Ekosistem

Oleh: Prasetyo (@optimuspras)


Kehidupan sebagai aktivitas berkumpulnya ruh yang penuh gejolak ambisi, dan dunia sebagai rumah dari ruh-ruh tersebut menghantarkan kepada satu ekosistem dimana perbedaan-perbedaan yang saling berbenturan. Dimana satu dengan lainnya merupakan jalan yang berbeda menurut ukuran pikiran dan logika. Pada dasarnya ruh sebagai penyemangat raga dalam menentukan pilihan hidup, sangatlah berperan penuh dalam setiap langkah dan pengambilan keputusan. Oleh sebab itu banyaknya kumpulan masalah yang terurai di dunia menjadi ratusan bahkan ribuan pilihan untuk manusia pilih. Beberapa ranting pilihan membuat sebagian manusia lupa akan ruhnya, ruh yang begitu suci dan penuh kepatuhan itu kini lambat laun namun pasti mulai terkikis dengan dampak perkembangan teknologi dunia yang semakin melebarkan sayap. Bahkan kini banyak orang atas mulai meninggalkan ruh kebaikannya, kini berganti dengan ruh ketamakan dan pelindasan sesama yang mungkin bisa menimbulkan ketidakseimbangan dalam ekosistem manusia itu sendiri. Harus semangat menjalaninya agar manusia mengetahui apa yang sebenarnya dibalik awan, haruskah ada perbedaan? Saya menggambarkan dunia sebagai tempat nongkrong, Sebuah forum rapat yang berisikan ide-ide dan masukkan supaya "next generation"nya mnjadi lebih baik. Ranting-ranting yang telah terurai tadi yang berisi masalah dan solusi akan menuju si empunya masalah. terkadang sesuatu yang jelas, belum tentu hasilnya gemilang, begitu juga sebaliknya. Tanpa memetik padi yang sudah mulai menguning. Seorang manusia akan disuguhkan oleh banyak pilihan yang akan mengarah kepada salah satu sisi hidupnya dan berharap membuat suatu kemaslahatan yang gemilang untuk raga dan ruh agar semakin terjaga komunikasi dan kekompakan dalam menjalani hidup di dunia yang mulai menua dengan perputaran bumi yang siap selalu mengantarkan kepada manusiannya, hidup sebuah pilihan dengan beragam solusi, mantapkan hati untuk memberikan solusi yang sesuai dengan kapasitas dan permasalahannya.