Oleh: @myturtlylife
Chara tergoda untuk meninggalkan segala keribetan urusan payung dan jaket hoodie di kamar kos; matahari sangat terik hari itu, dan toh dia hanya akan ke rumah sebelah menemui sahabat-karib-sejak-kecil / gebetan-sepanjang-masanya... Jonathan.
"Inilah hari di mana cinta sejati akhirnya menampakkan diri kepadaku," pikirnya sambil memakai T-shirt kesukaannya yg bertuliskan "I'm not perfect but I'm limited edition." Oh ya, Tiara berpikir Jonathan pasti sudah menyadari fakta itu, akhirnya, setelah hampir 10 tahun mereka berteman dekat! Buktinya, Jonathan mengajak dirinya bertemu berdua saja, dan bukannya beramai-ramai seperti biasa, dan menyuruhnya untuk merahasiakan hal ini... Kejutan, katanya.
Hellooo? Sepertinya itu bukanlah kejutan. Jonathan tidak pernah punya pacar selama ini, dan semua orang tahu alasannya - dia menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan cinta pada Tiara. Sambil bersenandung Tiara mengangkat ponselnya yang berdering - Jonathan menelepon.
"Alooohaaaaaaa..." sapanya penuh semangat.
"Ola!" jawab suara di seberang sana, "gue ada di perpus kampus nih, bisa ngga lu kemari?"
Love confession di tempat favoritnya di kampus! Tiara berjalan kaki sambil melayang - jarak perjalanan setengah jam dilaluinya dengan santai.
"Menit-menit terakhir masa jomblo," kata sebuah suara dalam hatinya. Tiara terkekeh.
--------------------------------------
Hari cerah, lalu hujan deras secara tiba-tiba. Kompleks kampus di pinggir kota empat-musim-sehari, Melbourne, setelah patah hati yang pertama.
Lesson #1: cinta dan cuaca Melbourne adalah sama pada hakekatnya - mereka tidak bisa diprediksi dan selalu mencari cara untuk menghancurkan kita!
"Sial sial sial sial sial," pikir Tiara sambil terus berusaha tersenyum, berpamitan pada Jonathan dan pacarnya. Bukan Jonathan, pacarnya. Tapi Jonathan DAN pacar pertamanya, yang dikenalkan kepadanya dengan malu-malu, dan itulah mengapa Tiara disuruh tutup mulut -- kelompok sahabat mereka di tempat kos punya kebiasaan untuk menjahili pacar baru siapapun habis-habisan.
Gigi Tiara mulai mengeluarkan suara gemeletuk. Tinggal berbalik, lalu berjalan santai seakan tidak ada bom yang baru saja meledak dalam dirinya. Seakan otaknya tidak baru saja kembali dari liburan sesaat dan mengamuk melihat kekacauan yang dibuat si hati. Pandangan matanya mulai berkabut, sebagian karena air mata, sebagian karena hujan deras yang tiba-tiba turun.
Lesson #2: jangan pernah menyerah pada godaan untuk tidak membawa payung.
Dilema. Masuk untuk berteduh, harus beramah-tamah sama dia-dan-pacarnya-yang-mulai-sekarang-tidak-akan-pernah-disebutkan-namanya. Jalan kaki, kehujanan dan pasti sakit.
Lalu tiba-tiba dia menangkap bayangan mobil berwarna kuning. Taksi. Di seberang jalan. Penyelamat hidup!
Dengan pandangan mata kabur karena air mata, hujan, dan tidak memakai kacamata (karena ingin make-up dan terlihat cantik saat menerima pernyataan cinta), Tiara yang saat itu sudah basah kuyup kehujanan membuka pintu depan dan duduk di samping supir taksi.
"Hi, sorry I'm soaking wet. I don't have my umbrella with me, so could you please drive me home? I live just a few blocks away from here," katanya kepada supir taksi yang tertegun.
Tiara mengucek matanya, menggunakan lengan bajunya untuk mengusap ingus, dan menyadari maskaranya luntur. Beberapa detik berlalu. Supir taksi itu tetap tidak merespons.
