Oleh Pras Tyo
Ketika malam hening senyap, aku hanya berdialog dengan sunyi tentang isi hatiku. Tentang bagaimana aku hidup serta orang-orang yang ada disekitarku. Sungguh suatu malam yang berkesan bagiku telah bertatap muka dengan sunyi. Kulihat dilangit malam sebuah sinar jatuh tepat di antara lelapku, meniadakan yang sementara untuk berganti berdialog dengan sang malaikat. Ya terkadang malaikat terlihat terjatuh dari langit menuju yang berhak untuk dituju, tetapi dari yang dituju tersebut muncul masing-masing dari kategori masalah yang akan ditangani oleh malaikat. Kembali kedalam lelapku yang bersiap berdialog dengan malaikat. Meniadakan rasa dunia dan materi di dalamnya, hanya hati yang menjadi juru bicara nanti. Terwujud sebagai sosok yang tampan dan bercahaya, kamipun berdialog dengan sangat bersahabat seperti persahabatan siang dan malam, saling bertanya dan menanyai. “Assalamualaikum salamku” “walaikumsalam jawab malaikat. Segera aku lontarkan satu pertanyaan, “mengapa ada siang dan malam?” tanyaku, “karena setiap bagian pastilah diberikan berpasang-pasangan, demikian pula siang dan malam, mereka saling berkaitan, jawab malaikat. Begitulah setelah selesai berdialog kamipun bersalaman. Norma kemanusiaan yang terkandung dalam kehidupan di dunia berdampingan dengan manusia sebagai makhluk yang sosial. Manusia sebagai makhluk yang beradab juga mematuhi norma –norma tersebut tetapi belum bisa seratus persen dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya malaikat disampingku seakan menjadi pengawas prisai untuk setiap aku melangkah di kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!