Oleh Weny Ismunandar
“Jangaaannnn….jangaaann ….letakan! Letakan sekarang juga!”
“Aku mohon jangaaannn , jangaaannn!”
“Buang ! buang jauh – jauh benda itu , singkirkan! Singkirkan!”
“Hati-hati! Ya, begitu , begitu seharusnya, pelan-pelan sayang, pelan-pelan!”
“Tidak!Tidaak! Aku mohon, Tidak! Lempar! Lempaaar benda itu! Lempar dengan segenap tenagamu!”
“Jangan! Jangan kau genggam lagi , jangan! Jangan kau ambil lagi”
“Oohh Tuhan! Tidak Tuhan, aku mohon tidak sekarang.Jangan saat ini Tuhan, aku mohon”
“Aaarrgghh! Dengarkan aku sayang, tidak! Jangan!”
“Apa yang kau lakukan ditempat ini? Jangan berbuat bodoh!”
“Tuhanku, aku tahu aku tidak pantas meminta, tapi aku menghiba kepadamu”
“Apalagi kali ini? Sembah aku dikaki-Mu, tidak pada dia, aku mohon”
“Sungguh, mundurlah, mundur lah sekarang juga!”
“Iya betul begitu, baringkan saja badanmu,baringkan. Pejamkan matamu.
Biar, biarkan airmatamu mengalir, tidak apa-apa biarkanlah, biarkan!
Keluarkan resahmu! Bebaskan pikiranmu, lepas!
Benar sayang, betul begitu, itu yang sering kau lakukan.
Hirup dalam-dalam aroma tubuhmu dalam bantal itu”
“K – A – N – G – E – N , kangen siapa ?”
“B – U – N – D – A , kau kangen diriku??”
“Aku merasakannya juga.
Jangan hapus airmatamu, biarkan bulirnya mengalir.
Jangan kau seka peluhmu , biar ku tau denyutmu.
Ya begitu, pejamkan matamu, tak apa sejenak ragamu melayang
Masuki ruang mimpimu”
Tak pelak ingin selalu ku dekap erat tubuhmu,
Merasakan ritma alunan jantungmu
Biarkan tangismu membasahi dadaku
Seperti dulu
Saat ku masih bisa menggenggam erat tanganmu.
Anakku,
Nyalakanlah lilinmu, biarkan pijarannya selalu menerangi relung hatimu
Terimakasihku untuk bunga doamu yang membuatku hidup
Kuhantarkan keyakinanku padamu
SELAMAT ULANG TAHUN, ANAKKU SAYANG!
Aku disini, selalu.
Disini bersamamu, melihatmu, tumbuh, dari tempatku
---bunda----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!