Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 23 Juli 2011

Dialog Para Ingusan


Oleh @mailida

Sabila dan Raka akan bertemu di taman kota. Dengan gaun berwarna pink berenda, Sabila menghampiri Raka yang mengenakan kemeja dengan celana pendek army. Raka sudah ada di ayunan lebih lama. Sabila menemui Raka sembari tertawa melihat rambut Raka yang lebih terlihat seperti manusia yang baru tersengat listrik.

"Aku sudah merengek pada ibu tapi menurutnya ini lah dandanan yang paling baik untuk ku. Tapi orang dewasa memang tak mengerti bahasa kita. Percuma saja. Ibu membuatku terlihat konyol di depan semuanya. Mereka mencubit pipi ku, mereka memindahkan ku dari satu tangan ke tangan lain nya. Mereka pikir aku tak kesakitan? Padahal sudah kupukul muka mereka tapi dikira nya aku sedang bercanda. Dan tolong berhenti menertawakan ku, SABILA !"

"Hahahahaha maafkan aku tapi aku tak bisa menghentikan nya. Kau memang menggemaskan Hahahahahahhahhaha" ucap Sabila sambil tertawa terbahak-bahak. Matanya mengeluarkan air mata saking gelinya.

"Aku memang harus menunggu hingga umur ku belasan agar orang orang itu berhenti meluc-lucu,mencubit dan mencium ku. Bau orang dewasa membuat ku ingin muntah. Hey sudah cukup kau menertawai ku, aku sudah cukup malu. Baju mu pun tak kalah membuat ku geli. Renda dan pita-pita yang berlebihan. Warnanya pink. Dan .... sepatu kaca?? Ibu mu pikir kau cinderella?"

"Menyebalkan! Di kalangan bayi wanita, baju seperti ini sedang menjadi trend. Kau tau? Sepatu ini adalah sepatu yang juga dipakai oleh Suri Cruz. Kaum lelaki memang tak pernah mengenal mode. Aku menyukai baju ini. Ibu ku bilang aku lah bayi tercantik di dunia." balas Sabila

"Yea, Dunia nya" ketus Raka

"$#$#$@$#$%$^&*(&^%#@!@%&*()*((*&& PLOK!! " Tanpa berpikir panjang, Sabila memukul Raka dengan sepatu kacanya.

"Inilah mengapa laki laki lebih memilih berkelahi dengan sesamanya dibandingkan dengan wanita. Kami takut sekali dengan emosi wanita.Spontan dan meledak ledak. " sambil mengelus-ngelus pipi nya, Raka bergumam dalam hati. Dia tak ingin Sabila mendengar nya. Cukuplah satu sepatu, dia tak ingin dua.

Sementara itu di pinggir taman Ibu Soedirjo dan Ibu Bambang sedang asik mengamati kedua anak nya.

"Bu liat anak anak kita, mereka asik banget main berdua " ucap Ibu Soedirjo

"Iya lucu banget,fotoin bu kita masukin ke Facebook. Eh bu, si Raka rambut nykenapa rancung-rancung gitu."

" Itu ama saya dikasih Gatsby nya si Ayah. Biar kece gitu loh”  

“Waduh si Ibu. Keras atuh bu" kata Ibu Bambang sambil menggeleng-gelengkan kepala nya

Di lain sisi, Raka dan Sabila sedang asik menaiki ayunan nya. Mereka sedang melakukan diskusi yang cukup penting.

" Sabila mengapa orang dewasa senang memaksa kita untuk meminum susu tapi melarang kita memakan kudapan?"

"Itu karena susu membuat tubuh kita menjadi sehat, tak gampang sakit,dan membuat tubuh kebal penyakit. Sementara kudapan bisa membuat kita menjadi lebih hiperaktif. Orang dewasa tidak sanggup mengejar kita lari kesana kemari karena pengaruh kudapan yang membuat kita lebih aktif. Itu lah alasan mengapa mereka melarangnya"

"Tapi ibu bilang dia melarang ku memakan cokelat, permen, dan es krim karena akan membuat gigi ku rusak. Dia tak menjelaskan tentang pengaruh hiperaktif tersebut." ucap Raka heran.

"Ibu mu pasti tau tentang alasan itu. Tapi orang dewasa selalu menganggap kita belum mengerti ucapan nya. Dia berbicara dengan kata-kata yang disesuaikan dengan umur kita. Aku tak mengerti mengapa orang dewasa selalu meng imut imut kan ucapan nya di depan kita" kata Sabila sambil membenarkan gaun pink nya yang mulai naik keatas hingga pampers nya kelihatan.

" Ya benar. Aku benci sekali ketika mereka berkata seperti itu. Aku juga tau maksud perkataanya. Tak usah mereka menawarkan aku makan dengan telor dan sayur dengan cara seperti ini, adee mau makan cama teyoy? Ama sayul? Mau? Uuu bubububu hau hakeuuung. " ucap Raka sembari menggerakkan mulutnya nyinyir.

" Hey Sabila,aku baru menyadari ternyata kau masih memakai pampers. Wanita akan selalu memakai benda seperti itu dari kecil hingga besar. Aku saja sudah tak lagi memakai nya. Itu membuat pantat ku lecet. Aku tak menyangka kau masih mengenakannya. Kau aneh sekali." Raka menertawakan Sabila sambil memegang perutnya. Dia tak menyangka tawa nya berdampak cukup buruk.

" $#$#$@$#$%$^&*(&^%#@!@%&*()*((*&& PLOK PLOK PLOK!! " Kini sepatu kaca yang kedua mendarat ke muka nya.

" WANITA. KALIAN MEMANG SELALU SPONTAN DAN MELEDAK-LEDAK!!!! " ucap Raka berteriak sambil pergi meninggalkan Sabila sendirian. Raka mempercepat langkahnya dan langsung berlari menghampiri ibu nya. Terlihat di samping nya terdapat dua ember mainan dan satu sekop plastik.

Ada firasat buruk dengan kedua barang tersebut.

2 komentar:

  1. . . . Two thumbs up

    BalasHapus
  2. sontak membuat diriku nyengir-nyengir gak jelas dengan ekspresi gak jelas juga.

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!