Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Rabu, 30 Maret 2011

Malam Tahun Baru

oleh: Bintang (@bintangioustar)



Langit malam ini begitu cerah, diterangi dengan sinar bulan yang bulat menggantung di awan, juga kerlipan bintang-bintang. Sebentar lagi pergantian tahun akan tiba. Aku merasa damai berada di sini, di pantai yang sepi tanpa orang-orang yang hura-hura merayakan malam pergantian tahun. Deru ombak sangat menenangkan hatiku. Tak ada yang lebih indah, selain menikmati malam tahun baru jauh dari keramaian.

Seandainya saja dia ada bersamaku di sini. Mungkin malam ini akan terasa lebih indah. Menanti pergantian tahun dengan kekasih, di pantai yang indah dan sepi ini, uhhh romantis! Tapi kini aku dan dia sudah berbeda. Mungkin saat ini dia sedang asyik menanti pergantian tahun dengan kekasihnya.

Masih satu jam lagi, lebih baik aku menuliskan apa yang menjadi targetku di tahun mendatang. Ketika orang-orang sudah dari jauh-jauh hari merancangnya, aku justru baru ingat sekarang. Tapi aku pikir merancang target seperti ini tidaklah terlalu penting, yang terpenting adalah niat dan kemauan yang keras untuk mewujudkannya. Ya, aku rasa aku ingin berbeda dari tahun sebelumnya. Maka dalam buku itu kutulis dengan huruf besar semua BERBEDA.

Aku juga heran, kenapa aku harus menulis kata “berbeda” dalam resolusi tahun baru ini. Memang, tahun baru kali ini sangatlah berbeda. Tak ada dia di sisiku, membawa kartu ucapan selamat untuk tahun baru juga untuk ulang tahunku. Tahun baru kali ini, harus kuisi dengan kesendirian dan luka masa lalu. Angin pantai berhembus kencang. Aku memikirkannya dan aku mengharapkan dia ada bersamaku di sini.

Tiba-tiba aku teringat dengan sebait lirik lagu simfoni hitam dari sherina

“Malam sunyi kuimpikanmu, Kulukiskan cita bersama, Namun selalu aku bertanya,Adakah aku di mimpimu”

Oh Tuhan, ini Semuanya tentang perasaan. Bagaimana semua tentangnya selalu membayangi dan hadir dalam setiap derap langkahku. Banyak pertanyaan yang hinggap dalam benak dan pikiranku apakah dia merasakannya juga, dalam mimpinya, dalam hatinya dan dalam rindunya. Dan mengapa sepertinya kenyataan yang berbicara bahwa tak bisa memilikinya, menyentuh hatinya. Lirik ini begitu dalam. Suara kembang api menggelegar memekakan telinga. Kulihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 00.00. pergantian tahun pun tiba. Aku menunduk memanjatkan doa pada yang Maha Esa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!