Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Rabu, 30 Maret 2011

Dare To be Different

oleh: @larissayuanita


Aku Sam, aku suka berfikir bahwa aku adalah anak buangan yang tak berguna sedikit pun. Sepertinya, orangtua ku membenci ku. Mereka selalu memukuliku sejak aku kecil. Kalau boleh memilih, aku lebih baik tak usah dilahirkan didunia ini saja. Toh, aku ini anak yang tak berguna. Aku selalu mendapat prestasi yang buruk. Talenta lainnya pun tak ada. Bukankah aku lebih baik mati saja? Tapi pikiran tak berguna itu telah aku bertemu seseorang yang telah mengubah hidupku. Aku bisa kenal dengannya karena waktu aku sedang menangis di bawah sebuah pohon di taman, dia menghampiriku. Kakek tua itu menanyakanku mengapa aku menangis. Lalu aku menjawab : “ Aku sedang meratapi diriku yang sudah selayaknya dibuang.” Kakek itu pun menjawab sambil mendekati dan duduk di sebelah aku. “Apakah kamu sudah berbakti pada orang tuamu?”. Aku terdiam sejenak dan menjawab: “Aku.... Hmm. Aku suka membantah mereka, karena mereka selalu memintaku dengan teriak-teriak. Dan jika aku tak mau, aku selalu di pukul dengan kemonceng di pantatku.” Kakek itu pun menjawab: “Kalau begitu, sekarang pulanglah, turuti apapun kemauan mereka. Karena kakek yakin, mereka melakukan itu semua demi kebaikan mu. Walaupun mereka melakukan nya dengan keras. Mungkin mereka berfikir, dengan memukuli mu, bisa membuat kamu sadar.Dan minta maaflah pada mereka. Aku tau, prestasimu di sekolah pasti tidak memuaskan, hormatilah dan patuhilah orangtuamu, aku yakin, dengan melakukan hal mulia itu, prestasi mu akan meningkat dengan sendirinya.” “ Tapi bagaimana mungkin? Aku sekarang membenci mereka.” “Coba dulu, kamu takkan tau sebelum kamu mencoba. Pulanglah.” Aku membelakangi kakek itu. Dan saat aku membalikkan badanku kearah kakek tadi duduk, dia menghilang. Aku kaget. Aku langsung kembali kerumah dengan berlari.

Sesampainya dirumah, aku langsung masuk ke kamar dan menghempaskan diri ke ranjang. Tak lama kemudian aku terjun ke dunia mimpi. Aku bermimpi, aku bertemu kakek tua itu. Kakek tua itu berkata : “Bangunlah nak, minta maaf lah ke kedua orangtua mu.”

Aku pun terbangun dari mimpi itu. Aku takut setengah mati. Aku langsung menghampiri kedua orangtuaku dan meminta maaf karena aku tidak pernah mendengarkan nasehat mereka, sekaligus berjanji akan menuruti apapun permintaan mereka. Mereka pun memelukku dan berkata: “Kami hanya ingin melihatmu bahagia di kemudian hari, dan mungkin cara kami memang salah. Kami juga minta maaf.”

Keesokkan harinya, aku membuka lembaran baru dalam hidupku, aku mengatur hari-hariku dengan baik dan hubungan aku dan orangtuaku semakin baik. Kini, aku mendapat prestasi yang baik.

Sejujurnya, aku masih bingung, siapakah kakek tua itu? Orang yang telah memberi nasehat yang langsung merubah hidupku ini. Aku baru sadar, mungkinkah itu Tuhan? Dia menegur aku disaat aku berada di jalan yang salah. Dia mengangkat aku disaat aku tak berdaya. Dari kejadian ini, aku menjadi pribadi yang berbeda. Tuhan telah mengubah hidupku. Aku menjadi sering berdoa mengucap syukur, hubungan aku dan orangtuaku pun membaik mereka tak pernah lagi memarahiku. Prestasiku di sekolah juga meningkat drastis. Kini aku dapat mengambil kesimpulan bahwa kita harus mencoba dulu sebelum mengeluarkan kata menyerah dan harus terus berkata-kata positif seperti “AKU BISA, AKUPASTI BISA” karena itu akan membangkitkan semangat yang telah patah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!