Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 06 Maret 2011

Pesan Rindu Untuk Ratu Jiwaku

Oleh: @Hendiperdana‏

Pernah suatu ketika aku merasakan jiwaku yang penuh tawa. Tawa riang yang menghiasiku relung jiwaku. Tapi entah sejak perpisahan itu, ornamen hiasan jiwaku nampak pergi dengan sendirinya. Saat aku merasa semua itu tak ada lagi, haruskah ku akui bahwa jiwa ini merasa sepi.
Aku kadang berkunjung menuju relung-relung jiwaku, kutapaki jalannya pelan, walau berbatu tapi semuanya membentuk jalan yang indah. Relung jiwaku dihiasi oleh pohon-pohon kenangan yang berdiri tegak di sisi jalan. Tiap-tiap dari pohon itu seolah menceritakan ceritanya masing-masing. Ya, cerita itu masih didominasi oleh cerita cinta. Tak ubahnya bagai pohon yang sedang jatuh cinta. Tapi bagaimana pun dia tetaplah pohon kenangan yang merefleksikan kenangan sang pemilik jiwa. Yang kutuju adalah istana utama jiwaku yang sudah tidak jauh lagi, tak sabar hati ini untuk melihat cantiknya paras sang ratu jiwaku. Paras manis dengan senyuman yang sangat indah membuat setiap rakyat-rakyat penduduk jiwaku tak pernah berhenti menyebut namanya. Namun sayang, sejak perpisahan itu, ratu jiwaku bagai tertidur tanpa pernah terbangun, semua keceriaannya tersedot oleh pekatnya kebenciannya terhadapku. Ratuku ini tertidur tak pernah sadarkan diri.
Mencoba mengingat apa yang terjadi selama ini tepat sebelum perpisahan itu terjadi, saat aku masih bisa melihat langsung senyumannya sungguh hangat kurasakan. Senyumnya begitu mendamaikan hati. Ratuku ini selalu memancarkan keceriaan dalam jiwaku. Ingin sekali aku membisikkan sesuatu padanya. Walau mungkin ia tak akan sudi mendengar bisikanku.
Aku beranikan diri untuk memasuki istana jiwaku dan mencoba untuk nekat agar dapat bertemu dengan ratu yang tertidur tak sadarkan diri. Yang energinya adalah kehidupanku, yang nafasnya adalah kekuatanku, yang senyumannya adalah penawar racun kehidupanku. Ingin aku berdiri dan membisikkan sesuatu pada ratu jiwaku sebuah kata “ Hai ratu yang agung, jiwa ini sepi tanpa dirimu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!