Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 06 Mei 2011

"Apakah Suamimu Tahu?"

by @putdar
Pria itu bergegas memasuki pelataran parkir gereja. Hari ini adalah
hari pernikahan sahabatnya dan ia bangun kesiangan. Semalam adalah
malam paling gila selama dua puluh lima tahun ia hidup di dunia ini.
Paling gila. Dan paling menguras emosi.

Dengan gesit diparkirkannya sedan merah itu. Sebelum keluar dari
mobil, ia menyempatkan diri untuk merapikan rambut serta dasinya yang
agak miring. Ia tidak biasa memakai dasi. Ia bukanlah seorang
eksekutif muda seperti sahabatnya yang hari ini menjadi mempelai pria.
Ia hanyalah seorang fotografer amatiran, dan fotografer (apalagi yang
amatiran) tidak berdasi.

Setelah memastikan bahwa penampilannya tidak terlalu buruk, ia keluar
dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam gereja. Semua orang sudah
ada di sana. Mempelai pria yang sudah ada di altar memandang lega
ketika melihat sahabatnya sudah tiba. Si pria bergegas ke tempat di
mana ia seharusnya berdiri sebagai pendamping pria.

Pada saat itu, pintu gereja terbuka dan nampaklah sang mempelai wanita
dalam balutan gaun warna putih dan membawa buket bunga mawar merah dan
putih. Ia menggandeng ayahnya yang nampak jauh lebih tegang daripada
sang mempelai wanita.

Ya Tuhan, dia cantik sekali! pikir si pria.

Kemudian musik mulai mengalun dan perlahan-lahan sang mempelai wanita
dan ayahnya berjalan menuju altar. Semakin dekat dengan altar,
wajahnya semakin jelas di pandangan si pria. Matanya tertuju pada sang
mempelai wanita, tapi sang mempelai wanita hanya memandang calon
suaminya saja.

Tidak seperti semalam, pikir si pria, ketika kau mengetuk pintu
rumahku. Apakah calon suamimu tahu?

Kemudian ingatannya melayang-layang ke kejadian beberapa bulan yang
lalu, ketika sahabatnya menceritakan tentang seorang wanita cantik
yang sedang ia incar, kemudian ketika sahabatnya itu menceritakan
kencan pertamanya dengan wanita tersebut. Ia juga masih ingat ketika
pertama kali ia bertemu dengan wanita itu. Masih jelas di ingatannya
gaun biru yang dikenakan wanita itu.

Ia juga masih ingat kejadian sebulan setelah pertemuannya yang pertama
dengan kekasih sahabatnya itu. Saat itu, sahabatnya sedang dinas ke
luar kota, dan ia diminta untuk menjemput kekasihnya yang baru pulang
dari Australia di bandara. Sesampainya di rumah wanita itu, ternyata
kunci rumahnya hilang dan si wanita harus mencari tempat untuk
menginap sementara. Singkat cerita, keesokan paginya mereka berdua
bangun di tempat tidur yang sama. Tentu saja ini adalah sebuah
rahasia, sahabatnya tidak boleh tahu.

Namun, satu rahasia kotor itu kemudian menjadi dua, tiga, empat, dan
kini sudah tak terhitung lagi.

Suatu hari sahabatnya itu datang kepadanya dengan wajah yang
berseri-seri. Lamarannya diterima oleh si wanita. Si pria tidak sampai
hati untuk mengungkapkan segalanya. Maka ia harus memandang sahabatnya
mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahannya dengan seorang wanita
yang pernah ada di tempat tidurnya.

Wanita itu kini sudah berdiri di sebelah sahabatnya. Sebentar lagi
mereka akan mengucapkan sumpah dan kemudian mereka akan menjadi suami
istri untuk selamanya.

Dia akan menjadi suamimu. Akankah dia tahu?

Semalam si pria itu tidak bisa tidur. Ia hanya bisa memandangi
langit-langit kamarnya. Ia merasa bersalah pada sahabatnya. Ia sudah
mengkhianatinya. Namun ia juga tidak bisa mengelak dari kenyataan
bahwa ia menikmati semuanya. Wanita itu begitu cantik, dan menjadi
lebih cantik di kegelapan.

Saat sedang melamun itulah ia mendengar pintu rumahnya diketuk. Wanita
itu sedang berdiri di luar ketika si pria membukakan pintu.

“John,” katanya, “besok aku menikah.”

Si pria berjanji pada dirinya sendiri, Ini yang terakhir. Maka di
sanalah ia, mengkhianati sahabatnya lagi di malam pernikahannya.

Kini, mempelai wanita dan mempelai pria mengucapkan janjinya. Dan
resmilah mereka menjadi suami istri. Lalu, untuk pertama kalinya
selama prosesi pernikahan itu, si wanita memandangnya.

Si pria membalas pandangannya. Apakah suamimu tahu?

***

"Does he, does he know the way I worship our love?
Does your husband know the way that the sunshine gleams from your wedding band?
But I will never end up like him."
- Fall Out Boy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!