oleh: Lina Lidia (@Lina_Lidia)
Aku hampir gila mencintaimu. Ya, mencintaimu dalam diam hingga kau pun tak pernah tahu. Tapi apalagi yang bisa kulakukan jika kegilaan itu justru yang membuatku bertahan hingga hari ini, detik ini. Saat itu aku hampir putus asa menunggumu. Menunggumu untuk menyatakan cintamu padaku. Lalu aku sadari di hatimu memang tidak ada aku, bahkan mungkin tak pernah terlintas sejenak pun dalam pikiranmu tentang aku.
Aku masih sering menatap punggungmu. Hanya itu yang kumampu, karena selalu tak sanggup aku menatap wajahmu, terlebih melihat pancaran binar matamu yang penuh pesona. Aku selalu kelu setiap bertemu denganmu, hingga menyapamu atau menyebut namamu pun aku tak mampu. Hanya dalam diam dan dalam do’aku tanpa henti kusebut namamu.
“Cinta, kok melamun? Bagaimana dengan proyek minggu lalu? Boleh kulihat report-nya?”
Itulah kalimat pertama dan terakhirmu untukku. Setelahnya bahkan kau tak punya waktu untuk menyapaku. Jangankan untuk itu, menatapku pun kau tak ada waktu. Kesibukanmu menangani proyek baru kantor kita membuatmua seakan hilang dan lenyap dari hari-hariku. Tapi, apakah kau tahu bahwa cintaku padamu tak pernah layu meski kau tak pernah membalas rasa cintaku?
Dan hari ini, aku masih terduduk lesu, lidahku kelu menatap pucat tubuhmu. Kau benar-benar hilang dariku, bukan hanya hilang dari hari-hariku karena kesibukanmu menangani proyek baru. Tapi kau benar-benar meninggalkanku selamanya, meninggalkan seluruh rasa cintaku yang rapat kusimpan darimu. Kau, terbaring kaku, berbalut putihnya kain kafan di hadapanku. Kecelakaan itu telah merenggutmu dariku. Membuatku semakin terluka dan tergugu. Kau meninggalkanku tanpa sempat kau tahu betapa aku mencintaimu.
Selepas usai pemakamanmu, aku masih di sini, terduduk lesu menatap pusaramu yang masih basah dan dipenuhi bunga-bunga. Mungkin orang-orang menganggapku gila, membelai lembut nisanmu dan mengajakmu bercerita tentang diriku.
Kenapa begitu cepat kau berlalu dari hidupku? Sedangkan aku masih tak mampu berbicara padamu, masih tak sanggup menolak segala pesonamu. Bahkan aku tak mampu untuk mengungkapkan isi hatiku. Tahukah kau bahwa aku sudah gila mencintaimu dan kini kau buat aku lebih gila karena meninggalkanku, menyiakan segenap cintaku untukmu.
Andai aku tahu begitu cepat kau kan tinggalkanku, akan kupaksa lidahku mengatakan betapa ku mencintaimu. Andai kutahu secepat ini kau pergi dariku, kan kutatap lekat-lekat wajahmu hingga semua pesonamu terekam sempurna dalam ingatan dan kenanganku. Andai kutahu begini akhir dari segenap rasaku, tak akan kubiarkan aku menggila karena mencintaimu. Tapi biar kita memadu cinta kita dan membangun cinta gila kita menjadi kisah abadi. Dimana aku bisa memilikimu dan selamanya aku milikmu, Cinta mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!