Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 12 Maret 2011

Air Cinta

Oleh Ninda Syahfi (@nindasyahfi)


Ini bulan Agustus, tepat delapan bulan 15 hari sudah, aku berada di perutmu. Ah! Sudah tidak sabar rasanya bertemu ayah, dan nenek. Aku ingin suara tangisanku terdengar. Aku ingin merepotkanmu di dunia nyata. Tenang, aku akan membantumu sekuat tenaga. Aku akan berusaha keras keluar dari sini. Hanya tinggal menunggu ketubanmu pecah, dan sesaat kita akan bertemu. Kita akan bergembira bersama.

Terima kasih atas pecahnya air ketubanmu, Ibu.

Satu jam lalu aku masih berada di perutmu, tapi sekarang aku sudah berada di pangkuanmu. Aku haus, dan aku tahu harus apa; menemukan air susumu. Air pertama, terlezat, dan tersehat untukku. Air yang akan menjadi minumam favoritku hingga dua tahun ke depan. Air yang akan membuatku pintar, sehat, dan membanggakan.

Terima kasih atas luapan air susumu, Ibu.

Dua proses itu aku alami 25 tahun silam. Sekarang aku sudah menjadi seorang wanita dewasa, dan seorang istri. Aku bahagia karena aku akan menjadi calon ibu; ibu sepertimu. Aku ingin kau cepat menghentikan tangis harumu. Aku tidak sanggup menegakkan kepalaku selama isakkan itu masih terdengar. Aku tahu kau bangga. Aku tahu kau bahagia. Semua terlihat dari aliran air mata beningmu. Mohon relakan aku diimami imam baru. Aku tidak akan pergi jauh, doamu pasti menyertaiku.

Terima kasih atas tetesan air matamu, Ibu.

Terima kasih atas semua air berkahmu, Rumah Rahimku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!