Oleh: Desi Bestiana (@dechiechu)
Namamu Charlie. Umurmu 12 tahun tetapi tingkahmu seperti bibiku, Elisa, yang berkomentar tentang apa saja yang terlintas di kepalanya. Kau memakai setelan kemeja dan celana pendek abu-abu, kuno sekali. Aku tahu kau sangat menyukainya karena celanamu itu menyimpan banyak kantong rahasia. Ya, bagi orang lain itu rahasia, tapi tentu saja aku mengetahuinya. Lagipula, barang-barang yang kau simpan itu tidak penting: permen karet rasa kopi, peta harta karun buatanmu sendiri, dan selembar guntingan koran bergambar seorang perempuan cantik yang kau akui sebagai ibumu. Kasihan kau, Charlie. Ibumu meninggalkanmu sejak bayi dan tak seorang pun sudi menyimpan fotonya untukmu.
Temanmu bernama Betty. Betty punya rambut cokelat yang panjangnya nyaris melebihi lututnya. Dia ingin menjadi Rapunzel. Ah ya, dia sudah pernah menjadi Rapunzel saat pementasan drama di kelas 4. Rambut Betty memang panjang, tapi wajahnya tidak secantik aku. Tentu saja tidak ada yang boleh lebih cantik daripada aku. Aku sudah berbaik hati memuji rambutnya dan ya... Suaranya juga merdu. Betty suka sekali menyanyikan lagu untukmu. Aku harap suaraku semerdu suara Betty. Aku juga ingin bernyanyi untuk seseorang. Aku bahkan sudah memilih beberapa lagu. Sayang sekali, aku tidak akan pernah bisa menyanyikannya.
Aku ingin sekali membeli sebuah piano dan belajar memainkannya. Aku butuh bantuanmu, Charlie. Kau boleh tetap cerewet dan berpenampilan kuno, asalkan kau mau memberiku sesuatu untuk kuceritakan. Bermainlah dengan Betty, bernyanyilah bersamanya. Kemana kalian ingin berpetualang? Ke kastil tua yang penuh hantu atau kembali ke pulau harta karun tempat berkumpulnya para bajak laut? Atau mungkin kalian ingin mendaftar di sekolah sihir Hogwarts? Ah, tidak bisa, tidak boleh begitu.
Kau dan Betty harus pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi oleh siapapun. Bagaimana menurutmu? Planet Pluto? Aku tahu Pluto sudah menghilang dari sistem tata surya kita, tapi aku bisa saja memunculkannya di galaksi lain kalau kau mau.
Kumohon, Charlie, bantulah aku. Aku bisa memberi apa yang kau mau. Kau butuh teman baru? Baju baru? Atau kau ingin bertemu dengan ibumu? Sebutkan saja keinginanmu, nanti aku pertimbangkan. Maaf, aku tidak bisa begitu saja mengabulkan sekaligus semuanya karena itu bisa mengacaukan seluruh ide cerita. Pelan-pelan saja, Charlie. Aku janji akan menuliskan akhir yang indah untuk kisahmu.
Orang bilang semua orang pasti bisa bernyanyi. Itu bohong, aku tidak bisa. Berbicara saja aku tak sanggup. Aku ingin bermain piano agar dia bisa mendengar lagu-lagu indah yang kupersembahkan untuknya. Mungkin kelak aku juga akan menciptakan lagu sendiri, tetapi mimpi itu masih jauh di depan mata. Saat ini yang bisa kulakukan hanyalah menuliskan kisahmu, Charlie. Jika orang-orang menyukainya, mungkin aku bisa mengumpulkan uang untuk membeli piano. Jika tidak, akan kusimpan saja mimpi itu untuk kisah yang lain. Kisah tentang aku dan dia yang kucintai dalam kebisuan malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!