Oleh Riezky Oktorawaty ( @riezkylibra80 )
Salimah bolak balik tak tentu tujuan. Dia panik, sang Bapak masuk Rumah Sakit. Kecelakaan motor tadi pagi membuat semua mimpinya porak poranda.
“Nduk.. “
“Iya Pak,” sahut Salimah mendekati dipan.
“Kamu masih ingat tho, janjimu ke Bapak..”
“Masih kok Pak..” jawab Salimah lemas.
Obrolan singkat Salimah dan Bapak sebelum akhirnya Bapak tak sadarkan diri.
Seminggu yang lalu Salimah lulus SMU, demi merajut mimpi, dia menyampaikan keinginan nya kepada sang Bapak. Ya.. Mimpi Salimah sederhana, dia hanya ingin menjadi TKI, agar bisa menyenangkan hati Bapak. Semenjak kepergian Ibu, Salimah sangat bergantung pada Bapak, karena itu dia ingin membalas budi.
Namun Bapak tidak menyetujui keinginan keinginan Salimah. Bapak hanya menginginkan Salimah untuk menikah. Tekad Salimah sangat kuat, dia tetap kokoh pendirian, pergi ke Malaysia menjadi TKI.
“Aku pingin kuliah Pak, makanya aku jadi TKI aja, biar cepet dapet duit” minta Salimah pada Bapak.
“Ya sudah, Bapak tahu, kamu tidak mungkin bisa Bapak larang…, tapi.. Bapak punya syarat..”
“Apa itu Pak, Insyaallah Salimah bisa penuhi sebelum berangkat ke Malaysia..”
“Bapak Cuma kasih kamu waktu 2 tahun saja ya nduk, setelah itu kamu harus pulang, nemenin Bapak disini, di kampung ini..” pinta Bapak.
“Terimakasih ya Pak, Salimah janji, setelah 2 tahun Salimah pulang ke sini, kuliah di sini..” sanggup Salimah sambil memeluk Bapak.
Tapi semuanya porak poranda, keberangkatan ke Malaysia yang sudah disiapkan sebelum kelulusan nya, gagal. Bapak kecelakaan motor, dan kondisinya parah. Dokter yang merawat Bapak, angkat tangan.
“Dok.. bagaimana Bapak saya..”
“Maaf.. semuanya tergantung kehendak Tuhan, Kami telah berusaha semaksimal mungkin.” Jawab Dokter.
Salimah kebingungan, apa yang harus dia lakukan, dia tak punya lagi sanak saudara, hanya Bapak seorang. Salimah teringat permintaan Bapak, yaa.. pernikahan. Deadline pernikahan Salimah bukan 2 tahun, melainkan hanya dalam hitungan hari atau bahkan jam. Siapapun tak akan pernah tahu kehendak Tuhan.
Aku Harus Nikah! Kata-kata ini lah yang ada di benak Salimah. Salimah tidak ingin mengecewakan Bapak. Salimah sangat menyayangi dan mencintai Bapak.
Salimah membuka koran dan melihat iklan Biro Jodoh. Salimahpun mempunyai ide untuk memasang iklan Jodoh buat nya.
Salimah, Gadis, 18tahun, Islam, SEGERA MENIKAH! Aku tidak ingin menjadi anak durhaka, Aku ingin membahagiakan Bapak yang terbaring di Rumah Sakit karena kecelakaan, Aku membutuhkan pria serius, Waliku yaitu Bapak ku, umur beliau hanya hitungan hari atau bahkan jam, Aku tak tahu lagi. Berminat, hubungi RS. Pelita Hati.
Sehari setelah iklan terpasang, kondisi Bapak tak jua membaik, Salimah semakin panik. Dimanakah calon suamiku? Aku harus nikah! Hanya kata-kata ini saja yang bergelayut di benak Salimah
Pintu kamar terbuka pelan, Dokter bersama suster, hendak melakukan pemeriksaan rutin. Saat sang suster selesai dengan tugas nya dan meninggalkan kamar, Dokter belum juga beranjak dari situ.
“Maaf.. apa ini kamu yang memasang iklan jodoh..” tanya Dokter sambil menyodorkan koran kepada Salimah.
“Iya, Dok, itu saya, saya punya janji sama Bapak, saya harus nikah..” jawab Salimah menahan tangis.
“Menikahlah dengan saya, kamu bersedia..”
Salimah terdiam terpaku dan tak percaya yang dia dengar, Dokter ini tidak hanya baik dan ramah, melainkan juga tampan. Seindah inikah jodohku, Tuhan. Dokter mendekati dipan Bapak dan membisikkan kata ke telinga Bapak. Salimah tak pernah tahu apa yang dibisikan Dokter kepada Bapak.
Hari ini adalah hari pernikahan, Bapak sebagai Wali pun belum mampu menikahkan Salimah. Penghulu lah yang menikahkan Salimah dan Dokter.
Seminggu setelah pernikahan, dan sekaligus hari ini juga selamatan 7 hari meninggalnya Bapak. Salimah ikhlas dengan keputusan Tuhan. Namun dia masih penasaran, apa kata-kata yang dibisikkan Dokter kepad Bapak.
“Mas, saya penasaran, apa yang Mas bisikkan ke Bapak waktu itu..”
Dokter pun menjawab peryanyaan Salimah dengan membisiki telinga Salimah, dan membuat Salimah tersenyum simpul, dan haru.
Pak.., ijinkan saya menikahi putri Bapak, saya ingin menjadi jawaban Deadline putri Bapak ke Bapak. Menikahinya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!