ardi bertanya kepada seorang wanita seumurannya yang sedang berdiri di dekatnya sambil melempar senyum terhangat yang dia punya.

“Suka baca tentang ramalan kepribadian juga, Mas?”, dengan ramah wanita itu bertanya kepada Ardi dan tangannya tetap mencari-cari buku yang dimaksudkan.

“Nah! Ini dia, Mas. Silahkan di baca ya!”, belum sempat Ardi bertanya, ternyata wanita itu sudah menemukan buku yang Ardi cari.

“Oh, iya. Terima kasih, Mba! Tapi ngomong-ngomong, Mba juga suka baca buku sejenis ini?”, Ardi mencoba untuk membuka pembicaraan dan kali ini dia tertarik dengan kecepatan wanita itu saat mencari buku.

“Banyak lagian pengetahuan yang bisa diambil dari buku jenis ramalan ini. Bukan maksud untuk jadi dukun ya. Tapi kadang buku-buku jenis ini bisa bikin saya untuk cepat tahu kepribadian seseorang. Kayak Mas ini, saya bisa prediksi kalau unsur Mas adalah Api. Iya bukan? Semoga saya nggak salah ya. Dan saya di stand buku ini memang juga sedang mencari buku-buku tentang ramalan.”, wanita itu menjelaskan dengan panjang lebar dan menebak dengan benar unsur kepribadiannya disertai dengan tawanya yang renyah saat menjelaskan.

“Saya… Ardi, panggil saja seperti itu. Pantes Mba hafal letak buku yang saya cari. Dan mengenai tebakan Mba tadi, how come u know that? Satu lagi, boleh tau nama Mba?”, Ardi menjawab sambil terbata-bata karena kaget dengan tebakan wanita itu.

“Saya, Ira. Saya hanya tau begitu saja mungkin berkat buku-buku yang saya baca atau yang sedang Mas Ardi mau baca sekarang ini.”, balasnya dengan wajah yang terlihat sumringah karena telah menjawab benar.

“Dan Mba Ira sendiri unsurnya apa kalau boleh tau?”

“Saya, Air.”

Dan pembicaraan pun berlanjut makin hangat dan di warnai canda-tawa.
***

Hari ini, sejak pertemuan di toko buku empat tahun lalu. Ardi dan Ira pun mengikat janji sehidup semati. Pikiran dan kata hati Ardi pun tidak lagi bertentangan dengan ramalan apa yang dikatakan Si Peramal dan semua karena Ardi telah menemukan jawabannya, dia adalah Ira.
***

2 komentar:

  1. 'diramal'. Bukan 'di ramal'.
    Penggunaan kata 'di' yang dipisah adalah untuk menunjukkan tempat (contoh: di sekolah, di rumah, di pasar). Di- yang digabung adalah untuk kata kerja (diramal, dikerjakan, ditendang)


    Selain itu, admin juga harus sedikit berkomentar terhadap penyingkatan 'gua'/'gue' menjadi 'gw'. Meski saya jelas tahu maksudnya, tetapi tulisan sebaiknya menggunakan ejaan yang benar. Jangan disingkat-singkat. 'Mbak' jangan jadi 'Mba'.


    Di luar itu, ceritanya menarik! Tinggal perbaiki sedikit urusan teknis (pasti cepat perbaikinnya), pasti akan jadi lebih bagus! :)



    P.S: Terakhir, kami dari writing session sama sekali tidak berniat untuk menjadi 'guru' dari pesertanya. Akan lebih baik jika sesama peserta saling mengomentari karya satu sama lain. Bukankah begitu lebih menyenangkan? ;)

    BalasHapus
  2. terima kasih Mas/Mbak Admin.. sangat bermanfaat nih masukkannya.. :)
    -Ttd: @TengkuAR :)

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!