Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 11 Juli 2011

Aku, kamu, kota ini, dan sebuah pertanyaan.



@MontisaMariana

Saya datang kembali ke kota ini.
Melihat kamu di setiap sudut yang ada.
Kering.
Saya menutup mata, berusaha mengusir bayangan tentang kamu yang melekat semakin kuat.
Tetapi bukan hilang ingatan yang saya dapatkan, melainkan perasaan sesak yg membuat air mata saya menggumpal.

Kamu.
Jalan ini, kota ini.
Mimpi kita,
Dulu.

Andaikan kita masih bersama..
Ah, itu terlalu berlebihan.
Mungkin kata-kata ini lebih tepat..
Andaikan kita masih baik-baik saja sebagai sesama "manusia", kamu adalah orang pertama yg saya hubungi untuk sekedar memberitahu, saya datang.
Kesini.
Ke kotamu.
Dan akhirnya, mencari alasan untuk dapat bertemu.

Tapi,
Saya bisa apa, dengan status kita yg sekarang?
Bukan teman, apalagi sahabat.
Hanya mantan kekasih.
Hanya dua orang yang bertemu di persimpangan jalan, berjalan bersama, untuk kemudian berpisah ketika bertemu persimpangan selanjutnya.

Apa yang bisa saya lakukan, ketika rasa untukmu masih menggebu tapi menoleh pun kamu tak mau?
Saya seperti terjebak dalam permainan masa kecil, "Melihat kamu dimana mana, mendengar suaramu melintas riuh, tapi kamu tak ada"
Saya mencari jawaban.
Kenapa kamu, kita, bisa berakhir seperti ini.
Saya merunut satu persatu, melihat rajutan yang kita buat, mencari dimana letak salah sulamnya.
Semua terlihat rapi, semua terlihat baik-baik saja.
Saya merajut rasa saya dengan hati hati, untukmu.
Tetapi ketika kamu melihatnya, dan membuang itu semua, saya harus apa?

Berusaha lebih keras, atau mengakhiri usaha saya?

Saya tidak tahu harus berhenti dimana.

Saya hanya tidak ingin menjadi orang yang buta terhadap pertanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!