Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 02 Juli 2011

Berpikir Sebelum Bertindak

Oleh: Tiarni Putri Fau (@TiarniPutri)



Matahari sangat ramah hari ini. Terlalu ramah malah. Sampai-sampai ingin rasanya gw mengganti seragam. Padahal baru gw ganti seragam gw. Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, tapi panas matahari luar biasa menyengat.

Di saat-saat seperti ini memang paling enak minum dingin. Apalagi softdrink dingin! Lantas kepala gw mencari-cari minuman softdrink dingin yang ada di imajinasi aku. Aha! Pas banget! Di atas meja depan gw ada botol softdrink yang di bawa Rey! Enak juga nih kalau bagi minum softdrink punya Rey. Tanpa minta ijin, gw langsung mengambil botol minuman softdrink yang di miliki Rey.

"Heh! Itu punya gw! Jangan di minum!", kata Rey sambil membentak. "Bagi dikit doang Rey, yaelah, pelitnyaaa..", kata gw sambil menyerahkan botol minumannya.

Kemudian Rey menegak minuman soda yang di bawa dari rumah.

"Maaf banget nih, kalau minuman soda dingin, gw pelit. Cuaca lagi panas banget", jawab Rey sambil menutup minuman dengan tutupnya.

Gw pasrah.

"Udah nih ambil punya gw", kata Anto sambil menyerahkan botol minuman ke gw. "Waah, makasih banyak bro!", jawab gw sambil tidak berbasa-basi meminum soda dari botol minumannya.

Kring! Kring! Kring!

Bel sekolah berbunyi. Tanda kelas olahraga sudah berakhir dan berganti dengan mata pelajaran lain.

Wah, Anto memang malaikat gw pagi ini.

***

"Buset! Lo udah minum berapa botol Rey?", kata gw sambil memungut botol-botol bekas yang ada di dalam mobilnya. "Hahhhaaa,, ada kali sehari 10 botol", jawab Rey sambil ketawa. "Gila lo! Itu mah berlebihan! Jangan sering-sering Rey minum softdrink! Engga bagus!", kata gw masih memungut botol-botol bekas yang Rey punya. "Cerewet dah lo! Gw minum dikit kok! Itu bekas beberapa hari yang lalu engga gw buang. Numpuk deh di mobil gw", jawab Rey sambil memungut botol-botol dari mobilnya. "BUSET! Ini mobil apa truk sampah? Banyak bener botol bekasnya??", kata Anto menghampiri gw. "Udah lo jangan banyak ngomong! Bantuin tuh Rey! Kalau engga, kita kagak bisa pulang ini", kata gw. Akhirnya, botol-botol bekas itu sudah terkumpul dan di buang di tempat sampah.

Seperti biasa, gw, Rey, dan Anto pulang bersama dari sekolah ke rumah. Inilah untungnya punya temen yang satu sekolah dan satu komplek. Bisa nebeng pulang ke rumah.

"Rey, kok lo tambah gendut sih?", kata Anto tanpa basa-basi. Biasa, Anto memang anak yang ceplas-ceplos kalau ngomong. "Iyee nih, naik 5 Kg gw minggu ini", jawab Rey santai sambil menyetir mobil. "Jadi berapa berat lo?", tanya gw ke Rey. "107 Kg kalau engga salah", jawab Rey dengan santai. "Gile Rey, itu mah udah obesitas! Lo kebanyakan minum softdrink kali", timpal Anto. "Ah,masa sih? Udah biasa kali. Gw engga bisa kalau engga minum soda. Rasanya hambar kalau minum air putih biasa. Kayak engga minum", jawab Rey. "Tapi kalau menurut gw, porsi lo berlebihan Rey, lo imbangin sama olahraga kali ya biar lo engga kenapa-kenapa", timpal gw dengan serius. "Aah! Kenapa-kenapa gimana? Parno aja lo! Gw sehat kali. Besok gw mau cek-up rutin ke dokter kok", jawab Rey lagi-lagi dengan santai. Gw dan Anto terdiam. Memang susah ngomong sama Rey. Kepala batu.

***

Hari ini bendera merah putih akan di kibarkan. Seperti yang biasa terjadi setiap hari senin. Tapi senin hari ini berbeda. Kelas kita yang akan mengurus upacara. Mulai dari MC, paskibraka, sampai pemimpin lapangan. Gw, Anto dan Rey hanya ikut paduan suara. Sejujurnya, gw males ikut upacara bendera. Panas. Lebih baik menjadi bagian paduan suara. Tempatnya adem, di bawah pohon, jadi engga panas-panas amat.

"Dono, pinjem topi dong. Gw lupa bawa nih", tanya Rey ke gw. "Nih, kebetulan gw bawa 2", kata gw sambil menyerahkan topi gw ke Rey. "Rey, muka lo pucet amat. Lo yakin mau ikut upacara?", kata gw sambil melihat muka Rey. "Agak pusing sih gw. Tapi, tenang, kuat kok gw", kata Rey. "Lo minum softdrink lo gih! Buat nambah tenaga!", kata gw memberikan solusi. "Gw juga pengennya gitu sob, tapi gw berhenti minum softdrink", jawab Rey pasrah. "Hah? Kenapa?", tanya gw terheran-heran.

"Anak-anak kumpul di lapangan sekarang!", kata Ibu Dina setengah berteriak ke kelas kami. Omongan kami tidak berlanjut. Kami pun langsung bergerak menuju lapangan.

***

Tibalah saatnya pengibaran bendera. Kami paduan suara menyanyikan "Indonesia Raya" lagu kebangsaan Indonesia. Di tengan alunan lagu, tiba-tiba

"Aaaaaaaaaaa!", teriak anak perempuan sebelah kiri gw. Rey jatuh pingsan. Gw dan Anto langsung menghampiri Rey yang jatuh lemas tak berdaya. Kami berdua, di bantu 10 siswa lain menggotong Rey ke UKS sedangkan para siswi tetap bernyanyi tidak ingin jalannya upacara terhenti karena peristiwa ini. Spontan guru BP yang bertugas langsung membantu kami dan menuju ke UKS.

***

Setelah upacara selesai, gw dan Anto langsung ke UKS. Kita pengen tau gimana kabar Rey. Rey kenapa sih? Pertama kali dalam sejarah Rey pingsan di sekolah. Gw dan Anto sepakat, Rey pasti menyembunyikan sesuatu dari kita. Ketika kita sampai di UKS, kami bertemu dengan Ibu Diah, guru BP kami yang juga sedang bertugas menjaga UKS.

"Tenang, Rey baik-baik saja kok. Cuman dia harus banyak istirahat. Gula darahnya naik sepertinya", kata Ibu Diah menjawab ke-khawatiran di muka kami.

Mendengar perkataan Ibu Diah, kami terdiam.

"Hah? Gula darah bu?", tanya Anto polos. "Iya, Rey sakit diabetes. Ibu baru tau dari ibunya beberapa hari yang lalu. Gara-gara Rey suka minum soda. Akibatnya ya begini sekarang. Rey engga bisa terlalu capek", kata Ibu Diah. "Kalian jangan minum softdrink terlalu banyak ya! Nanti kalian diabetes juga lagi kayak Rey", kata Ibu Diah.

Kami berdua saling memandang. Ternyata ini yang di sembunyikan Rey dari kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!