Heran, kedinginan, dan benar-benar ingin pulang, Tiara menoleh ke arah supir taksi itu. Dengan pandangan yang sudah lebih jelas, dia menyadari beberapa hal:
1. Supir taksinya super keren, seperti bintang film entah Taiwan / Korea / Jepang / Thailand.
2. Tidak ada peralatan taksi normal seperti argo, GPS, dan radio receiver.
3. Mobil VW Beetle kuning tidak sama dengan taksi. (Tiara mengenali bagian dalam mobilnya karena adiknya punya mobil yang sama)
4. Dia basah, kucel, baru saja melap ingus di lengan baju, dan kaos favoritnya transparan kalau basah.
"You're not a taxi driver, are you?" Tanya Tiara sambil meringis.
"No, I'm not," jawab Mr. X.
"This is not a taxi, is it?" Tanya Tiara lagi dengan bodohnya, sambil memeriksa bayangannya di pantulan kaca depan yang samar-samar. "Wet-look wet-look wet-look kaya artis di majalah please," batinnya mengiba kepada nasib. Dia lupa nasib juga suka kejam -- kenyataannya, dia terlihat seperti tikus bermaskara kecemplung got.
"No, it's my friend's car," jawab Mr. X, menyeringai.
"Sial!" Maki Tiara dengan suara rendah.
"Tapi gue Indo lho, and gue bakal anter lu pulang deh," kata cowok itu cengengesan, dan mulai menyetir mobil itu. (Giliran Tiara yang bengong)
"Alamat?"
Tiara menggumamkan alamatnya.
"Worth it?"
"Hmmm?"
"Siapapun itu yang lu tangisin."
Tiara diam, tidak menjawab selama beberapa menit.
"Gue rasa ngga," kata cowok itu mengambil kesimpulan.
Lalu mereka pun sampai, dan Tiara diam-diam menyesali fakta bahwa rumah kosnya amat sangat dekat dengan kampus.
"Makasih banyak," kata Tiara, bimbang apakah harus menanyakan nama penolongnya. Mungkin dia harus pakai taktik, seperti ingin mengganti biaya membersihkan kursi yang basah atau apalah... Tapi Tiara terkenal pen-ste (pentium setengah) dalam urusan siasat percintaan. Tak ada taktik yang terlintas di pikirannya.
Menghela nafas, dia berjalan menuju rumahnya, sangat ingin mandi dan makan es krim dan mendengarkan lagu sedih sambil menangis meraung-raung.
"Tunggu dulu," kata si cowok sambil mengejarnya, membawakan handphone Tiara.
"Nomor gue udah gue masukin, dan gue udah simpen nomor lu."
"Hah?" Mungkin ini halusinasi pasca putus cinta.
"Ntar malem sekitar jam 8 telepon gue kalo udah siap."
"Hah?"
"Butuh taksi lagi kan? Gue tau tempat es krim enak, cocok buat ngobatin patah hati."
Lesson #3: kadang semua kesialan yang kita alami bisa jadi jalan masuk untuk semua keberuntungan kita.
"Okay, Mr. Taxi Driver!"
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
(+) : diksinya keren, kejutannya oke, ide ceritanya asik..
BalasHapus(-) : sygnya sedikit ceritain ttg taksi, endingnya bisa ketebak kali ya?
Overall, nice story..:)
@mazmocool
awww super sweet!!! kapan ya bisa berada/ terjebak dalam situasi seperti di cerita ini? hehe...
BalasHapussebelumnya aku mau koreksi kecerobohan akibat buru-buru:
BalasHapus1. seharusnya nama karakter Tiara, bukan Chara.
2. sorry formatnya berantakan :P dan flow kurang bagus.
@mazmocool: makasih commentnya. aku pasti try better di cerita berikutnya. kenapa ya susah bikin yang ada awal-tengah-akhir cerita... lebih gampang bikin deskripsi seperti yg "Lili". harus banyak belajaar :)
@amalia achmad: sama dong, aku jg pengen :P andai aku bisa bilang ini pengalaman pribadi, tapi pengalaman pribadi aku sebatas sering salah masuk mobil orang... ga pernah ada yang supirnya kece. ;P