Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 07 Agustus 2011

Menangis Di Antara Riuh

Oleh: Artsani Anka

Berdiri di antara puluhan ribu manusia yang mengelilingiku dan berteriak menyemangatiku memang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Yang aku bayangkan sebelumnya hanya sekadar ditonton ratusan orang, aku bermain bagus dan mereka bertepuk tangan untukku.
Tetapi tuhan memberikanku kesempatan yang sangat luar biasa.
Pagi itu aku sudah berada di lapangan hijau yang sangat rapi. Ditemani udara sejuk dan sedikit kabut. Nikmat sekali rasanya menjalankan aktivitas seperti ini.
Belasan temanku juga terlihat sedang berlari mengitari lapangan. Mereka tertawa, mereka semangat meskipun hari saat itu masih sangat pagi dan aku sangat yakin sebenarnya mereka kurang tidur karena tadi malam kita berbincang sampai larut malam. Sebenarnya kami harus sudah tidur pukul sembilan malam, tetapi berbincang di malam hari memang sangat menyenangkan dan tidak bisa ditahan.
Aku seorang anak laki-laki biasa yang suka bermain sepak bola. Hanya sekadar hobi, tidak lebih. Aku bermain di garasi rumah, di lapangan komplek dan juga di tempat futsal. Tetapi pagi itu, aku berlatih di tempat baru. Sangat baru buatku.
Saat itu aku sedang menjalani latihan bersama tim nasional sepak bola. Pengalaman sangat baru dan sangat membanggakan. Aku tersenyum selama berlatih, membayangkan bagaimana rasanya ketika aku menginjakkan kaki di Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam pertandingan Internasional beberapa hari lagi.
Hari ini, saat ini, pertama kali aku meneteskan air mata di depan puluhan ribu manusia.
Lorong panjang berwarna putih mengantarkanku ke tempat aku bertarung. Rasanya lebih mendebarkan dari tampil di atas panggung. Saat aku mulai melangkah, rasanya seperti ada strum di ujung-ujung jari kakiku. Aku merinding di setiap langkah. Semakin dekat, riuh yang sangat aku cintai semakin terdengar jelas. Aku menatap ke depan, mencoba fokus dan tersenyum.
Mereka semua menatapku. Mereka semua meneriakiku. Mereka semua menunggu aksiku. Mereka semua kebanggaanku.
Suara musik perlahan berbunyi. Aku sangat kenal lagu ini. Lagu yang sejak sekolah dasar dinyanyikan di bawah bendera merah putih, Indonesia Raya.
Aku mengepalkan tanganku dan menaruhnya di dada. Aku mulai bernyanyi dengan lantang. Bernyanyi dengan sangat bangga. Bernyanyi di depan tim dari negara lain bersama puluhan ribu manusia yang mengelilingiku.
Badanku bergetar, dan tidak terasa sebutir air menetes keluar dari ujung mataku. Itu pertama kali aku meresapi lagu kebangsaan dengan begitu dalamnya, dan itu pertama kali aku MENANGIS karena bangga atas Indonesia.

1 komentar:

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!