Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 18 Maret 2011

Namaku Yellow

Oleh: Riezky Oktorawaty (@riezkylibra80)
http://riezkyoktorawaty.wordpress.com

Tubuh kuningku kedinginan. Ya, tubuhku kehujanan. Walau begitu aku masih merasakan sedikit kehangatan. Tuanku, menceritakan kebahagiaan. Hari ini, putri kesayangannya akan datang dari Malaysia. Putri kebanggannya, yang mendapatkan beasiswa. Tuanku bangga, anak sopir taksi pun mampu meraih cita-citanya. Dokter, itulah cita-cita putri tuanku.
Hari masih sangat pagi, tuanku belum mendapatkan penumpang, apa kerena hujan, membuat orang-orang malas keluar rumah, padahal ini hari Jumat, masih hari kerja kan. Tubuhku tak hanya basah, lumpur pun sedikit mengotori tubuh kuningku, nama yang kubanggakan pun tertutup oleh lumpur. Hujan yang begitu deras atau jalan raya beraspal berubah menjadi jalan tanah. Sepertinya jalanan ini perlu di aspal lagi.
Asik, ada penumpang yang menghentikanku. Seorang wanita, sepagi ini. Apa yang ada dipikiran tuanku yah, apakah sama denganku. Tuanku menghentikan lajuku. Aroma menyengat merasuk dalam tubuhku. Parfum kualitas rendah, alkohol lebih berasa ketimbang aroma parfum, atau karena wanita ini kebanyakan alkohol. Entahlah, yang pasti mata wanita ini sayu. Tuanku pun segera mengantar wanita ini sesuai permintaannya, hotel, sepagi ini? Dering handphone mengagetkan lamunanku. Rona wajah wanita ini tiba-tiba berubah, lho, air mata. Ada apakah gerangan? Tuanku pun melihat di spion, ingin sepertinya tuanku mengajak bicara wanita ini. Ya, aku sangat mengenal tuanku, tuanku yang ramah.
“Putri saya, sedang di rumah sakit, hari ini adalah hari dimana dia harus di operasi,” wanita itu menjelaskan pada tuanku, seakan-akan ia tahu, mimik tanya di wajah tuanku.
“Maaf mbak, lalu kenapa mbak nggak menemani putri mbak,” tanya tuanku. Aku tahu apa yang ada di benak tuanku, dia tidak memanggil wanita ini dengan sebutan Bu, karena dia bisa menebak, wanita ini seumuran dengan putri kebanggaan tuanku.
“Saya harus cari uang, Pak.” Jawab wanita ini.
Wanita ini mulai akrab dengan tuanku, rupanya dia menemukan seseorang yang bisa di ajak bicara. Terlihat dia menangggung semua beban ini sendiri. Wanita ini banting tulang mencari uang demi terlaksananya operasi jantung putri kecilnya. Operasi tidak dapat dilakukan bila wanita ini tidak menyiapkan biaya nya. Dan hari ini adalah hari yang dijadwalkan Dokter pada putri kecilnya.
Mata sayu, wajah pucat, dan tubuh kurus wanita ini tertutup oleh keteguhan dan kesabaran hatinya. Begitupun pagi ini, di hotel, dia akan menemui tamunya, tamu terakhirnya. Uang untuk biaya operasi, kurang satu tamu saja. Setelah itu, ia berjanji akan berhenti, dan merawat putri kecilnya. Ia juga bercerita, suami yang seharusnya ikut memikul beban derita, rela meninggalkannya setelah ‘menjual’ nya pada lelaki hidung belang. Semuanya demi biaya operasi putri kecilnya.
Tuanku iba mendengar cerita wanita ini, begitupula aku. Dan aku begitu terkejut saat tuanku berkata, “Saya bisa bantu biaya operasi putri mbak, mbak ngga perlu lagi melayani tamu di hotel itu, temani putri mbak, dia pasti sangat membutuhkan mbak disisinya,” kata tuanku menawarkan bantuan pada si wanita.
Wanita ini semakin tak bisa mengendalikan dirinya, dia menangis sejadi-jadinya. Tuanku menghentikan lajuku, dia pun mengajak wanita ini ke rumah sakit, dengan anggukan kepala dan sesenggukan, wanita ini menyetujui bantuan tuanku, dan akupun melaju menuju rumah sakit.
Tuanku lega telah memberi bantuan pada wanita itu, dia menceritakan bagaimana keadaan putri kecil wanita itu padaku. Tuanku tak hanya ramah, tapi dia juga berbudi luhur. Sebelum bertemu putri kebanggaan tuanku, aku dengan setia menemani tuanku mengantar mereka yang membutuhkan jasa taksi tuanku.
“Yellow..,” tuanku memanggilku. “Aku tak sabar ingin segera bertemu putriku?” kata tuanku padaku. Ya, namaku Yellow – Yellow Taxi.

1 komentar:

  1. wah sudut pandangnya unik ya :) kebayang kakek yang nyetir sambil ngobrol sama taksinya...

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!