Oleh: Riezky Oktorawaty (@riezkylibra80)
http://riezkyoktorawaty.wordpress.com
Purnama demi purnama, tahun demi tahun, Luna yang terbiasa menghadapi hari indahnya, tiba-tiba mendadak panik. Ada yang beda dengan bentuk tubuhnya. Pakaian adatnya mendadak menyempit. Kain yang mengkerut atau tubuhnya yang mendadak gemuk?
Ia bolak-balik bercermin. Waktu seakan memburunya agar segera bersiap. Tuan Surya perlahan telah menuju peraduannya, Luna pun semakin panik. Apalagi seruan teman-teman Bintangnya agar segera tampil di hari indah ini, membuat Luna tak mampu berbuat apa-apa. Senja mendekati malam, terang bersiap diganti gelap. Ya, gelap, karena Luna belum muncul menggantikan Tuan Surya. Luna masih malu dengan bentuk tubuhnya, Luna masih belum percaya.
“Ada apa anakku Luna?” tanya bunda melihat kepanikan putri cantiknya.
“Bunda, ada apa dengan tubuhku, pakaian adat purnamaku tak muat lagi?’ jawab Luna dengan paniknya.
“Tenang anakku,” bunda mencoba menenangkan Luna.
“Tapi aku tak bisa tenang, Bunda,” ujar Luna semakin panik.
“Tuan Surya sebentar lagi menuju peraduannya, Bunda, aku takut tak ada cahaya di malam ini, bila aku tak segera bersiap,” lanjut Luna.
Bunda hanya bisa tersenyum melihat kepanikan dan kegalauan putri cantiknya, Luna. Bunda pun mengecup kening Luna, sekedar menenangkan.
“Selamat ulang tahun putri cantikku.” Kata Bunda sambil memeluk Luna.
Bunda melepas pelukan, sembari menunjukkan hadiah yang telah ia persiapkan 12 purnama yang lalu, untuk hari bahagia putri cantiknya. Ya, hari ulang tahun putri cantiknya yang ke-18. Bunda menghadiahi pakaian adat purnama untuk Luna. Pakaian yang lebih indah dengan ornamen bercahaya, dan tentunya dengan ukuran lebih besar dari biasanya. Bunda pun meminta Luna segera berganti pakaian.
“Bunda, aku terlihat lebih cantik daripada purnama-purnama sebelumnya. Pakaian ini buat aku lebih bercahaya, terimakasih Bunda.” Luna memeluk Bunda, seraya takjub dengan perubahan dirinya di malam istimewanya ini, hari ulang tahun yang Ia lupakan.
“Ingat ya nduk, nantinya setelah ini, tiap 18 tahun sekali, kamu akan mengalami purnama ini, purnama terindah, dan jangan kaget kalau kamu tiba-tiba mendadak gemuk” pesan Bunda kepada Luna seraya mencubit pipi Luna gemas.
Luna pun segera menemani Bintang. Tampil indah di malam hari ini. Ombak di lautan pun ikut menyambut Luna dengan ombak terindah – sosok ombak yang ditakuti para nelayan bumi.
Malam ini adalah malam dengan purnama terindah, supermoon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!